Puisi: Pada Hari Selasa (Karya Kliwon Mansi)

Puisi "Pada Hari Selasa" karya Kliwon Mansi mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan sehari-hari di pasar, menyelipkan nuansa humor dan ...
Pada Hari Selasa


pada hari selasa ialah lahirnya pasar
aku membaca kebutuhan, dapur
menghidupkan keluarga dari segala ingatan
aku sudah siap memasang kata
untuk pamit

tiba di pasar menemukan tuak, yang sudah terpasang
cabenya, Bu. Mas, Cabenya.
lagi-lagi langkah kaki dinyanyikan oleh tawaran

aku mampir ke penjual yang kinclong dagangannya
yang saling ramah dari barisan
"ada cabe? Yang aku goyang-goyang harganya."
walau selisih Gope, aku tawar berhari-hari
menunggu mulut untuk ditawar 
dari harga penjual
bilang, iya

sama-sama cabenya
yang aku inginkan masih kembali
melengkapi daftar harian ibu

Kebumen, 1 Desember 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Hari Selasa" karya Kliwon Mansi menghadirkan gambaran kehidupan sehari-hari di pasar dengan sentuhan yang puitis dan realistis. Dengan bahasa yang sederhana, penyair mempersembahkan kehidupan seorang pembaca kebutuhan di pasar, menggambarkan interaksi yang berlangsung dan keseharian yang dihidupi.

Pada Hari Selasa Ialah Lahirnya Pasar: Puisi dimulai dengan pernyataan yang menarik bahwa pasar lahir pada hari Selasa. Hal ini menciptakan kesan bahwa hari Selasa memiliki makna khusus dalam konteks pasar, mungkin sebagai awal dari kegiatan berbelanja.

Aku Membaca Kebutuhan, Dapur: Penyair menyampaikan peran dirinya sebagai pembaca kebutuhan, terutama untuk dapur. Ini menciptakan gambaran tanggung jawab dan peran sosial untuk memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi.

Menghidupkan Keluarga dari Segala Ingatan: Ungkapan ini memberikan nuansa mendalam, menyiratkan bahwa hidup bukan hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik tetapi juga melibatkan ingatan dan penghargaan terhadap kehidupan.

Aku Sudah Siap Memasang Kata Untuk Pamit: Pernyataan ini menciptakan gambaran proses persiapan sebelum berangkat ke pasar. "Memasang kata untuk pamit" menggambarkan kesediaan untuk berkomunikasi dan bernegosiasi di pasar.

Tiba di Pasar Menemukan Tuak, yang Sudah Terpasang Cabenya, Bu. Mas, Cabenya: Deskripsi kegiatan di pasar dimulai dengan penemuan tuak dan tawaran cabai. Dialog yang dihadirkan dalam puisi ini menciptakan atmosfer kesibukan dan interaksi antara pembeli dan penjual.

Langkah Kaki Dinyanyikan oleh Tawaran: Penggunaan bahasa metaforis menciptakan gambaran bahwa setiap langkah kaki di pasar diiringi oleh tawaran dari penjual. Ini menekankan hidupnya suasana ramah dan interaktif di pasar.

Aku Mampir ke Penjual yang Kinclong Dagangannya Yang Saling Ramah dari Barisan: Puisi menyoroti kehadiran penjual yang kinclong dan ramah, menekankan aspek hubungan antar penjual yang baik dan keramahan yang ada di pasar.

Walau Selisih Gope, Aku Tawar Berhari-hari Menunggu Mulut untuk Ditawar Dari Harga Penjual Bilang, Iya: Proses tawar-menawar menjadi fokus, menciptakan gambaran kesabaran dan keuletan dalam mendapatkan harga yang diinginkan. Interaksi ini menggambarkan dinamika pasar dan proses bernegosiasi.

Sama-sama Cabenya yang Aku Inginkan Masih Kembali Melengkapi Daftar Harian Ibu: Puisi ditutup dengan pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh pembaca, khususnya cabai yang masih kembali melengkapi daftar harian ibu. Ini menciptakan citra kebahagiaan dan pemenuhan tugas keluarga.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun padat makna, puisi "Pada Hari Selasa" mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan sehari-hari di pasar, menyelipkan nuansa humor dan realisme yang dapat ditemui dalam aktivitas belanja dan bernegosiasi.

Kliwon Mansi
Puisi: Pada Hari Selasa
Karya: Kliwon Mansi

Biodata Kliwon Mansi:
  • Kliwon Mansi lahir pada tanggal 12 September 1995 di Bekasi. Ia memiliki hobi membaca, menulis dan bermain catur.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.