Kemerdekaan Indonesia menjadi suatu peristiwa bersejarah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Setelah kemerdekaan diharapkan pendidikan Indonesia mengalami kemajuan, sehingga seluruh warga negara dapat merasakan pendidikan yang layak. Namun pada kenyataannya, semakin ke sini pendidikan di Indonesia mengalami banyak carut marut yang membuat pendidikan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kualitas pendidikan Indonesia saat ini sudah semakin buruk. Hal ini terbukti dengan adanya guru-guru yang kurang berkualitas, sarana belajar yang kurang memadai, dan sistem pendidikan yang sering berubah.
Guru-guru pada saat ini kurang berkompeten, karena banyak orang yang menjadi guru hanya karena tidak diterima di jurusan yang diinginkan. Sehingga jurusan pendidikan seolah-olah menjadi jurusan yang akan menerima apa adanya setelah ditolak di jurusan lain.
Hal ini dapat berdampak pada kualitas lulusan, karena awalnya mereka masuk jurusan pendidikan hanya karena terpaksa menjadi semangat dalam berkuliah menjadi menurun. Dan yang dipikirkannya hanya "yang penting lulus" dan tidak memiliki kualitas yang baik.
Sarana pembelajaran juga menjadi salah satu faktor semakin buruknya kualitas pendidikan Indonesia, terutama pada daerah yang terbelakang. Sarana seperti sekolah di daerah terbelakang sangat memprihatinkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah. Sehingga sekolah-sekolah tersebut seharusnya tidak layak untuk digunakan, tetapi karena tidak ada pengganti maka sekolah tersebut masih digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.
Buku pelajaran di daerah terpencil juga masih kurang, bahkan ada buku pelajaran yang tidak ada. Hal ini membuat para murid hanya belajar menggunakan buku yang ada, sehingga tidak mendapatkan pengetahuan yang luas seperti di perkotaan. Hal ini membuat pendidikan di Indonesia tidak merata.
Guru di daerah terpencil sangat jarang hadir, karena akses jalan ke sekolah yang lumayan jauh dan jalan yang rusak membuat para guru kesulitan menjangkau sekolah di wilayah terpencil. Selain itu gaji guru di sana kurang diperhatikan pemerintah, sehingga para guru di sana memilih untuk merantau ke daerah perkotaan yang akses jalannya mudah serta gajinya sangat diperhatikan oleh pemerintah.
Rendahnya pendidikan di Indonesia yaitu disebabkan karena efektivitas pendidikan di Indonesia yang rendah. Menurut praktisi pendidikan yang telah melakukan penelitian dan survey di lapangan, salah satu penyebabnya yaitu karena tidak adanya tujuan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Sehingga menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu capaian akhir yang didapatkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses belajar-mengajar.
Saat ini banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan formal dinilai hanya sebagai formalitas saja, bukan untuk membentuk sumber daya manusia yang baik. Sekarang pendidikan hanya untuk ajang pamer, tidak peduli bagaimana hasil dari pembelajaran formal tersebut yang terpenting dapat lulus dari pendidikan di jenjang yang tertinggi dan di masyarakat akan dianggap hebat. Anggapan seperti itu membuat kualitas pembelajaran sangat rendah, karena mengedepankan kuantitas bukan kualitas pendidikan itu sendiri.
Masalah lain dari pendidikan di Indonesia ialah kurikulum. Kurikulum yang seharusnya menjadi sebuah rancangan atau program yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan untuk peserta didik malah menjadi asal mula kebingungan di dalam kegiatan belajar mengajar. Di Indonesia setelah kemerdekaan kurikulum sudah berganti kurang lebih 10 kali pergantian kurikulum. Hal ini membuat pihak pelaksana kurikulum seperti guru akan bingung terhadap pergantian kurikulum yang sangat sering.
Selain itu peserta didik juga terdampak atas perubahan kurikulum, peserta didik akan sulit untuk mengembangkan potensi dalam diri mereka yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Ketika pergantian kurikulum maka akan ada lagi waktu untuk adaptasi terhadap kurikulum baru. Sehingga akan lebih baik jika kurikulum lama masih dipakai tetapi harus ada evaluasi, sehingga hal-hal yang baik pada kurikulum tersebut tetap dipertahankan dan jika ada yang kurang sesuai maka akan diubah. Hal ini bisa menghemat waktu supaya peserta didik dan pendidik tidak terlalu lama beradaptasi lagi dengan kurikulum yang baru.
Masalah penetapan guru, terutama penempatan guru bidang studi yang tidak sesuai dengan keahliannya. Hal ini mengakibatkan guru tidak dapat mengajar dengan optimal, ketika seorang guru tidak optimal dalam mengajar akan berdampak kepada peserta didik sehingga mereka juga akan kesulitan dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Biasanya masalah penempatan guru ini terjadi di daerah terpencil yang kekurangan guru.
Saat ini kualitas guru menjadi sorotan karena kualitas guru yang rendah. Banyak guru yang memandang pekerjaannya hanya sebagai untuk menghasilkan uang. Sehingga kualitasnya juga akan menurun jika hanya memikirkan tentang penghasilan. Seorang guru yang dibutuhkan adalah guru yang menjadi seorang pendidik yang bisa menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya, guru memiliki kewajiban untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan menilai anak didiknya.
Sekarang masih ada sekolah yang menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Hal ini membuat para siswa menjadi kurang tertarik bahkan bosan dengan kegiatan pembelajaran. Padahal, metode pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar dan sangat berpengaruh pada hasil belajar para siswa.
Pendidikan di Indonesia semakin mahal, hal tersebut harus menjadi perhatian pemerintah karena berdampak pada masyarakat. Biaya yang mahal dapat membebani masyarakat yang ingin bersekolah terutama pada masyarakat lapisan menegah ke bawah. Tidak sedikit yang putus sekolah karena masalah biaya bahkan ada pula yang sama sekali tidak bersekolah karena tidak mampu membayar biaya. Ketika biaya pendidikan mahal maka akan terjadi ketidakmerataannya pendidikan di Indonesia dan akan berdampak tidak baik pada berbagai aspek kehidupan.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan negara negara lainnya. Padahal pendidikan termasuk salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan dan kemajuan bangsa, pendidikan juga berperan sangat besar dalam menghasilkan masyarakat yang berkualitas. Oleh sebab itu, diperlukan upaya dan solusi untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa Indonesia, dan menciptakan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Melakukan pemerataan pendidikan dengan cara membangun sekolah yang layak huni di daerah terpencil supaya kegiatan belajar-mengajar dapat dilakukan dengan nyaman. Mengirimkan guru-guru yang profesional ke daerah-daerah yang terpencil dan pemerintah juga memperhatikan gaji guru-guru di daerah terpencil, sehingga guru nyaman untuk mengajar di daerah terpencil. Mengirimkan buku-buku pembelajaran ke daerah-daerah terpencil supaya mereka mendapatkan ilmu yang sama seperti di perkotaan.
Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menetapkan suatu kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman dan tidak melakukan pergantian kurikulum pada jangka waktu yang pendek, memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana para siswa serta guru.
Semoga ke depannya pendidikan Indonesia mampu berubah menjadi lebih baik, baik itu dari kurikulumnya, pengajarnya, dan juga peserta didik. Dengan mengutamakan kualitas bukan kuantitas, maka setiap individu dapat berkembang dan dapat berguna untuk kemajuan bangsa dimana mendatang.
Biodata Penulis:
Choirunnisa Salsabila saat ini ia aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.