Pada Suatu Petang
aku menemukan perut
yang berdemo suara, krucuk krucuk krucuk
lebih baik aku masukkan doa
dalam angkringan
agar lekas terhubungkan lapar
beraneka macam rasa;
dari bola-bola rasa yang ditusuk-tusuk
dari tempe dibungkus gorengan
dari kucing yang dibungkus dedaunan
dari susu kental yang putar-putar dengan rasa
dalam gelas
setelah selesai upacara mulut klimis
aku berikan dompet yang kucel
sebelum dimandikan uang
di tanggal tua
dah...
aku pulang
Kebumen, 1 Desember 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu Petang" karya Kliwon Mansi membawa pembaca ke dalam suasana petang yang sederhana namun penuh warna, melibatkan pengalaman sehari-hari. Dengan bahasa yang lugas, penyair menggambarkan momen santai dengan sentuhan humor.
Perut yang Berdemo Suara: Dengan menggambarkan perut yang "berdemo suara," penyair membawa pembaca ke dalam momen kehausan dan lapar, menciptakan hubungan emosional dengan pengalaman sehari-hari yang bisa terjadi pada siapa saja.
Masukkan Doa dalam Angkringan: Metafora "masukkan doa dalam angkringan" menunjukkan cara menyelipkan harapan dan doa di tengah-tengah kehidupan yang kadang kala sederhana. Angkringan menjadi simbol tempat bersantai dan bercengkerama.
Beraneka Macam Rasa: Penggunaan beragam rasa dari bola-bola rasa, tempe, kucing, hingga susu kental memberikan gambaran tentang keberagaman pengalaman dan sensasi yang dapat ditemui dalam keseharian.
Upacara Mulut Klimis: Ekspresi "upacara mulut klimis" menciptakan citra humor seputar kepuasan makan dan cara kita berinteraksi dengan makanan. Ini juga menyoroti momen setelah makan yang mungkin diisi dengan obrolan santai.
Dompet yang Kucel di Tanggal Tua: Pernyataan ini menggambarkan realitas keuangan di tengah bulan, di mana banyak orang memiliki dompet yang kucel menjelang tanggal tua. Ini mencerminkan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan ekonomi.
Pulang: Kata terakhir "pulang" memberikan penutup yang simpel namun mengandung makna mendalam. Pulang bisa diartikan sebagai kembalinya seseorang ke kehidupan sehari-hari setelah momen santai dan bersantap.
Puisi "Pada Suatu Petang" berhasil membawa pembaca ke dalam suasana kehidupan sehari-hari dengan sentuhan humor dan bahasa yang sederhana. Kliwon Mansi secara kreatif menggambarkan momen petang yang terisi dengan kehangatan, rasa, dan realitas kehidupan yang sederhana.
Karya: Kliwon Mansi
Biodata Kliwon Mansi:
- Kliwon Mansi lahir pada tanggal 12 September 1995 di Bekasi. Ia memiliki hobi membaca, menulis dan bermain catur.