Puisi: Ketika Aku Ditakdirkan Menjadi Sekuntum Bunga (Karya Sarifah Aini)

Puisi "Ketika Aku Ditakdirkan Menjadi Sekuntum Bunga" membawa pembaca ke dalam refleksi tentang nilai-nilai kehidupan, kecantikan sejati, dan ....
Ketika Aku Ditakdirkan
Menjadi Sekuntum Bunga


Jika suatu hari Allah menakdirkan aku untuk menjadi sekuntum bunga, aku akan lebih memilih menjadi sekuntum bunga mawar hitam kelam penuh duri yang tumbuh di tepian jurang. Karena orang yang memetikku, pastilah orang yang tulus ikhlas menyayangiku, bukan melihatku dari keindahan fisik semata. Penuh duri agar aku istimewa dengan penjagaan-Nya. Tidak berhenti sampai di situ, karena aku tumbuh di tepi jurang. Seseorang yang berani mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya-lah yang mampu memetikku dan menjagaku dalam cinta dan ketaatan pada-Nya. 

Bunga mawar hitam penuh duri itu tetaplah setangkai bunga mawar, yang akan tetap cantik, berbalut pesona ketawadhu'an dan terjaga dari kesombongan. Kecantikannya abadi, karena tak sembarang kumbang mampu menghisap madunya. Itulah makna kecantikan, tak perlu selalu dipandang indah dari luar, namun tak mampu menjaga kehormatan dan kesucian dirinya. Seseorang yang cantik adalah yang mampu menjaga kecantikannya dengan keanggunan dalam taqwa pada Allah 'azza wa jalla. Menjaga 'izzah dan 'iffah yang ada pada dirinya.

Menjaganya untuk yang terjaga. Menjaga sesuatu yang berharga untuk dia yang juga sangat berharga bagi kita sebagai seorang wanita.

Inilah harapan dan doaku. Jika aku terlahir sebagai bunga. Tapi aku wanita, yang sesungguhnya lebih berharga dibandingkan bunga.

Bondowoso, 8 Desember 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Aku Ditakdirkan Menjadi Sekuntum Bunga" karya Sarifah Aini membawa pembaca ke dalam refleksi tentang nilai-nilai kehidupan, kecantikan sejati, dan pentingnya menjaga kehormatan diri.

Pilihan Menjadi Bunga Mawar Hitam Penuh Duri: Pemilihan menjadi bunga mawar hitam penuh duri tidak hanya berbicara tentang keindahan fisik, tetapi lebih pada makna filosofis. Bunga mawar hitam dengan duri menggambarkan kesempurnaan yang tak hanya terlihat dari luar, tetapi juga dari dalam. Ini menunjukkan pemahaman bahwa kecantikan sejati tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup keutuhan dan keanggunan batin.

Pentingnya Penjagaan dan Perlindungan: Puisi menyoroti pentingnya penjagaan dan perlindungan terhadap keindahan dan kesucian. Dengan tumbuh di tepi jurang, bunga mawar tersebut menjadi istimewa karena perlindungan Allah. Ini menciptakan citra bahwa seseorang yang memilih untuk menyayangi dan menjaga bunga tersebut akan melakukannya dengan tulus dan ikhlas, bukan sekadar karena keindahan fisik.

Keputusan Besar dan Cinta Sejati: Penjagaan terhadap bunga mawar hitam tidak hanya sekadar memetiknya, tetapi juga melibatkan keputusan besar dalam hidup. Pilihan untuk menjaga bunga tersebut menciptakan ikatan yang erat dengan cinta sejati dan ketaatan pada Allah. Ini menekankan bahwa cinta yang sejati bukan hanya didasarkan pada penampilan luar, melainkan pada keputusan yang mendalam dan tanggung jawab yang besar.

Cantik dalam Ketawadhu'an dan Terjaga dari Kesombongan: Puisi menekankan bahwa kecantikan sejati tidak hanya berfokus pada penampilan fisik, melainkan juga pada ketawadhu'an dan terjaga dari kesombongan. Bunga mawar hitam tetap cantik karena menjaga pesona ketawadhu'an dan tetap rendah hati. Ini mengajarkan nilai-nilai kecantikan yang lebih abadi dan berasal dari hati yang bersih.

Keanggunan dalam Taqwa pada Allah: Keanggunan sejati dalam puisi ini tidak hanya terletak pada penampilan luar, melainkan pada keanggunan dalam taqwa pada Allah. Keindahan yang bersumber dari ketakwaan dianggap sebagai sumber kecantikan yang abadi dan langgeng. Pesan ini merangkul makna kecantikan yang lebih dalam dan bermakna.

Menjaga 'Izzah dan 'Iffah untuk yang Terjaga: Penyair menekankan pentingnya menjaga 'izzah (keagungan) dan 'iffah (kesucian) untuk yang terjaga. Ini adalah ungkapan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi dalam kehidupan. Menjaga nilai-nilai tersebut untuk seseorang yang juga menjaganya menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam hubungan.

Pemahaman tentang Kehormatan Wanita: Puisi ini membawa pemahaman tentang kehormatan wanita yang lebih berharga dibandingkan bunga. Penekanannya pada nilai-nilai kecantikan yang berasal dari hati, ketaatan kepada Allah, dan menjaga kehormatan diri mengajarkan bahwa kehormatan wanita tidak terbatas pada penampilan fisik, melainkan pada nilai-nilai batin yang mendalam.

Puisi "Ketika Aku Ditakdirkan Menjadi Sekuntum Bunga" karya Sarifah Aini adalah puisi yang memikat dengan pesan-pesan moral dan spiritual yang dalam. Penyair secara cermat merangkai kata-kata untuk meresapi makna kecantikan, nilai-nilai batin, dan pentingnya menjaga nilai-nilai moral dalam kehidupan. Puisi ini menunjukkan bahwa keindahan sejati adalah hasil dari ketawadhu'an, kesucian hati, dan taqwa pada Allah, serta mengajarkan tentang nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam hubungan kehidupan.

Puisi
Puisi: Ketika Aku Ditakdirkan Menjadi Sekuntum Bunga
Karya: Sarifah Aini
© Sepenuhnya. All rights reserved.