Perspektif Wanita: Kecurigaan Berdasarkan Apa yang Mereka Lihat

Dari banyaknya kasus perselingkuhan yang diunggah ke media sosial, tanpa disadari telah membawa dampak pada psikologi masyarakat. Hal ini mengubah ...

Perkembangan teknologi memang tidak dapat dihindari. Pada era sekarang semua hal selalu berhubungan dengan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi tentu dirasakan setiap elemen masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua harus bisa beradaptasi dengan pesatnya perkembangan ini.

Berbicara mengenai teknologi, tentunya tidak terlepas dari salah satu elemen di dalamnya, yaitu media sosial. Penggunaan media sosial sangat meningkat pesat.

Berdasarkan data We Are Social, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet terbesar secara global, yaitu mencapai 212,9 juta atau dengan presentasi 77,0%. Dengan data tersebut total pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2023 setara dengan 60,4% dari populasi. Melansir data tersebut, tentu lebih dari sebagian warga masyarakat Indonesia menggunakan media sosial.

Meningkatnya penggunaan media sosial tentu memberikan dampak yang dapat dirasakan masyarakat. Masyarkat menjadi lebih mudah dalam mengetahui informasi dari dalam negeri, bahkan dari luar negeri. Dampak positif yang lain yaitu menjadi lebih mudah dalam memperluas relasi pertemanan, mencari pekerjaan lewat internet, dan masih banyak lagi.

Namun, di sisi lain tentu terdapat juga dampak negatifnya. Kita tidak dapat mengetahui informasi yang dimuat adalah informasi yang kredibel atau tidak. Maraknya penyebaran berita hoax juga dampak adanya peningkatan media sosial.

Selain itu, kita dapat mengunggah semua berita tanpa terkecuali, seperti yang sedang marak terjadi yaitu ditemukannya banyak kasus perselingkuhan di media sosial.

Perspektif Wanita

Maraknya kasus perselingkuhan yang diunggah ke media sosial seolah menjadi hal yang wajar untuk dikonsumsi publik. Hal ini dapat menggiring opini masyarakat untuk lebih waspada. Namun, terkadang kewaspadaan ini justru mengarah pada hal yang negatif. Sering kali kewaspadaan menimbulkan rasa curiga berlebih dengan menyamaratakan golongan tertentu.

Akhir-akhir ini, terkuak kasus perselingkuhan seorang pilot dengan pramugari pada sebuah maskapai penerbangan yang sama. Kasus ini mulai ramai ketika sang istri mengunggah bukti perselingkuhan di akun media sosialnya. Bukti perselingkuhan itu ia dapatkan dari pesan pada aplikasi Discord milik suaminya. 

Terkuaknya bukti tersebut membuat stigma perselingkuhan melalui aplikasi muncul kembali, setelah kita mengetahui dari aplikasi lainnya yang pernah menjadi trending di ranah hubungan. Stigma buruk inilah yang menjadikan seorang wanita mulai menjadi lebih overprotective kepada pasangannya yang membuat pasangannya biasanya menjadi tidak nyaman.

Pengaruh teknologi yang semakin berkembang memang membutuhkan seleksi yang lebih ketat dalam menyerap informasi yang disajikan. Jika setiap informasi yang tersedia langsung diterima akan berbahaya bagi diri kita. Hal ini dikarenakan belum tentu semua informasi yang disajikan sesuai fakta, bahkan beberapa konten di media sosial dapat menggiring opini kita untuk berpikir bahkan melakukan sesuatu.

Dari banyaknya kasus perselingkuhan yang diunggah ke media sosial, tanpa disadari telah membawa dampak pada psikologi masyarakat. Hal ini mengubah kebiasaan masyarakat menjadi lebih waspada bahkan mengarah pada sifat yang posesif terhadap pasangannya. Jika semakin berkelanjutan maka kewaspadaan ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap pasangannya. Sikap ini berawal dari pemikiran untuk menyamaratakan golongan tertentu. Padahal kenyataannya setiap individu memiliki sifat yang berbeda-beda. Jadi, generalisasi terhadap suatu gender pada beberapa hal tertentu tidak dapat dibenarkan.

Dapat dipercaya atau tidaknya seseorang tergantung pada komitmennya terhadap hubungan tersebut. Kewaspadaan yang berlebih justru akan membuat pasangan kita merasa terkekang dan tidak dipercaya.

Maka di sinilah kebijakan dalam bersikap perlu ditingkatkan agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Jangan sampai pikiran kita tergiring oleh opini publik terhadap sesuatu yang hanya dilihat dari satu sudut pandang. Pandanglah suatu hal dari segi positif dan negatif agar tidak mudah terjerumus dengan pemberitaan di media sosial sehingga menimbulkan masalah pada kehidupan nyata.

Anna Nur Jannah

Biodata Penulis:

Anna Nur Jannah lahir pada tanggal 18 November 2004 di Blitar. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.