Badutmu
Datangi aku saat kesepian, temui aku kala butuh bahu sandaran, hubungi aku jika butuh telinga untuk mendengarkan, lalu dirimu hilang saat tidak lagi membutuhkan.
Aku yang menjadikanmu harapan, namun dirimu menganggapku sebagai pelarian, aku yang merawat utuh perasaan, namun hanya dijadikan pelampiasan.
Lumayan nyesek ... namun apalah daya, sudah risiko seorang badut yang hanya dijadikan teman hiburan. Serius dianggap bercanda, mengungkapkan cinta malah menjadi bahan tawaan.
Nikmati saja selagi aku masih di sisimu, namun akan ada saatnya aku akan beranjak pergi dan meninggalkan jejak yang akan membuatmu tersesat dalam kosongnya rasa penyesalan kala merindui sosok yang pernah mengusap air matamu ialah; aku.
Bondowoso, 7 Desember 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Badutmu" karya Sarifah Aini merangkai kata-kata untuk menyampaikan perasaan seorang "badut" yang mendedikasikan diri untuk menghibur dan menemani seseorang.
Kesepian dan Keterlibatan Emosional: Puisi dibuka dengan panggilan kepada badut, mengisyaratkan saat-saat kesepian di mana seseorang membutuhkan dukungan emosional. Badut dianggap sebagai figur yang dapat memberikan bahu sandaran dan telinga yang mendengarkan.
Peran Ganda Badut: Badut dalam puisi ini memiliki peran ganda. Di satu sisi, badut diharapkan sebagai harapan, bantuan, dan perawat perasaan. Namun, di sisi lain, badut juga dianggap sebagai pelarian dan pelampiasan emosi.
Risiko dan Kesejatian Perasaan: Penyair menyampaikan bahwa menjadi badut memiliki risiko. Meskipun badut mungkin merasakan kepedihan dan kesedihan, perannya sering kali dianggap sebagai bahan hiburan dan candaan. Ada ketidaksetaraan antara perasaan sejati badut dan persepsi luar terhadapnya.
Ironi dan Ketidakadilan: Ironi muncul ketika badut yang menyatakan perasaannya dengan serius dianggap bercanda. Penerimaan realitas bahwa ungkapan cinta menjadi bahan tawaan menunjukkan ketidakadilan dalam peran badut.
Keluhan dan Pengorbanan: Puisi merangkum keluhan badut yang mungkin merasa tidak dihargai atau dimengerti. Badut merawat perasaan dan memberikan dukungan, tetapi keberadaannya mungkin hanya dianggap sebagai bagian dari pertunjukan hiburan.
Tantangan untuk Diterima dan Ditinggalkan: Badut mengajukan tantangan dengan menyatakan bahwa akan ada waktu di mana dia akan pergi. Keputusan ini mungkin menciptakan rasa penyesalan dan kehilangan, dan jejak badut yang ditinggalkan akan menjadi pengalaman yang membekas.
Penerimaan Kekosongan: Penutup puisi menyiratkan bahwa seseorang akan merasakan kekosongan saat badut meninggalkan, menciptakan ruang kosong yang diisi dengan rasa penyesalan ketika perasaan terlupakan.
Melalui puisi "Badutmu," Sarifah Aini menggambarkan perasaan kompleks seorang "badut" yang terjebak dalam kontradiksi peran sosialnya, mengeksplorasi tema kesepian, pengorbanan, dan penerimaan realitas yang pahit namun tidak terhindarkan.
Karya: Sarifah Aini