Berbicara mengenai jatuh cinta pasti erat kaitannya dengan lawan jenis, baik itu wanita ke pria maupun sebaliknya. Jatuh cinta juga bisa dikatakan masa-masa indah yang tak ingin terlewatkan begitu saja, di mana waktu merasakan getaran-getaran di dada yang memunculkan perasaan senang dan gembira. Tetapi jatuh cinta itu sangat rumit untuk dijelaskan dan sulit untuk diungkapkan.
Jatuh cinta adalah suatu proses aliran emosi dan kegembiraan yang muncul secara tiba-tiba pada saat tahap awal terpikat dan menyayangi seseorang. Itu pengertian jatuh cinta secara singkatnya. Nah, untuk pengertian selanjutnya adalah pengertian jatuh cinta secara ilmiah. Jatuh cinta pada manusia dapat terjadi karena adanya 4 zat kimia di saraf tubuh antara lain oksitosin, dopamin, serotonin, dan betaendorphin; zat tersebut mendukung ketertarikan dan menimbulkan cinta.
Jatuh cinta itu rumit kan, apalagi kalau yang jatuh cinta hanya sepihak (haduh sulit). Jatuh cinta sangat halus merasuki tubuh dengan rasa senang dan gembira hingga logika dapat disingkirkan dengan mudah. Ada yang bilang, jatuh cinta adalah fase paling bodoh, karna hanya hati dan perasaan yang diandalkan tidak dengan logikanya.
Pengalaman pertama biasanya berujung dengan rasa kecewa karena ditolak atau hanya cinta bertepuk sebelah tangan, tetapi ada juga yang beruntung langsung dapat yang sama sama suka dan berujung bahagia. Tapi tidak seterusnya beruntung ya, dan yang di awal kurang beruntung bisa jadi dikisah selanjutnya akan mendapatkan kebahagiaan.
Rasa kebahagiaan disini tidak melulu cintanya terbalas, tapi dengan adanya keseimbangan antara perasaan dan logika sehingga mampu mengendalikan diri terhadap ekspektasi dengan realita yang didapat. Kendali diri sangat penting ketika jatuh cinta agar tidak masuk ke jurang kebodohan karna cinta.
***
Dewasa ini banyak anak-anak muda yang pacaran melebihi batas wajar. Bahkan ada juga anak kecil masih SD sudah pacaran. Gaya pacaran sekarang seperti tidak ada batasnya, yang awalnya hanya jalan bareng di dalam kota menjadi jalan bareng keluar kota bahkan sampai menginap.
Jika tidak berakibat apapun sih masih oke. Tapi kalau sudah melakukan hal-hal yang melanggar norma agama dan norma susila seperti hamil di luar nikah, wah nanti panjang urusannya. Hamil di luar nikah marak terjadi sekarang, bahkan ada yang usianya masih di bawah umur.
Hal itu akan mengakibatkan pernikahan dini yang disebabkan oleh hamil di luar nikah, kalau kedua calon sudah siap secara mental maupun material. Jika belum maka jalan pintas seperti aborsi akan ditempuh walaupun akan membahayakan sang ibu.
Hal tersebut terjadi karena kurangnya kendali terhadap diri sendiri, sehingga logika dalam diri termakan oleh cinta yang membuta. Maka kendali terhadap diri sangat penting untuk menjaga diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kendali diri tentunya bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Seperti dalam hadis (HR Ahmad), Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh hati manusia itu lebih berbolak-balik melebihi tungku bila airnya mendidih.”
Manusia dapat merubah pemikirannya dalam waktu sepersekian detik. Seperti yang diibaratkan dalam hadis di atas, gejolak hati rupanya lebih dasyat dan heboh dibandingkan dengan air mendidih. Sebelumnya A baru sepersekian detik dapat berubah menjadi B. Air yang sebelumnya di atas cerek bisa tiba-tiba jatuh dan berpindah ke dasar cerek.
Maka, satu-satunya cara untuk kendali diri adalah dengan menggunakan logika sebelum rumitnya cinta menyerang diri. Tentunya hal ini membutuhkan latihan berkali-kali. Semakin sering terpapar maka akan semakin terlatih untuk menghadapinya.
Kendali diri juga membuat pembatasan diri, agar diri tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dengan alasan “cinta”. Kita dapat menggunakan komponen penilaian yang akan membantu kita untuk menentukan apakah orang itu dapat kita persilahkan masuk ke dalam hati atau sebaliknya kita akan menutup pintu hati.
Sehingga sebelum kita jatuh cinta kepada seseorang, kita juga harus punya kriteria dan batasan dalam mencari orang yang tepat. Kriteria disini jangan terlalu umum, seperti yang ganteng, rajin, sopan. Tetapi buatlah kriteria yang memungkinkan menjadi tolak ukur
Kriteria di sini bersifat personal, yang tidak sama antara satu orang dengan yang lain atau kriteria yang unik yang hanya ditujukan kepada seseorang. Kamu harus mempunyai kriteria sendiri tidak menggunakan kriteria orang lain, sehingga kamu akan memaksakan agar sesuai kriteria yang dibuat oleh orang lain. Dalam menentukan kriteria juga harus mempertimbangkan keadaan diri sendiri dan tujuan dari diri sendiri. Sebagai contoh yaitu memiliki tujuan yang jelas, lalu restu orang tua.
Jadi, kesimpulannya, jika kita jatuh cinta itu secukupnya dan harus hati-hati. Jangan sampai rasa cinta yang berlebihan hingga membutakan akal pikiran sehingga melakukan hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan. Kita juga memberikan pikiran logis agar dapat memiliki kontrol terhadap diri sendiri. Selain itu, kita juga harus ingat bahwa ada Tuhan yang selalu ada di sisi kita.
Biodata Penulis:
Choirunnisa Salsabila saat ini ia aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.