Puisi: Delicatessen di Bawah Penghapusan (Karya Jonah Mario)

Puisi "Delicatessen di Bawah Penghapusan" karya Jonah Mario mengeksplorasi tema-tema yang kompleks melalui imaji-imaji yang kaya dan bahasa yang ...
Delicatessen
(di Bawah Penghapusan)
-buat Nanda, Kranggan-Kota Wisata sekitar 2013/14


di bawah kolam pohon
obyek-obyek rampung

Titik lain bumi 
menjalin tawamu 
pada licinnya bel sepeda
Di sepetak taman gaya lama
jungkat-jungkit dan ayunan biru muda
tuangan suara terbungkus perunggu

Rumah-rumah mengelilingiku
merahasiakan dansa kecil
dan piano
Awan siang hari
menciumi keranjang bunga
mencoba menyebut nama
seorang perempuan di dapur

bersandar dekat engsel ruang waktu

Dengung laku tiap orang
yang mungkin akan ditiru
oleh kekosongan supermarket
pada siang hari
pencahayaannya
yang agak miring
di menit-menit belanja yang bisingnya

Ternyata hanya saat-saat
yang tersisa di luar pundakmu
Kue tart yang terus-menerus selesai
Seperti ulangan frekuensi radio
dalam dengung deli-case sebuah toko dan

Kadang aku merunduk di bawah pita warna-warni ulang tahun
yang belum kita rayakan atau kau dengar
seseorang beberapa orang bergumam
di balik hawa makanan beku
beberapa langkah di ujung lain
"Apa itu? Apakah baru saja ada orang
di sini hari ini?"
seperti baru saja dikagetkan oleh
sepotong kabar dari suatu tempat asing

Tanggal atau negara yang baru saja berganti
ingatan kolam renang atau
samum sebuah macam gravitasi

di pinggiran trotoar yang sedang akan menyelesaikan dimensinya
Papan selamat datang
di pintu kaca
saat kau sentuh tipis keberadaan
nafasmu sendiri:
"kita di sini dan suatu hari
kita yang lain akan pernah berkata:"

kita pernah di sini


2023

Analisis Puisi:
Puisi "Delicatessen di Bawah Penghapusan" karya Jonah Mario mengeksplorasi tema-tema yang kompleks melalui imaji-imaji yang kaya dan bahasa yang mendalam.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Tawar-Menawar Emosi: Puisi ini menggunakan gambaran deli-case (lemari es toko deli) sebagai simbol untuk tawar-menawar kehidupan dan emosi. Ini menciptakan suasana perasaan yang halus dan kompleks, seperti belanja di pasar yang dipenuhi dengan pilihan.
  • Rasa Melankolis: Penggunaan gambaran seperti jungkat-jungkit, ayunan biru muda, dan taman gaya lama memberikan nuansa melankolis. Ini menciptakan atmosfer yang melibatkan pembaca dalam keindahan dan nostalgia di dalam setiap detik kehidupan.
  • Gravitasi Kehidupan: Puisi ini menggambarkan gravitasi kehidupan melalui referensi ke kolam renang, pohon, dan ruang waktu. Imaji-imaji ini menciptakan gambaran yang kompleks tentang perjalanan waktu dan perubahan dalam kehidupan.

Kritik Terhadap Konsumerisme

  • Supermarket dan Keberadaan: Ada kritik halus terhadap konsumerisme melalui gambaran supermarket. Supermarket dianggap sebagai tempat yang menghadapkan kita pada "kekosongan" dan "bisingnya" saat berbelanja, menyoroti kesepian dan hampa di tengah kemegahan konsumsi.
  • Deli-case dan Kehancuran: Penggambaran "dengung deli-case" mengindikasikan kehancuran dan ketidakpastian dalam kehidupan. Meskipun terdapat berbagai pilihan ("kue tart yang terus-menerus selesai"), masih ada rasa ketidakpastian dan kerentanan.

Ruang dan Waktu

  • Dimensi Waktu: Penyair membawa pembaca melalui dimensi waktu dengan referensi pada "ruang waktu" dan "tanggal atau negara yang baru saja berganti." Ini menciptakan perasaan bahwa kehidupan adalah perjalanan melalui berbagai dimensi dan pengalaman.
  • Keberadaan Nafas Sendiri: Penggunaan frase "keberadaan nafasmu sendiri" menciptakan kesadaran akan eksistensi dan kehidupan yang lewat, serta memberikan makna pada setiap momen.

Kesimpulan dan Kehadiran

  • Kesimpulan yang Terbuka: Puisi ini meninggalkan kesimpulan terbuka dengan referensi pada papan selamat datang di pintu kaca. Hal ini menciptakan rasa ketidakpastian dan kemungkinan, menekankan bahwa kehidupan adalah perjalanan terus-menerus.
  • Memori dan Identitas: Penyair menyentuh tema memori dan identitas melalui ungkapan "kita pernah di sini." Ini menciptakan perasaan bahwa setiap momen dan tempat menyumbang pada pembentukan identitas dan kenangan.
Puisi "Delicatessen di Bawah Penghapusan" menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan mendorong pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan, waktu, dan keberadaan.

Jonah Mario
Puisi: Delicatessen di Bawah Penghapusan
Karya: Jonah Mario

Biodata Jonah Mario:
  • Jonah Mario lahir pada tanggal 10 Desember 1995 di Jakarta. Ia memiliki hobi membaca dan menulis puisi.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Juru Parkirstop. Demi keamanan, keluarkan nyawamu dalam kantongberupa hidup sepanjang hariagar kamu menitipkan waktubernama motoraku yang menjaga suara-suara sempritandemi perut bu…
  • Ada Cintaaku mamantul-mantulkan hati dalam rasayang dilihat dari pandanganmata mengajarkan kata genitberupa cinta yang jatuhmalu-malu memajukan diriuntuk semangat kepada sapaanmemb…
  • Pada Suatu Petangaku menemukan perutyang berdemo suara, krucuk krucuk krucuklebih baik aku masukkan doadalam angkringanagar lekas terhubungkan laparberaneka macam rasa;dari bola-bo…
  • AkuJangan pernah lagi mengunjungi atauMenjenguk pemakamanku dan meratapSeperti Malaikat kehilangan cahaya-Nya,Jangan pernah lagi merapal doa danMembakar lilin pada tepi pemakamanku…
  • Buku Bacaanmatamu telah mencuridalam bacaanKebumen, 1 Desember 2023Analisis Puisi:Puisi "Buku Bacaan" karya Kliwon Mansi adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna. …
  • Sebelum Adanya Perkenalanpada siang hari kutemukan waktuuntuk membeli tenaga pada jam istirahatmencari-cari lapar, kerap kali dihidangkan oleh konser perutbarangkali terdengar merd…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.