Streotip vs Fakta: Si Anak Tunggal

Kamu anak tunggal? Apakah kamu berbeda dengan anak pertama, tengah, dan bungsu? Apa benar kamu harus dituruti keinginannya, mandiri, kesepian, ...

Anak tunggal merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki saudara kandung. Seseorang tersebut tumbuh tanpa kakak atau adik sama sekali. Status sebagai anak tunggal membawa stereotip tersendiri kepada anak tunggal.

Kamu anak tunggal? Apakah kamu berbeda dengan anak pertama, tengah, dan bungsu? Apa benar kamu harus dituruti keinginannya, mandiri, kesepian, susah bergaul, dan si paling pewaris tahta satu-satunya? Apakah stereotip masyarakat mengenai kamu itu benar?

1. Anak Tunggal Pasti Harus Dituruti Keinginannya

Masyarakat selalu berpikir kalau anak tunggal pasti harus dituruti keinginannya. Kalau dipikir siapa yang tidak mau dituruti keinginannya? Anak pertama, tengah, sampai bungsu pun pasti mau juga kan dituruti keinginannya?

Anak tunggal memang pasti dituruti keinginannya oleh orang tuanya. Tetapi ada perjuangan tersendiri juga untuk mendapatkannya. Karena tidak semua dapat dengan gratis. Namun, terkadang kita sebagai anak tunggal bisa dapat yang kita mau dengan cuma-cuma.

Contohnya saat kita sebagai anak kecil menginginkan sebuah mainan. Kita pasti langsung dibelikan mainan oleh orang tua. Namun, bila nilai pelajaran di sekolah menurun orang tua kita tidak akan membelikan mainan begitu saja.

2. Dari Kecil Sendiri, Pasti Mandiri

Apa tanggapanmu anak tunggal kalau ada yang bilang “Kalau dari kecil apa-apa sendiri pasti besarnya mandiri.” Benar atau tidak? Sebenarnya mandiri juga tergantung didikan orang tua. Anak pertama, tengah, atau bungsu pun kalau didik mandiri pasti akan tumbuh menjadi anak mandiri.

Si Anak Tunggal

Kebanyakan anak tunggal memanglah mandiri. Karena dari kecil tidak memiliki sandaran selain orang tua. Namun, bukan berarti anak tunggal tidak membutuhkan bantuan sama sekali. Kita sebagai anak tunggal tetap membutuhkan bantuan orang lain. Tetapi, kita tidak mudah percaya terhadap orang lain dan lebih percaya dengan kemampuan diri sendiri.

Jadi anak tunggal akan meminta bantuan orang lain kalau sudah mendesak saja. Tidak heran kalau masyarakat berpikir kalau anak tunggal itu mandiri.

3. Tidak Ada Saudara Pasti Kesepian

“Tumbuh tanpa saudara dari kecil pasti merasa kesepian.”

“Walau memiliki apapun dan semua permintaan dituruti pasti tetap saja kadang merasa kesepian, kan?”

Ya, begitulah kata-kata yang terkadang anak tunggal dengar. Mungkin ketika masih kecil kita pernah meminta seorang adik kepada orang tua. Bisa jadi itu juga rasa kesepian kita masih anak-anak. Tetapi setelah tumbuh besar kita tidak merasa begitu kesepian dan baik-baik saja.

Rasa kesepian anak tunggal memang terkadang muncul dan itu tidak menjadi perasaan yang berkepanjangan. Perasaan tersebut dapat hilang kalau berbicara dengan orang tua, bermain dengan teman, jajan, dan aktivitas lainnya.

4. Susah Bersosialisasi Katanya

Susah atau mudahnya seseorang untuk bersosialisasi itu tergantung orangnya. Walau dari kecil tidak memiliki saudara bukan berarti tidak dapat bersosialisasi sama sekali. Malahan sering sekali kita jumpai anak tunggal, tengah, atau bungsu yang susah bersosialisasi.

Faktanya banyak anak tunggal yang mudah bersosialisasi dengan orang lain hingga memiliki banyak teman. Tetapi banyak juga anak tunggal yang lebih memilih menutup diri dan tidak memiliki kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Semua tergantung pilihan pribadi, didikan orang tua, dan lingkungannya.

5. Anak Tunggal Kaya Raya Pasti Pewaris Tahta

Sering sekali kita mendengar istilah “anak tunggal kaya raya” setelah kita mengatakan bahwa kita anak tunggal. Dalam hati spontan mengucapkan 'amin'.

Tidak semua anak tunggal terlahir dari keluarga crazy rich, tetapi kita selalu bersyukur tentang kondisi kita masing-masing.

Banyak masyarakat berpikir bahwa kita adalah pewaris tahta keluarga satu-satunya. Tetapi tidak banyak yang berpikir bahwa kita sebagai anak tunggal adalah harapan satu-satunya keluarga juga.

Kita mungkin akan mendapatkan apapun ke depannya, tetapi kita juga yang menanggung harapan serta cita-cita orang tua dan diri sendiri.

Keluarga memberikan apapun untuk kita dari segi kasih sayang, finansial, dan sebagainya. Namun, kita juga harus memberikan timbal balik yang setidaknya memuaskan. Apa yang diberikan orang tua memang sampai kapanpun memang tidak pernah bisa kita balas. Setidaknya kita sebagai anak satu-satunya dapat membanggakan mereka.

Orang tua memang tidak pernah menuntut seperti itu. Tetapi sebagai anak yang sudah diberi apakah kita akan terus bergantung dengan orang tua terus dan tidak membanggakannya? Begitulah yang ada dipikiran anak tunggal.

Kalau ada yang bertanya “Senang atau tidak menjadi anak tunggal?” “Bagaimana rasanya jadi anak tunggal?” Jawabannya pasti menyenangkan dan selalu bersyukur.

Walaupun banyak stereotip masyarakat yang keliru, tetap saja itu tidak perlu menjadi masalah besar. Karena anak pertama, tengah, dan bungsu juga ada stereotipnya sendiri. Stereotip tentang anak tunggal pun tidak sepenuhnya negatif dan terkadang tergantung pribadi setiap anak tunggal.

Tidak semua stereotip anak tunggal adalah fakta. Namun, beberapa stereotip anak tunggal ada yang merupakan fakta. Alasannya yaitu semua tergantung pribadi dan lingkungan si anak tunggal. Tetapi yang pasti anak tunggal hanya butuh untuk dipahami, bukan malah disalahpahami.

Biodata Penulis:

Adinda Shakiera Prameswari saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.