Sistem pendidikan Indonesia yang sekarang ini sudah cukup bagus namun masih ada yang perlu dibenahi untuk saat ini, metode berpikir kritis mayoritas anak Indonesia masih sangat kurang, kebanyakan anak Indonesia kurang mengenal dengan yang namanya memperjuangkan untuk meraih sesuatu, kebanyakan dari mereka masih susah untuk keluar dari zona nyaman, dan masih awam sama yang namanya pengetahuan kesehatan mental.
Yang mana ini memengaruhi kualitas berpikir anak Indonesia. Mengapa pendidikan di Indonesia masih ada yang perlu dibenahi kembali, masih ada yang perlu ditambah sistem pendidikannya. Saat ini pendidikan Indonesia belum cukup untuk meningkatkan kualitas berpikir anak Indonesia dan saya punya alasan mengapa sistem pendidikan di Indonesia masih cacat.
Kurangnya Jam Pelajaran Olahraga di Sekolah-Sekolah Indonesia
Mengapa sebagian besar anak Indonesia sulit keluar dari zona nyamannya, sulit sekali mendapatkan sesuatu dan selalu menginginkan sesuatu dengan instan? Karena mereka tidak tahu apa itu pertarungan, “No pain no gain.”
Untuk mendapatkan sesuatu kita harus berusaha. Hal ini terkait dengan pembelajaran olahraga agar anak Indonesia terbiasa gagal, mencoba, dan bangkit dari kegagalan. Karena dalam olahraga kita tidak selalu bisa menang, oleh karena itu kita perlu banyak tahu tentang kegagalan, dengan begitu kita bisa menjadi lebih kuat secara fisik dan mental.
Fasilitas Olahraga di Kebanyakan Sekolah Indonesia Masih Terbatas
Beberapa sekolah ternama mungkin mempunyai fasilitas olahraga yang lengkap bagi siswanya, namun bagaimana dengan sekolah reguler yang jauh dari kata “sekolah favorit” yang fasilitas olahraga sangat kurang bahkan dianggap remeh karena tidak memengaruhi kenaikan kelas di sebagian besar sekolah di Indonesia.
Oleh karena itu, sekolah hendaknya mendorong kegiatan olahraga di sekolah agar siswa lebih semangat dalam menjalani kegiatan aktivitas jasmani baik di luar maupun di dalam mata pelajaran.
Mahasiswa Indonesia yang Belajar di Luar Negeri Masih Sedikit
Ini mungkin jadi salah satu alasan kenapa Indonesia belum se maju negara lain, kita tidak punya banyak anak bangsa yang belajar di luar negeri kalau dibandingkan dengan negara tetangga kita yaitu India. Padahal manfaatnya itu banyak banget yang bisa di terapkan di negara asal dan juga mengharumkan nama bangsa.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara olahraga dan perkembangan otak. Anak yang aktif olahraga bisa meningkatkan keterampilan kognitifnya, menjadi lebih perhatian, lebih menikmati tugas sekolah, dan mendapat nilai bagus. Saking bermanfaatnya Taiwan dan Korea Selatan sampai menambah jam pelajaran olahraga di setiap sekolah.
Di langsir dari Radio Taiwan International bahwa jumlah aktivitas untuk olahraga dari kaum anak-anak dan remaja Taiwan merupakan yang terendah di dunia. Penelitian menyarankan total waktu untuk beraktivitas bagi pelajar Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), setidaknya harus mencapai 420 menit per minggunya. Aktivitas ini termasuk kegiatan olahraga. Pakar mengingatkan bahwa pelajar harus merencanakan lebih banyak kegiatan olahraga ekstrakurikuler, di samping aktivitas belajar-mengajar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan waktu berolahraga per minggunya adalah 420 menit. Dari standar di atas, jumlah siswa Sekolah Dasar (SD) Taiwan hanya mampu mencapai angka 6%, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,4% dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 12%. Jika ditotalkan angka ini masih kurang dari 20%.
Wakil Rektor National Taiwan University of Sport (NTUS) Chang Chen-kang mengatakan, "Jika sebelum berangkat ke kursus atau pulang ke rumah. Dapat berolahraga di sekolah. Misal setengah jam hingga 1 jam. Kemudian ditambah dengan kebiasaan selepas pulang sekolah. Mungkin mencapai 60 menit setiap harinya. Waktu olahraga seperti demikian".
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh mahasiswa universitas negeri Surabaya mengatakan bahwa aktivitas jasmani memegang peranan penting dalam pendidikan sekolah khususnya dalam pendidikan karakter peserta didik, serta mempunyai tujuan mengasah kognitif, psikomotorik, dan afektif (Cahyo, 2021).
Melakukan aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Aktivitas jasmani dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa karena kebugaran jasmani penting untuk meningkatkan kemampuan belajar.
Penelitian lain menunjukkan bahwa program pendidikan jasmani yang dirancang dengan baik dapat mendorong siswa untuk aktif secara fisik dan memberikan efek positif pada nilai akademik, termasuk peningkatan konsentrasi, peningkatan kemahiran dalam mata pelajaran lain, dan meminimalkan perilaku mengganggu (perilaku buruk). Kondisi aerobik juga tampaknya meningkatkan fungsi memori. Aktivitas fisik memengaruhi fokus mental dan perencanaan otak (Podulka, 2006).
Dari Media Indonesia menyebutkan bahwa minimnya fasilitas sekolah di Indonesia juga menambah minimnya aktivitas fisik, termasuk olahraga, pada anak usia sekolah dasar. Guru juga mengakui sulitnya mengembangkan aktivitas jasmani anak di luar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
Berbeda dengan di Jakarta yang SMA-nya punya lapangan sendiri serta fasilitas yang baik, sekolah di daerah lain biasanya minim lapangan. Walaupun ada, biasanya tidak besar dan harus bergantian dengan sekolah lain.
Tidak hanya itu pelajaran olahraga juga sering dipandang sebelah mata. Hal ini pula yang menyebabkan sekolah dan siswa kurang memperhatikan proses belajar mengajar PJOK.
Dari tadi sudah berbicara banyak tentang olahraga, jadi kita tau kan banyak banget manfaat dari olahraga, tidak perlu main bola yang intens satu sampai dua jam, kita cukup jalan kaki atau 20-30 menit lari saja itu sudah terbukti bisa memberi manfaat yang baik, Salah satunya adalah manfaat buat otak kita.
Olahraga itu penting banget loh. Karena ya ini berkaitan banget sama proses evolusi manusia. Kalau misalnya kita belajar tentang sejarah manusia, pasti tahu kan kalau manusia zaman dahulu itu selalu pindah-pindah jalan kaki, lari-lari buat bertahan hidup.
Kalau mau berburu ya lari. Kalau dikejar hewan buas ya lari. Kalau tempat tinggalnya hancur karena bencana alam ya lari atau pindah. Jadi, bisa dibilang bahwa manusia itu memang terbiasa untuk bergerak dan juga harus bergerak untuk mempertahankan hidupnya.
Mengapa kita harus berjuang untuk mendapatkan nilai bagus ketika ulangan? Dan mengapa kita harus berusaha ketika olahraga? Semakin banyak tahu tentang penderitaan kita akan menjadi semakin kuat. Misalnya saya ambil contoh ada seorang remaja yang bermain video game atau scrolling media sosial dari pagi hingga malam lalu apabila dia dihadapkan dengan ujian sekolah yang mendadak, kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika dia mendapatkan nilai buruk.
Dan kita bandingkan dengan remaja yang rajin olahraga, pergi latihan ke gym, dia yang sering merasakan lelahnya dalam olahraga lalu taruh dia di posisi yang sama seperti contoh di atas, dia akan lebih kuat secara mental dalam menghadapi ujian tersebut.
Karena di saat sedang olahraga kita sebenarnya juga sedang belajar tentang sebuah proses kehidupan, contoh ketika push up, ketika kita melakukan gerakannya dengan benar rasanya berat, panas, dan sakit. Karena untuk naik level harus merasakan perjuangan berat, dan rasa sakit. Bahkan ada di titik tidak sanggup, tapi kalau kita tetap maju dan terus berlatih, pada akhirnya kita akan naik level.
Untuk mendapatkan sesuatu harus ada yang dikorbankan atau konsep 'pertukaran setara'. Kita mungkin berpikir bahwa tidak ada yang bisa kita korbankan, padahal tentunya tidak begitu, kita harus mengorbankan waktu scrolling media sosial. Karena dunia modern kita sekarang ini didesain membuat kita menjadi lebih malas, mempermudah segalanya, dan membuat kita lebih lemah.
Harapannya, sekolah-sekolah di Indonesia dapat mengajarkan kita pentingnya olahraga dan psikologi, terutama karena kesehatan mental itu penting untuk diajarkan di sekolah.
Intinya, banyak aspek pendidikan yang secara relatif di Indonesia masih kurang dan segala permasalahan ini bikin banyak di antara kita ingin belajar di luar negeri dengan harapan bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Di langsir dari US-China Tension News, India atau negara tetangga kita yang sebagian besar orang Indianya itu sukses karena banyak yang belajar di luar negeri terutama di negara Amerika Serikat. Bahkan bisa dibilang India adalah negara yang paling banyak mengekspor mahasiswa dan anak muda ke luar negeri untuk belajar.
Nah, makanya salah satu kontribusi kita untuk pendidikan di Indonesia adalah belajar ke luar negeri, karena kenapa? Pendidikan di luar negeri itu bisa mengubah mindset dan kompetensi kita. Mengirim warga negara belajar di luar negeri juga punya banyak banget keuntungan.
1. Mindset
Kalau belajar di luar negeri kita akan menemukan banyak banget mindset yang berbeda sekaligus menarik daripada yang biasa kita kenal, contohnya kalau di Amerika ‘Free Speech’ kita bebas berpendapat, bebas beropini, terbuka banyak hal.
Nah, ini mungkin akan membuat kita jadi lebih terbuka, berani, dan setiap negara punya culture yang berbeda, makanya ini berpengaruh ke mindset kita.
2. Ilmu Lebih Maju
Keuntungan yang kedua adalah kita akan lebih banyak belajar tentang ilmu sains dan teknologi yang hampir pasti lebih maju, seperti halnya bapak B.J Habibie banyak fokus diriset dan pengembangan ilmu mesin penerbangan yang ia dapatkan selama kuliah di Jerman.
3. Pengalaman
Selain mindset hal yang pasti kita dapatkan selama belajar di luar negeri adalah pengalaman yang berbeda dari yang bisa didapatkan di Indonesia.
4. Mental
Mental akan jadi lebih kuat karena kalau belajar di luar negeri kita akan menjadi minoritas, mungkin akan home sick, makan makanan hambar yang mana kita tidak suka. Tapi itu semua demi mengasah mental kita.
Penguasaan bahasa itu menjadi modal awal kita kalau ingin pergi di luar negeri, mau tujuannya untuk kerja atau belajar persiapan bahasa Inggris itu penting, dan bahasa negara yang ingin kita tuju, misal ingin berkuliah di Jepang, ya lebih baik belajar bahasa mereka, dan lain sebagainya.
Belajar di luar negeri itu tantangan dan persaingannya cukup ketat dan banyak orang yang mempersiapkan diri selama bertahun-tahun. Maka dari itu yang ingin berkuliah di luar negeri harus mempersiapkannya dari sekarang, kejar terus impiannya, ambil kesempatan beasiswa jika ada, walaupun orang berbeda-beda dalam berpendapat tergantung tujuan dan apa yang ingin kita lakukan.
Dan ya, itu semua balik lagi ke diri sendiri, belajarlah di mana pun, walaupun pasti ada kekurangan dan kelebihannya, bergaullah dengan banyak orang tidak hanya sama orang Indonesia saja, rajin di banyak kegiatan, dan apapun yang bisa membuat kita lebih berkembang.
Mau belajar di luar negeri ataupun di Indonesia kita harus mengembangkan diri, apalagi tidak semua orang punya kesempatan belajar di luar negeri.
Biodata Penulis:
Reino Ahmad Rayendra saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.