Anak pertama sering kali diangap sebagai penerus keluarga. Mereka harus menjadi pemimpin dan teladan dalam keluarga yang diikuti saudara-saudara mereka. Anak pertama biasanya menjadi perantara antara orang tua dan adik-adiknya dalam hal komunikasi.
Bukan hanya itu, Anak pertama juga sering menjadi eksperimen pertama orang tua dalam mendidik anak. Peran ini bisa memberikan anak pertama rasa tanggung jawab yang tinggi dan perlu untuk mencapai kesuksesan. Mereka cenderung harus untuk melindungi dan mengayomi adik-adiknya, yang dapat membentuk kepribadian mereka.
Anak pertama sering kali menghadapi tantangan emosional dan psikologis yang spesial. Anak pertama kadang-kadang merasa bersalah jika merasa gagal atau tidak dapat memenuhi harapan orang tua. Pada saat tekanan untuk berhasil, dan menjadi panutan bagi adik-adiknya dapat menciptakan ekspektasi yang tinggi. Namun, anak pertama dapat cemburu dan merasa diabaikan orang tua karena saudara kandung lainnya, yang memengaruhi perkembangan psikologis mereka.
Orang tua harus dapat memahami psikologi anak pertama dalam membantu mengatasi tantangan, mengembangkan potensi, dan merasa diterima dalam keluarga. Inilah cara pendekatan orang tua terhadap anak pertama.
1. Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak pertama adalah fondasi penting dalam perkembangan psikologi anak. Komunikasi terbuka membantu dalam membangun hubungan yang sehat dalam berbagi perasaan, harapan, dan kekhawatiran.
Berikan waktu untuk berbicara secara teratur, dalam arti lain memiliki waktu khusus antara orang tua dan anak pertama. Saat anak berbicara, orang tua mendengarkan dengan penuh perhatian. Jangan mencelah atau mencoba memberikan solusi ketika mereka belum selesai berbicara.
Gunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kata-kata yang menunjukkan empati. Cobalah untuk memahami perasaan anak pertama.
2. Kenali Keunikan
Mengenali keunikan anak pertama adalah langkah dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Setiap anak memiliki kepribadian, minat, kekuatan, dan kelemahan yang berbeda. Mengenali keunikan anak pertama membantu orang tua untuk menghargai perbedaan dan mencegah pembandingan dengan anak-anak lain.
Dengan memahami keunikan anak pertama, memungkinkan orang tua untuk memahami potensi unik dan dapat mengembangkan minat dan bakat anak tersebut.
Keunikan anak pertama juga mencakup kelemahan atau tantangan yang dihadapi, sehingga orang tua dapat memberikan dukungan dan solusi yang tepat dalam mengatasi masalahan dan kesulitan yang terjadi.
3. Tidak Membandingkan dengan Anak-Anak Lainnya
Menahan diri untuk tidak membandingkan anak pertama dengan anak-anak lainnya adalah prinsip yang sangat penting dalam pengasuhan. Anak pertama mungkin merasa tertekan jika mereka selalu dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
Membandingkan anak pertama dengan saudara-saudaranya juga dapat merasakan ketidakadilan dan kecemburuan diantara saudara-saudaranya. Hal ini, orang tua harus mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama dan mendukung satu sama lain.
Anak pertama perlu merasa diterima dan dicinta tanpa syarat, sehingga tidak menciptakan tekanan yang tinggi.
Dalam membentuk hubungan yang kuat dengan anak pertama, memahami psikologi anak pertama merupakan langkah yang penting. Psikologi anak pertama mencakup perasaan, pemikiran, dan kebutuhan yang perlu diakui dan dipahami oleh orang tua.
Dengan pemahaman yang mendalam, orang tua dapat membimbing anak pertama menuju perkembangan yang positif dan membantu mereka membentuk dasar yang kuat untuk kehidupan si anak.
Hubungan yang kuat antara orang tua dan anak pertama tidak hanya memberikan manfaat untuk kesejahteraan anak, tetapi juga membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak pertama beserta saudara kandung lainnya.
Biodata Penulis:
Gratia Rebekka Hutasoit lahir pada tanggal 1 November 2005.