Puisi: Hari Ulang Tahun Paling Drama (Karya Dewis Pramanas)

Puisi "Hari Ulang Tahun Paling Drama" karya Dewis Pramanas menghadirkan gambaran momen ulang tahun yang dramatis, penuh keceriaan, dan kehangatan.
Hari Ulang Tahun Paling Drama

Kali ini usiamu ditambahkan remang malam
Jarum jam menari serta bernyanyi merdu
Penuh suka cita membenam peristiwa kelam
Larut dalam doa-doa paling khusyuk

Aku tak bisa membendung kristal bening
Hanya memandangimu di depan istana megah
Jejak diriku bersama ibumu saat bersama
Kau jangan tanya kedua malaikat tak bersayap itu renggang

Sepuluh menit berlalu terdengar tawa bahagia
Dengan suguhan kue dan lilin kecil menyala
Disaksikan bintang-bintang mengerdipkan cahaya
Lilin pun padam, riuh senandung ucapan mesra

Kelak kau beranjak dewasa resapilah hujan
Hiruplah aroma petrikor sehabis reda
Sebab kasihku terus mengalir sepanjang zaman
Tetap membersamaimu walau terpisah raga

Subang, 30 November 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Hari Ulang Tahun Paling Drama" karya Dewis Pramanas menggambarkan momen spesial dari sebuah ulang tahun. Dalam puisi ini, penulis menciptakan atmosfer meriah, penuh dengan perasaan sukacita dan penghargaan terhadap momen berharga tersebut.

Remang Malam dan Jam yang Menari: Puisi ini dimulai dengan gambaran remang malam yang memberikan nuansa romantis. Jam yang menari dan bernyanyi merdu menciptakan suasana penuh keceriaan dan keintiman.

Usia Ditambahkan, Suka Cita dan Peristiwa Kelam: Penambahan usia diiringi oleh peristiwa kelam yang menjadi bagian dari kehidupan. Meskipun demikian, suasana suka cita menghiasi momen tersebut, dan penulis larut dalam doa-doa yang khusyuk, menunjukkan rasa syukur dan introspeksi.

Kristal Bening yang Tak Bisa Dibendung: Kristal bening mungkin mencerminkan air mata kebahagiaan atau kenangan yang tak terlupakan. Meskipun penulis tidak bisa membendungnya, namun momen itu menjadi indah dan mengharukan.

Jejak Bersama Ibumu dan Kedua Malaikat: Penggambaran jejak bersama ibu dan kedua malaikat menghadirkan nuansa kehangatan dan perlindungan. Kehadiran ibu, sebagai figur yang berbagi momen berharga, menjadi elemen yang mendalam dalam puisi.

Sepuluh Menit Berlalu, Lilin Padam: Momen kebahagiaan dan keceriaan dirayakan dengan suguhan kue dan lilin menyala. Namun, sepuluh menit berlalu dengan tawa bahagia, dan lilin padam, menggambarkan sementara waktu yang begitu singkat namun berkesan.

Bintang-Bintang Mengerdipkan Cahaya: Bintang-bintang yang mengerdipkan cahaya memberikan nuansa romantis dan magis, menyelipkan elemen keabadian pada momen ulang tahun tersebut.

Aroma Petrikor dan Kasih yang Mengalir: Pesan untuk "hirup aroma petrikor sehabis reda" membawa elemen alam ke dalam puisi. Kasih yang mengalir sepanjang zaman menjadi ikatan abadi yang tetap bersama walau terpisah oleh waktu dan ruang.

Ucapan Mesra yang Riuh: Puisi diakhiri dengan gambaran ucapan mesra yang riuh, menggambarkan momen kebersamaan yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan.

Puisi "Hari Ulang Tahun Paling Drama" berhasil menghadirkan gambaran momen ulang tahun yang dramatis, penuh keceriaan, dan kehangatan. Melalui kata-kata indahnya, Dewis Pramanas menggambarkan rasa syukur, kebahagiaan, dan keabadian dalam momen-momen kehidupan yang berharga.

Dewis Pramanas
Puisi: Hari Ulang Tahun Paling Drama
Karya: Dewis Pramanas

Biodata Dewis Pramanas:
  • Pria sederhana kelahiran 1 Maret ini memiliki hobi menulis puisi dan bermain musik. Ia aktif di berbagai event kepenulisan, baik itu event lomba maupun nubar di grup literasi melalui media sosial. Ia masuk dalam 35 besar Anugerah COMPETER 2024.
  • Karyanya dalam bentuk buku yaitu: Luka yang Menyekat (antologi puisi, 2020), Narasi Anak Negeri (antologi puisi, 2020), dan Perindu Hujan (puisi solo, 2021).
  • Saat ini Dewis Pramanas aktif mengajar di SDN Ciberes, Kabupaten Subang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.