Kepercayaan adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, mudah untuk kita yakini, tetapi tidak mudah untuk kita jaga, baik kita yang mendapatkan kepercayaan atau kita yang memberikan kepercayaan itu sama sulitnya. Apalagi untuk mereka yang mempunyai masalah atau pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kepercayaan ini.
Di psikologi sering kali kita dengar istilah seseorang memiliki Trust Issue, sebenarnya tidak hanya di psikologi saja, dalam kehidupan ini pasti kita punya issue-issue (masalah-masalah) tertentu yang membuat kita sulit untuk memiliki hubungan sosial.
Nah, apalagi kepercayaan ini salah satu faktor yang membuat kita bisa berinteraksi dengan manusia lain. Kalau kita tidak memiliki kepercayaan atau sulit percaya dengan orang lain atau sulit untuk dipercaya orang lain, ini akan mengganggu kondisi mental kita dan bahkan fungsi-fungsi sosial yang ada dalam kehidupan manusia
Apa itu Trust Issue?
Trust Issue yaitu satu istilah yang sering kali menunjukkan ketika seseorang mempunyai perilaku sulit untuk percaya dan ini sudah menjadi kebiasaan, terutama dalam relasi personal seperti dalam pekerjaan, pertemanan, relasi pernikahan, ini mendorong stigma-stigma atau pikiran-pikiran negatif tentang perasaan tidak nyaman atau kita merasa punya satu emosi yang kompleks terhadap suatu kepercayaan terhadap orang lain maupun kepada diri sendiri, akhirnya kita sering kali merasa ragu bahwa orang lain bisa memenuhi kewajibannya.
Misal, takut terlalu dekat dengan orang karena curiga orang itu baik karena ada maunya atau dia bakalan membuka cerita kita dan lain sebagainya.
Gejala Trust Issue
Ada beberapa gejala mereka yang memiliki Trust Issue atau biasanya karakteristik ini lekat dengan mereka yang punya pengalaman atau ketakutan untuk percaya sama orang lain:
1. Memiliki Kecurigaan yang Berlebihan
Sulit mempunyai relasi yang mendalam, baik personal maupun profesional selalu menarik diri dari relasi yang lebih dekat.
2. Sulit Memaafkan dan Melupakan Kesalahan Orang Lain
Pada saat ada kesalahan dari orang lain akan menganggap orang tersebut selalu salah, jadi diingat sampai kemudian tidak melupakan kejadian itu bahkan menjauh dari relasi tersebut dan membuat mereka akhirnya mengalami gejala seperti kecemasan dan mengganggu aktivitas sosial mereka.
3. Selalu Menganggap Orang Lain Akan Menyakiti
Menurut Berkens dan Moran, orang dengan masalah kepercayaan selalu berasumsi seseorang sengaja melakukan sesuatu untuk menyakitinya. Orang dengan masalah kepercayaan sulit menerima tindakan kebaikan, pujian, dan bahkan cinta karena mereka tidak percaya orang lain benar-benar tulus.
Apakah Mempunyai Trust Issue Sama dengan Mempunyai Gangguan Mental?
Sebenarnya Trust Issue tidak ada dalam klasifikasi gangguan mental, tapi indikasi ini dapat mengarah pada seperti gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, masalah emosi, mood, dan lain sebagainya. Kalau kita memiliki Trust Issue perlu dipahami bahwa indikasi ini akan mengganggu keseharian kita.
Dalam relasi pertemanan, ketika kita memiliki Trust Issue, bayangkan yang namanya teman adalah tempat cerita kita bisa membebaskan diri kita cerita apa aja, kalau kita memiliki masalah kepercayaan ini, akhirnya kita akan membuat benteng defense mechanism yang sangat tinggi sehingga kita menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai masalah, kita sangat happy dengan hidup, kita enggak perlu ada yang diceritain, kalau ada yang cerita, empati kita juga akan susah untuk dimunculkan karena kita merasa bahwa kita tidak terbiasa untuk cerita.
Jadi, Trust Issue ini akan mempengaruhi hubungan sosial, personal, bahkan relasi percintaan ibaratnya kebanyakan orang-orang yang mengalami Trust Issue ini mereka menjadi sangat protektif.
Penyebab Munculnya Trust Issue
1. Trauma
Terkait dengan pengalaman masa lampau yang mengecewakan atau bisa disebut dengan trauma. Trauma ini bermacam-macam, mungkin untuk satu orang hal itu menyedihkan sehingga membuat trauma, tapi bisa jadi buat satu orang lain bukan trauma. Ketika seseorang memiliki trauma, akhirnya pengalaman itu dibawa sampai di usia dewasa dan memiliki satu stigma tentang rasa percaya.
Mengalami kejadian tidak menyenangkan seperti perselingkuhan, dikhianati atau dikecewakan.
2. Faktor Kepribadian
Ada beberapa faktor kepribadian seperti genetik, pengaruh pola asuh, kemudian dibesarkan dari keluarga yang tidak mengapresiasi sehingga tidak pernah merasa percaya terhadap dirinya, atau sering disalahkan, tidak pernah mendapatkan perlindungan dan kasih sayang.
Trust Issue dapat berdampak pada seseorang, termasuk kesehatan mental dan emosional, hubungan profesional dan pribadi.
Jangan pernah mengabaikan atau meremehkan Trust Issue. Melakukan hal ini dapat menyebabkan overthinking, merenggangnya hubungan bahkan merasa kesepian.
Pemicunya adalah sulitnya membuka diri terhadap orang lain dan perasaan bahwa semuanya bisa diselesaikan sendiri. Namun, hal ini justru dapat menyebabkan orang yang memiliki Trust Issue, mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sehingga berujung pada kesepian.
Cara Mengatasi Trust Issue
1. Memercayai Diri Sendiri
Sebelum membangun kepercayaan pada orang lain, harus belajar memercayai diri sendiri terlebih dahulu.
2. Membangun Rasa Percaya secara Pelahan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi trust issue adalah belajar membangun kepercayaan dengan orang lain, termasuk teman, keluarga, maupun pasangan.
3. Membedakan antara Rasa Percaya dan Control
Orang dengan masalah kepercayaan sering kali merasa perlu mengendalikan segalanya. Ini karena ketika seseorang tidak memiliki kendali atas cara mereka berkolaborasi dan menjalin hubungan dengan orang lain, mereka merasa ditipu dan dimanfaatkan. Jika hal ini terus berlanjut, maka bisa berdampak buruk pada hubungan di masa depan.
Cobalah untuk menentukan dalam situasi apa anda perlu mengendalikan lingkungan, atau kapan anda perlu memercayai orang lain untuk mengendalikannya sendiri.
Penulis: Aulia Zahra Putri