- Karena sejatinya kekalahan adalah ketika kamu berhenti mencoba. -
Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan. Sebagai manusia, rasa kecewa dan sedih akan sebuah kegagalan merupakan hal yang wajar. Akan menjadi tidak wajar apabila terus berlarut-larut di dalamnya. Rasa tersebut muncul karena hasil dari apa yang diusahakan tidak sesuai dengan harapan. Padahal kita merasa sudah melakukan yang terbaik, melakukan semaksimal yang kita mampu. Namun, nyatanya manusia hanya dapat berikhtiar dan Sang Kuasalah yang berhak menentukan. Sebab, Dia yang paling tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Selalu ada hikmah dalam setiap kegagalan, namun kembali lagi kepada diri. Bagaimana cara berpikir kita ketika dihadapkan pada sebuah kegagalan? Apakah kita akan menganggap kegagalan sebagai sebuah kekalahan, lantas menyerah begitu saja? Atau justru kita bisa mengambil sisi positif dari kegagalan tersebut?
Kegagalan merupakan bagian dari proses keberhasilan. Tidak ada orang yang sukses tanpa melewati proses kegagalan. Karena justru kegagalan memberikan banyak pelajaran berharga. Kegagalan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi masalah.
Kegagalan juga membuka mata dan hati kita bahwa intropeksi diri itu penting. Dengan adanya kegagalan, mendorong kita untuk mengoreksi diri dan belajar dari kesalahan. Menumbuhkan sikap hati-hati agar kelak tidak terperosok ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Namun faktanya, tulisan ini dibuat oleh seseorang yang telah mengalami puluhan bahkan mungkin ratusan kegagalan dalam hidupnya. Apalagi kegagalan itu terjadi pada satu tujuan yang sama. Hingga menganggap diri bodoh karena terus-menerus mengulangi kesalahan.
Kendati demikian, kegagalan tersebut tidak pernah membuat menyerah. Karena keyakinan bahwa di masa mendatang hal tersebut akan terwujud. Alhamdulillah, hal tersebut menjadi kenyataan dan masih akan terus diperjuangkan hingga ajal menjemput.
Apabila kita membaca biografi orang sukses pun, pasti sebagian besar berisi kisah kegagalan demi kegagalan yang dialami. Sebagai contoh, Thomas Alva Edison harus melalui 1000 kegagalan sebelum akhirnya sukses menemukan lampu pijar.
Bayangkan, jika beliau menyerah pada percobaan ke-999, mungkin saja kita tidak akan bisa menggunakan lampu seperti sekarang ini. Hal yang menarik adalah 1000 kegagalan yang dialami tidak pernah dianggap sebagai sebuah kegagalan, melainkan sebagai 1000 jalan yang salah dalam mencapai tujuan.
Setelah merasa sedih dan kecewa, hal selanjutnya yang seharusnya dirasakan ketika mengalami kegagalan adalah bersyukur. Apabila kita mau bersabar, kita akan mampu mendapatkan hikmah atas kegagalan sehingga kita dapat mensyukurinya. Karena kegagalan adalah guru terbaik dan kegagalan adalah pembelajaran yang sangat mahal. Kegagalan tersebut menandakan bahwa kita telah berusaha dan tidak hanya berdiam diri.
Jika mengalami kegagalan, hendaknya kita berusaha mencari jalan keluar menghadapi kegagalan tersebut. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan ketika mengalami kegagalan.
1. Berdamai dengan Kegagalan
Berdamai adalah cara pertama untuk bisa bangkit dari kegagalan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menerima fakta bahwa diri ini telah gagal. Namun, bukan berarti kegagalan ini akan selamanya. Karena kegagalan ini pasti ada ujungnya dan itulah yang perlu kita perjuangkan ke depannya hingga kita menemukan ujung tersebut dan mencapai kesuksesan yang kita dambakan.
2. Belajar dari Kesalahan
Kita harus mencari tahu segera, apa saja hal-hal yang membuat kita gagal. Jangan sampai kegagalan itu terulang dengan sebab yang serupa. Namun, apabila kegagalan itu datang lagi, tugas kita adalah bangkit dan berusaha lagi.
Apabila gagal lagi, maka bangkit lagi dan berusaha lagi begitu seterusnya. Karena kita tidak pernah tahu pada usaha keberapa kita akan meraih keberhasilan.
3. Buat Strategi Baru
Setelah mengetahui apa saja yang membuat kita gagal, ini waktunya kita menyusun strategi baru! Cara baru yang ampuh untuk mencapai tujuan yang sama. Kegagalan memang seringkali mendatangi orang-orang yang berusaha. Namun, jangan sampai kegagalan membuat kita putus asa. Karena apabila kita tidak pernah gagal, kita tidak akan pernah tahu betapa nikmatnya sebuah kesuksesan.
Karena, kegagalan bukanlah kekalahan melainkan pelajaran.
4. Memperjuangkan Strategi
Setelah membuat strategi yang tepat, maka jalankan strategi tersebut sesuai rencana. Jangan sampai menjadi sia-sia, karena dalam prosesnya pasti akan didapati tantangan ataupun hambatan dalam mencapai tujuan.
Sama halnya seperti para pejuang yang memperjuangkan kemerdekaan, kita pun harus memperjuangkan kesuksesan sesuai dengan strategi yang telah ditentukan.
5. Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Meskipun banyak rintangan yang kita lalui dalam mencapai kesuksesan, yakinlah bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Dan ingatlah ketika kita sudah berhasil mencapai kesuksesan, maka buatlah tujuan baru dan kerjakan dengan sungguh-sungguh sebagaimana tujuan sebelumnya yang telah diraih.
6. Berdoa
Berdoa sama pentingnya dengan berusaha, keduanya harus berjalan beriringan. Karena berdoa tanpa berusaha adalah sia-sia dan berusaha tanpa berdoa adalah sombong dan hal ini dapat membuat seseorang menjadi kurang bersyukur.
Perumpaan lain adalah doa tanpa usaha bagaikan orang yang berjalan tapi buta, dan usaha tanpa doa bagaikan orang yang bisa melihat tapi pincang, dan doa yang tidak diikuti ikhtiar adalah angan-angan. Sehingga, usaha harus bergandengan dengan doa tanpa mengecualikan salah satunya.
7. Tawakal
Perpaduan antara usaha dan doa akan melahirkan sikap tawakal. Dengan tawakal, kita tidak akan putus asa, tetap sabar dan ikhlas ketika apa yang kita usahakan tidak membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan. Sebaliknya, jika usaha kita berhasil, maka tidak akan merasa sombong.
Gunakan kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan. Seperti kata Winston Churchill, “Kesuksesan bukan akhir, kegagalan bukanlah fatal, keberanian untuk terus maju yang paling penting.” Dengan tekad dan ketekunan, kita dapat bangkit dari kegagalan dan mencapai tujuan kita.
Biodata Penulis:
Rifana Maulida lahir pada 2 Mei 2005 di Jakarta. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.