Indonesia dengan keanekaragaman budaya dan bahasa yang memikat, telah menorehkan sejarah baru di panggung internasional. Pada tahun 2019, UNESCO secara resmi mengakui Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-10 di dunia.
Keputusan ini membawa dampak luar biasa bagi Indonesia, memperkuat posisinya dalam tingkat global dan mengakui peran penting Bahasa Indonesia sebagai penjaga kekayaan budaya dan identitas bangsa.
Bahasa Indonesia, resmi dikenal sebagai Bahasa Indonesia, bukan sekadar alat komunikasi sehari-hari bagi lebih dari 270 juta penduduk Indonesia. Lebih jauh, bahasa ini adalah ciri khas kebangsaan yang menjembatani perbedaan etnis, agama, dan budaya di seluruh nusantara.
Pencapaian ini menjadi momentum bersejarah yang mengingatkan kita akan pentingnya bahasa sebagai lambang persatuan dan alat pelestari warisan budaya.
Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-10 oleh UNESCO memberikan penghormatan pada kekayaan budaya dan sejarah bangsa Indonesia. Dengan lebih dari 700 bahasa daerah yang masih hidup di Indonesia, Bahasa Indonesia muncul sebagai representasi yang menyatukan berbagai suku dan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman budaya dapat menjadi kekuatan, dan Bahasa Indonesia menjelma sebagai simbol persatuan yang kuat.
Keberhasilan Bahasa Indonesia mencapai peringkat ke-10 di dunia juga mencerminkan upaya pemerintah Indonesia dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa ini. Program-program pengajaran dan kampanye nasional yang digalakkan untuk meningkatkan penguasaan Bahasa Indonesia telah memberikan hasil positif. Dalam konteks pendidikan, Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga menjadi jembatan menuju pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
Bahasa Indonesia telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari tingkat keluarga hingga dunia profesional. Penggunaan bahasa ini tidak hanya mencakup aspek percakapan, tetapi juga melibatkan ranah sastra, ilmiah, dan teknologi.
Bahasa Indonesia telah menjadi medium yang mendukung pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan, memfasilitasi penyebaran ilmu pengetahuan, dan memperkaya perbendaharaan kata dalam sastra. Pentingnya Bahasa Indonesia diakui oleh dunia juga membawa implikasi positif bagi diplomasi budaya Indonesia.
Bahasa menjadi jendela untuk memahami kehidupan dan kebudayaan suatu bangsa. Pengakuan ini membuka pintu lebar-lebar untuk pertukaran budaya, memungkinkan Indonesia untuk lebih aktif berpartisipasi dalam forum internasional, dan membina hubungan yang lebih erat dengan negara-negara lain.
Di samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-10 di UNESCO memberikan tantangan dan tanggung jawab baru bagi Indonesia. Pemerintah dan masyarakat perlu memastikan bahwa Bahasa Indonesia terus berkembang dan tetap relevan di era globalisasi ini. Pendidikan bahasa, pengembangan literasi, dan dukungan terhadap sastra Indonesia menjadi kunci keberlanjutan dan keberlanjutan bahasa ini.
Keberhasilan Bahasa Indonesia juga menunjukkan bahwa kekayaan budaya dan bahasa bukanlah kendala untuk mencapai pengakuan internasional. Sebaliknya, keanekaragaman tersebut memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
Dengan mempromosikan bahasa sebagai instrumen perdamaian dan pemersatu, Indonesia memberikan kontribusi berharga dalam menjaga harmoni dan toleransi di tengah keberagaman global.
Pencapaian prestisius ini seharusnya juga dijadikan momentum untuk mendorong minat dan cinta terhadap Bahasa Indonesia di kalangan generasi muda. Pengembangan bakat dan potensi anak-anak dalam penguasaan bahasa merupakan investasi untuk masa depan bangsa.
Selain itu, langkah-langkah konkret seperti pengembangan teknologi e-learning dalam pengajaran Bahasa Indonesia dapat memperluas jangkauan dan aksesibilitasnya.
Dalam mendorong minat dan cinta terhadap Bahasa Indonesia di kalangan generasi muda, perlu ada upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Program-program pembelajaran Bahasa Indonesia yang inovatif dan menarik dapat dirancang untuk memikat perhatian anak-anak sejak dini.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti aplikasi edukasi interaktif dan permainan belajar, dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun minat anak-anak terhadap bahasa ibu mereka.
Pembinaan bakat dan potensi anak-anak dalam penguasaan Bahasa Indonesia perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan formal dan non-formal dapat memberikan perhatian khusus pada pengembangan kemampuan berbahasa, termasuk keterampilan menulis, membaca, dan berbicara. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti klub bahasa atau festival sastra anak-anak, dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi dan pengembangan kemampuan bahasa mereka.
Selain itu, pengembangan teknologi e-learning dalam pengajaran Bahasa Indonesia menjadi kunci untuk meningkatkan jangkauan dan aksesibilitasnya. Dengan memanfaatkan platform online, materi pembelajaran dapat diakses dari mana saja, sehingga memungkinkan lebih banyak individu, terutama di daerah terpencil, untuk memiliki akses yang sama terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Ini juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih dinamis dan menarik, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan berdaya saing.
Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-10 di dunia oleh UNESCO tidak hanya sebagai prestasi yang membanggakan, tetapi juga amanah yang mendorong untuk terus memajukan dan melestarikan keberagaman budaya dan bahasa di Indonesia.
Bahasa tidak hanya sekadar alat komunikasi, ia mencerminkan jiwa dan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terus bersinergi dalam upaya menjaga, memajukan, dan menghidupkan Bahasa Indonesia agar tetap menjadi ciri khas bangsa yang luar biasa.
Penulis: Rifka Silvia Louse Sihite