Puisi: Schedule (Karya Ummi Sulis)

Puisi "Schedule" karya Ummi Sulis membahas konsep waktu, ekspektasi, dan hubungan manusia dengan takdir atau kehendak ilahi.
Schedule


Hari ini begini
Besok begini
Besoknya lagi begini
Kemudian begitu
Seterusnya begitu
Selanjutnya setelah begini, begitu
Hah ....
Ekspektasi dan schedule
Tercecer jauh
Ternyata satu persen itu milik-Mu setelah sembilanpuluh sembilannya milikku

Sungailiat, 23 Desember 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Schedule" karya Ummi Sulis merangkum dalam kata-kata yang singkat namun sarat dengan makna filosofis. Puisi ini membahas konsep waktu, ekspektasi, dan hubungan manusia dengan takdir atau kehendak ilahi.

Penjabaran Waktu yang Terjadwal: Dalam tiga baris awal, puisi ini menggambarkan repetisi dan keteraturan yang melekat pada konsep waktu. "Hari ini begini, besok begini, besoknya lagi begini" memberikan gambaran pola rutinitas yang terstruktur dan diatur dengan jelas.

Ketidakpastian dan Perubahan: Baris selanjutnya, "Kemudian begitu, seterusnya begitu, selanjutnya setelah begini, begitu," mengindikasikan adanya ketidakpastian dan perubahan yang mungkin terjadi dalam hidup, meskipun awalnya terdapat pola yang terjadwal.

Reaksi Emosional Melalui "Hah ....": "Hah ...." yang disisipkan menunjukkan reaksi emosional terhadap perubahan atau ketidakpastian yang mungkin muncul. Pemilihan kata ini memberikan nuansa perasaan atau kejutan terhadap apa yang terjadi.

Ekspektasi dan Schedule yang Tercecer Jauh: Ekspektasi dan schedule yang "tercecer jauh" mencerminkan bahwa terkadang harapan dan rencana yang telah dibuat tidak selalu terwujud sesuai dengan yang diinginkan. Ini menciptakan kontras antara harapan dan kenyataan.

Pemahaman akan Keterbatasan Manusia dan Takdir Ilahi: Baris penutup, "Ternyata satu persen itu milik-Mu setelah sembilan puluh sembilan milikku," menyampaikan pemahaman bahwa, pada akhirnya, manusia hanya memiliki kendali terbatas atas nasib dan waktu. Pemilihan persentase (satu persen) menekankan ketidakpastian dan keterbatasan manusia dibandingkan dengan kehendak ilahi.

Puisi "Schedule" merangkum konsep waktu dan ekspektasi manusia dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ummi Sulis menyoroti keterbatasan manusia dalam mengendalikan jalan hidupnya, dan bahwa pada akhirnya, segala sesuatu adalah bagian dari takdir yang lebih besar.

Ummi Sulis
Puisi: Schedule
Karya: Ummi Sulis

Biodata Ummi Sulis:
  • Ummi Sulis, perempuan yang berprofesi sebagai pendidik ini, gemar menulis sedari Sekolah Menengah. Kemampuan menulis lebih diasah ketika Covid melanda di tahun 2019 kemarin, dengan mengikuti berbagai kelas kepenulisan. Ia juga menulis beberapa buku serta menjadi admin di beberapa penerbit.
  • Ummi bisa disapa di IG dan FB dengan nama akun Ummy Sulistyowati.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Penjara SuciNak, bukan kami membuangmuBiarkan engkau bertahun di tempat terasingTahan sesak perihal renjanaTempatkan kalian di penjara suciNak, asa tersibak Penuhi rasa membun…
  • Tarhim, BersiaplahJemari lincah geser dan mainkan tombol keyboardTetiba suara tarhim mendayuMemanggil bersiap melangkah tempat ditujuHarap diterima segala lakuNanti dan laluKidung …
  • Masakan Ummi Lebih EnakMereka kembaliSetelah satu semester mengembaraMembawa harapan yang belum kelarMerajutnya kembali, nantiLengkung bibir selalu ke atasMenyambut mereka lekas-le…
  •  GesturGerak tubuhAura wajahPandangan mataLerak kepala Posisi tanganLangkah kakiGesturmu bagian pribadimuPangkalpinang, 29 Desember 2023Analisis Puisi:Puisi "Gestur" kary…
  • Rambu Lalu LintasDari jalan ajarkanPatuhi rambu lalu lintasSebab patuhiLancar jalanBegitu pun hidupPatuhi rambu-rambu pengatur hidupAgamaSebab patuhi ajarannyaIkhlas jadi ibadahHid…
  • Pemecah Batu GunungHilir mudik trukAngkut pecahan batu gunungDi atas bukit berbatuTerseok menanjakBawa beban perlahanRetakan ulah dinamitSerakan batu pecah berbagai ukuranLalu lala…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.