Puisi: Mangga Arumanis (Karya Ummi Sulis)

Puisi "Mangga Arumanis" karya Ummi Sulis mengangkat tema tentang kehidupan dan perjalanan manusia dengan menggunakan gambaran pohon mangga sebagai ...
Mangga Arumanis


Kebiasaanmu
Berbuah lebat setelah dihantam kemarau
Kekurangan air menjadikan tiap pucuk dahanmu menyembulkan bunga

Tiba masa buah membesar
Untuk tetap bertahan
Hingga sampai usia dimakan
Kausuguhkan rasa asam 

Luar biasa
Asam kecut bagai pecut
Menggigilkan anggota badan hingga enggan
Tiada makhluk singgah mencicipi

Kau mangga Arumanis
Jangan coba-coba bila tua tak segera dipetik
Semua makhluk ingin menggerogoti
Sebab harum manis rasamu

Dari Arumanis kita belajar
Tak perlu harum manis sedari awal
Tunjukkan harum manismu ketika matang

Fajar Indah, 24 Desember 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Mangga Arumanis" karya Ummi Sulis mengangkat tema tentang kehidupan dan perjalanan manusia dengan menggunakan gambaran pohon mangga sebagai metafora.

Simbolisme Mangga Arumanis: Puisi ini menggunakan mangga Arumanis sebagai simbol kehidupan manusia. Mangga yang tumbuh lebat setelah dihantam kemarau menggambarkan ketangguhan manusia dalam menghadapi cobaan dan kesulitan.

Kehidupan yang Berbuah Lebat: "Berbuah lebat setelah dihantam kemarau" menciptakan gambaran tentang bagaimana manusia seringkali tumbuh dan berkembang dalam kondisi sulit atau masa-masa sulit dalam hidupnya.

Kekurangan sebagai Pemicu Pertumbuhan: "Kekurangan air menjadikan tiap pucuk dahanmu menyembulkan bunga" menyampaikan pesan bahwa rintangan dan kesulitan dalam hidup dapat menjadi pemicu kreativitas dan pertumbuhan, mirip dengan bagaimana pohon mangga menghasilkan bunga setelah mengalami kekurangan air.

Buah yang Membesar sebagai Hasil Perjuangan: "Tiba masa buah membesar" menggambarkan hasil dari perjuangan dan ketekunan. Buah yang besar mencerminkan pencapaian dan keteguhan dalam menghadapi tantangan.

Rasa Asam sebagai Kenyataan Hidup: "Kausuguhkan rasa asam" menyiratkan bahwa kehidupan tidak selalu manis, dan ada fase asam yang harus dihadapi. Asam kecut seperti pecut menggambarkan tantangan dan ujian hidup yang tidak selalu menyenangkan.

Peringatan untuk Tidak Menunda Kematangan: "Jangan coba-coba bila tua tak segera dipetik" memberikan peringatan untuk tidak menunda-nunda dalam mengambil pelajaran dan pengalaman hidup. Sebagaimana buah mangga yang perlu dipetik saat matang, demikian juga dengan kehidupan yang harus dijalani dan dinikmati saat waktunya tiba.

Harum Manis yang Hanya Tersedia pada Waktunya: "Dari Arumanis kita belajar, Tak perlu harum manis sedari awal" menyampaikan pesan bahwa keharuman dan kelembutan dalam hidup akan terasa lebih bermakna jika muncul pada waktunya, seperti halnya buah mangga Arumanis yang menunjukkan keharuman dan kelembutan saat sudah matang.

Puisi "Mangga Arumanis" mengajak pembaca merenung tentang makna kehidupan, tantangan, dan kematangan. Menggunakan metafora pohon mangga, puisi ini memberikan pesan mendalam tentang kebijaksanaan hidup dan keberanian menghadapi segala perubahan serta puncak kehidupan yang penuh makna.

Ummi Sulis
Puisi: Mangga Arumanis
Karya: Ummi Sulis

Biodata Ummi Sulis:
  • Ummi Sulis, perempuan yang berprofesi sebagai pendidik ini, gemar menulis sedari Sekolah Menengah. Kemampuan menulis lebih diasah ketika Covid melanda di tahun 2019 kemarin, dengan mengikuti berbagai kelas kepenulisan. Ia juga menulis beberapa buku serta menjadi admin di beberapa penerbit.
  • Ummi bisa disapa di IG dan FB dengan nama akun Ummy Sulistyowati.
© Sepenuhnya. All rights reserved.