Setiap orang pasti memiliki masa yang indah yang dapat dikenang hingga waktu yang lama. Bahkan ingin rasanya mengulang kembali masa masa tersebut dengan orang-orang yang ada di masa tersebut. Terlebih masa sekolah dari mulai masuk sekolah tingkat Paud, TK, SD, SMP, SMA, sampai kuliah.
Banyak memori kenangan dari yang sedih, bahagia dan hal lainnya. Tetapi bagi beberapa orang mungkin menjadi kenangan yang buruk ataupun mimpi buruk bila dapat kembali ke masa itu. Salah dari beberapa orang tersebut adalah saya. Mengapa?
Bagi beberapa orang yang mengenal saya sekarang didefinisikan bahwa saya orangnya baik, suka bergaul dengan yang lain dan ceria, itu sekarang tetapi berbeda dengan dulu. Banyak kejadian yang telah membuat saya menjadi sedih, stres, hingga trauma mengingat kejadian itu. Kejadian yang benar-benar membuat mental saya down dan hampir tidak semangat untuk melanjutkan sekolah. Kejadian apa? Bullying.
Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Bullying juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fisik dan mental. Saya sendiri mengalami keduanya, saat saya masih duduk di bangku SD yang masih kecil tidak mengerti apa apa tiba tiba dijadikan “pembantu” oleh sekelompok orang yang belum lama saya kenal.
Kenapa saya menyebutnya pembantu? Karena waktu dulu, saya SD khusus untuk islami atau disebut Madrasah Ibtidaiyah, di mana para murid menjujung tinggi nilai agama. Saat awal masuk ternyata satu kelas telah memiliki semacam “circle” berdasarkan TK mereka dan hanya 3 orang yang berbeda TK dengan mereka.
Mereka menganggap bahwa saya dan 2 orang teman saya TK-nya tidak terkenal dan tidak memiliki prestasi sama sekali, menjadikan mereka dapat menguasai kelas. Dengan cara membedakan, menyuruh-nyuruh melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Benar-benar aneh tapi nyata. Hanya karena berbeda pendidikan sebelum masuk MI saja menjadi bahan bullyan.
Apakah mereka iri? Atau mereka tidak pernah mengerti bagaimana toleransi? Walaupun saat itu kita masih kecil, tetapi attitude itu harus ditanamkan saat masih dini.
Kejadian itu terus merambat-membesar dan terdapat suatu kejadian melibatkan banyak orang. Kejadian itu lebih menyakitkan dari pada sebelumnya. Semua guru disidang dan satu kelas saya sidang habis-habisan oleh wali kelas saya. Setiap saya teringat saya hanya bisa sedih dan memarahi diri saya mengapa tidak melawannya. Tetapi saat ini banyak kasus pembullyan yang bahkan lebih parah dari saya.
Apa penyebab pembullyan itu dapat terjadi? Penyebabnya itu bermacam-macam. Penyebab ini juga perlu diperhatikan oleh orang tua ataupun guru yang ada di sekolah.
1. Keinginan untuk Menjadi Populer
Biasanya di sekolah terdapat kesenjangan sosial yang membuat siswa ini ingin menjadi populer dan berkuasa di sekolah. Dengan pembullyan ini dapat menjadi ajang kepopuleran oleh para siswa agar dianggap keren dan mudah dikenali siapapun.
2. Tidak Memiliki Rasa Empati
Banyak dari orang tua tidak mengajarkan pada anak untuk berempati, saling tolong menolong antarsesama, dan menghargai perasaan orang lain yang menjadikan anak melakukan pembullyan terhadap anak lain karena menganggap perbuatannya itu hanya bercanda.
3. Senang Mengejek Orang Lain
Penyebab terjadinya bullying yang lain, yaitu karena senang mengejek orang lain. Perilaku yang awalnya dianggap bercanda, ternyata mengejek orang lain bisa menyakiti hati korban bullying dan menyebabkan trauma. Sama seperti saya ejekan biasanya dari segi fisik, ras, agama, dan lainnya.
4. Perasaan Iri terhadap Orang Lain
Banyak dari para pembully itu iri dengan orang lain yang dapat merasakan hal yang ingin dirasakannya. Sehingga mereka melampiaskan semua dengan membully orang tersebut agar yang terbully itu juga merasakan apa yang dirasakannya.
5. Kesalahan Pola Asuh Orang Tua
Kebiasaan menggunakan hukuman fisik sebagai cara mendidik anak yang berbuat salah bisa menjadi penyebab bullying. Pola asuh yang banyak melibatkan kekerasan fisik bisa membentuk karakter seseorang untuk menjadi lebih agresif dan kasar terhadap orang lain. Akibatnya, perbuatan untuk menindas orang lain pun tidak akan segan dilakukan. Tak hanya itu, hukuman yang diberikan biasanya akan membuat seseorang memendam emosi negatif, sehingga hal ini bisa membuat ia ingin melampiaskannya ke orang lain juga.
Bullying adalah perbuatan yang tidak benar dan tidak kenal usia, mau itu anak anak, remaja dan dewasa. Bully dapat menyebabkan luka yang dalam kepada para korban bullying. Jangan jadikan bullying sebagai ajang balas dendam ataupun yang lainnya. Sebab bukan mental yang sakit tapi fisik juga.
“Tidak seorang pun menyembuhkan diri mereka sendiri dengan melukai orang lain”
Biodata Penulis:
Wahyu Nurmalasari saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Kimia, di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.