Puisi: Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan (Karya Sarifah Aini)

Puisi "Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan" menggambarkan perjalanan emosional yang rumit dalam menghadapi cinta dan kehidupan.
Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan


Dulu aku berpikir, yang tulus lah yang akan menjadi pemenang dalam urusan hati, nyatanya tidak. Justru aku harus mengalah dengan perasaanku sendiri.

Mencintai tidak harus sesakit ini; berjuang sendiri, terluka pun sendiri. Dan ketika semua telah menjadi tawar, pasrah mungkin menjadi jalan keluar. Bukan menyerah, hanya saja aku merasa lelah jika harus bertahan namun tak pernah dipedulikan.

Katanya, mencintai paling ikhlas itu yang setiap kalimatnya dibalut seperangkat doa. Jadi, kubiarkan baitnya tetap tanpa nama. Sebab Tuhan tahu, hatiku maunya siapa.

Bondowoso, 3 Desember 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan" karya Sarifah Aini merangkum perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi perasaan cinta yang rumit. Puisi ini menyentuh tema keikhlasan, kelelahan, dan ketidakpastian dalam sebuah hubungan.

Perspektif tentang Cinta: Puisi mencerminkan perubahan perspektif terhadap cinta dari waktu ke waktu. Dari keyakinan awal bahwa cinta tulus akan memenangkan segalanya, hingga menyadari bahwa tidak selamanya yang terbaik adalah bertahan.

Konflik Batin dan Pengorbanan: Penyair mengeksplorasi konflik batin antara mengikuti perasaan dan pengorbanan yang diberikan. Ketidakpastian dan kelelahan muncul saat mencintai tanpa mendapatkan dukungan yang sepadan.

Mengalah dan Pasrah: Puisi menyiratkan perasaan mengalah dan pasrah sebagai bentuk kebijaksanaan dalam menghadapi kenyataan cinta yang tak selamanya sesuai dengan harapan. Ini mencerminkan suatu bentuk penerimaan terhadap takdir.

Keikhlasan vs Kehendak Sendiri:  Tema keikhlasan muncul dalam puisi ini, namun dengan sentuhan ironi. Penyair menegaskan keinginan hati yang sejati, sementara tetap membungkusnya dalam ketidakpastian identitas agar hanya Tuhan yang mengetahuinya.

Penggunaan Doa dan Keputusan Tuhan: Penggunaan doa menciptakan nuansa spiritual dan keterhubungan dengan keputusan Tuhan dalam masalah cinta. Ini menggambarkan ketergantungan pada takdir dan kebijaksanaan-Nya.

Nama yang Dihilangkan: Pemilihan untuk tidak menyebutkan nama dalam bait terakhir menambah keumuman dan universalitas puisi. Ini memungkinkan pembaca untuk menempatkan diri mereka dalam situasi yang sama.

Kata-Kata Akhir yang Kuat: Penutup puisi dengan kalimat "Sebab Tuhan tahu, hatiku maunya siapa" memberikan kekuatan dan menunjukkan bahwa akhirnya keputusan terletak pada Tuhan, yang mengetahui yang terbaik untuk hati tersebut.

Puisi "Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan" menggambarkan perjalanan emosional yang rumit dalam menghadapi cinta dan kehidupan. Sarifah Aini dengan indah menyampaikan pesan tentang keikhlasan, ketidakpastian, dan ketergantungan pada takdir ilahi dalam ranah hubungan manusiawi.

Puisi
Puisi: Tak Selamanya yang Terbaik Adalah Bertahan
Karya: Sarifah Aini

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • BersilaAlam cintaku tidak berwatas,Tidak dipagar tembok rasa.Sukma melayang tinggi di atas,Tidak dipagar tembok rasa.Waktu mendesik melintas daku.Aku diam, duduk bersila.Hidup dan …
  • Kecapi O, Kekasih, dunia hiru-biru. Kita duduk berdua saja, terasing dari yang lain. Biarkan daku membunyikan kecapi dan berceriter…
  • Ke Pantai Ombak berdesir Di pantai pasir Suka lagu Dicium syamsyu Mari gerangan adindaku sayang Mendengar laut memuji cinta, Waktu datang buat terbayang, Kalau Laksmi m…
  • Angin O, angin, bawa keluhku bersama kau,         Melalui pegunungan hijau,         Kepada Dinda, &nbs…
  • Kembang Melati Aku menyusun kembang melati Di bawah bintang tengah malam, Buat menunjukkan betapa dalam Cinta kasih memasuki hati. Aku tidur menantikan pagi Dan mimpi …
  • Kasidah Cinta (Pak Muh, Sekarjalak, Pati) setundun pisang di tangan kekasih tidak ada hati yang tersisih lantaran cinta selalu gigih tanpa k…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.