Cover Buku Meningkatkan Literasi Bangsa Indonesia

Memperbanyak ilustrasi-ilustrasi yang menarik di setiap buku yang terbit akan menarik minat membaca khususnya anak kecil. Karena hal tersebut ...

Sering kali kita melihat negara-negara maju lalu membandingkannya dengan negara kita. Terlintaslah di pikiran kita, kok bisa ya, ada negara-negara maju seperti itu tetapi negara kita tidak? Lalu kita menelisik, ternyata masalahnya pasti diminat baca bukunya. Seharusnya kita mengubah pola pikir tentang bagaimana cara menjadi negara maju, menjadi bagaimana menaikkan minat baca Bangsa Indonesia.

Kita dapat mengambil contoh dari salah satu negara maju yaitu Jepang. Apakah mereka menjadi maju karena kedisiplinannya? Bisa jadi. Namun bukan itu poin utamanya. Poin utamanya adalah darimana mereka mendapatkan kedisiplinan tersebut? Tentu saja mereka mendapatkan dari sebuah cerita. Dari kecil mereka diperlihatkan tokoh-tokoh fiksi hebat yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan.

Jepang menyadari hal ini, akhirnya mereka menggencarkan mangaka (sebutan pembuat komik) untuk membuat banyak komik. Beberapa komik bahkan difilmkan hingga mahsyur di Indonesia. Salah satu komik tersebut adalah Sinchan, Doraemon dan lain-lain.

Ironisnya, di Indonesia, anak-anak remaja bahkan komik yang sedikit teksnya dan banyak gambarnya pun mereka tidak begitu senang. Apalagi buku-buku yang berbobot. Jangankan melihat, melirik pun tidak. Oleh karena itu kita perlu jembatan di antara hal tersebut.

Masyarakat di negara Jepang diberikan komik semenjak kecil karena di dalamnya memiliki banyak ilustrasi yang menarik. Lalu muncul pertanyaan selanjutnya, mengapa harus komik?

Mari kita bayangkan, seorang anak kecil tangannya menggapai sebuah rak buku. Menurut kebanyakan orang, dia tidak mungkin mengambil buku-buku tebal seperti buku Kalkulus atau mungkin beberapa buku sejarah negaranya sendiri. Pasti ia mengambil buku yang banyak gambarnya dan sedikit teksnya. Sebenarnya kita pun sama tetapi hanya berbeda proporsi saja. Ditambah lagi, mereka masih kecil. Jadi, kita dapat menanamkan nilai kepahlawanan dalam cerita tersebut.

Kesimpulannya, tidak mungkin seseorang tiba-tiba langsung suka membaca buku. Harus step by step. Dari saat kecil, anak-anak disuguhi buku bergambar secara terus-menerus sehingga mereka menyukai buku itu sendiri.

Nah, jika sudah seperti itu, akan lebih mudah untuk mengajak mereka untuk senang membaca buku. Ketika beranjak remaja. Kita beri mereka novel yang ditampilkan sedikit ilustrasi. Kemudian secara otomatis mereka akan melirik buku-buku yang berbobot.

Berikut dipaparkan tips mengangkat minat literasi baca buku antara lain:

1. Mengadakan Seminar tentang Literasi

Seminar ini akan diisi seorang penulis nasional dan terkenal seperti Asma Nadia, Tere Liye dan lain-lain. Acara ini mungkin seperti acara-acara literasi lainnya. Yang membedakannya dari acara literasi yang lainnya adalah kita beri tambahan tema "Pentingnya Menulis dalam Ilustrasi" dan diisi oleh kreator-kreator komik terkenal seperti Faza Meonk, Vbi Djenggoten, dan lain-lain.

Dan juga acara ini bukan mereka (masyarakat) yang datang kepada kita. Tetapi kitalah yang datang kepada mereka. Kita datang ke beberapa sekolah terkenal. Serta, tentu saja kita tetap mengadakan acara yang mengundang mereka nantinya.

Mengapa sekolah? Karena yang paling mudah untuk diajak berubah adalah anak muda.

2. Memperbanyak Ilustrasi yang Menarik di Setiap Buku

Memperbanyak ilustrasi-ilustrasi yang menarik di setiap buku yang terbit akan menarik minat membaca khususnya anak kecil. Karena hal tersebut bermanfaat bagi penerbit sendiri atau pun bangsa ini. Ilustrasi pun tidak hanya sekadar memperbanyak saja. Tetapi juga membuat ilustrasi itu lebih menarik.

Cover Buku Meningkatkan Literasi Bangsa Indonesia

Berikutnya kita dapat menambah buku-buku bergambar atau komik di perpustakaan daerah ataupun perpustakaan sekolah.

Apa gunanya? Sekali lagi, untuk menggaet anak kecil supaya menyenangi buku itu sendiri. Jika sudah begitu, maka mudahlah untuk melanjutkan buku-buku yang lebih berat bacaannya.

Demikian, karena sejatinya orang memang hanya melihat covernya saja. Karena sesuatu yang baik dikemas dengan buruk akan menjadi buruk. Demikian juga sebaliknya, sesuatu yang buruk dikemas dengan baik akan menjadi baik. Kesimpulannya, orang akan lebih berminat jika telah tertarik dengan cover bukunya.


Biodata Penulis:

Yusril Gibran Tsaqif lahir pada tanggal 15 Juli 2003.

© Sepenuhnya. All rights reserved.