Beban Berat Generasi Roti Lapis yang Menjamur

Generasi sandwich ini sering kali menghadapi tekanan stres emosional dan finansial. Ketika mereka harus mengelola biaya hidup keluarga yang terus ....

Di era modern pasti kalian sudah tidak asing dengan sandwich? Tapi tahukah kamu apa itu generasi sandwich?

Jadi, generasi sandwich itu biasa diperuntukkan kepada generasi yang memiliki dua tanggungan. Istilah ini menggambarkan orang dewasa yang harus menghidupi dirinya sendiri, generasi di bawah (anak) dan juga generasi atasnya (orang tua).

Kondisi tersebut dikiaskan seperti sepotong daging yang terhimpit pada dua roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi tua) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama dari generasi sandwich itu sendiri berupa daging, mayonaise, dan sayuran itu yang diibaratkan diri sendiri.

Fenomena generasi sandwich ini dianggap wajar dan lumrah di kalangan masyarakat karena membiayai orang tua dan adik-adik merupakan bentuk bakti anak terhadap orang tua. Kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Generasi sandwich ini sering kali menghadapi tekanan stres emosional dan finansial. Ketika mereka harus mengelola biaya hidup keluarga yang terus meningkat. Sementara juga mencoba memberikan dukungan dan emosional kepada anak-anak mereka. Ini menciptakan beban yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan kebutuhan akan keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan keluarga, dan pola asuh.

Beban Berat Generasi Roti Lapis

Dari sini sudah bisa ketahui bahwa mereka memiliki beban hidup yang cukup berat. Lantas apa saja yang melatarbelakangi generasi sandwich ini terjadi?

Banyak faktor yang melatarbelakanginya, salah satunya kegagalan finansial orang tua. Tidak sepenuhnya disebabkan oleh itu, tapi orang tua yang tidak memiliki managemen keuangan yang baik menyebabkan hutang menumpuk yang akan berpotensi diwariskan kepada anaknya. Menyebabkan anak-anak menanggung beban hutang tersebut. Para generasi sandwich ini mencoba untuk keluar dari lingkaran setan yang mengikat mereka untuk mencapai kemerdekaan finansial.

Mencapai kemerdekaan finansial bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapai kemerdekaan finansial membutuhkan perencanaan, disiplin dan managemen keuangan pribadi yang baik. Bagi kamu yang merasa berada dalam posisi ini, tidak ada salahnya untuk mengikuti langkah ini agar kamu dapat memutus rantai generasi sandwich.

Cara pertama yang dapat dilakukan untuk menghindari generasi sandwich bisa dilakukan dengan membuat rincian anggaran. Dengan membuat rincian anggaran seseorang dapat membatasi keluar masuknya uang dengan skala prioritas. Rincian anggaran dapat berupa keperluan primer, sekunder, tersier dan juga dana darurat.

Pengeluaran yang sudah ditentukan sebelumnya akan membatasi kita dari perilaku boros yang tidak terhitung dan penggunaan uang lebih sesuai dengan kebutuhan.

Dari penghasilan yang diperoleh akan lebih baik jika ada yang disisihkan untuk investasi dan tabungan, sehingga penghasilan yang diperoleh tidak hanya habis untuk masa kini tapi juga dapat dimanfaatkan jangka panjang.

Selain itu, menghindari hutang juga sangat penting untuk mencapai kemerdekaan finansial, karena dalam berhutang pasti akan menimbulkan bunga yang dapat menjadi beban jangka panjang, apalagi jika berhutang tidak untuk sesuatu yang benar-benar penting.

Hal terpenting dari sebuah perencanaan keuangan adalah konsisten dan disiplin terkait hal-hal yang sudah dilakukan. Dengan berpegangan teguh pada rencana keuangan akan mempermudah untuk mencapai kemerdekaan finansial.

Jika kamu sedang berada di posisi tersebut, maka tidak ada salahnya untuk terbuka kepada orang tua untuk membahas kemampuan finansial. Memang kita diajarkan untuk berbakti kepada orang tua, namun akan lebih baik jika kita lebih terbuka dengan orang tua. Dengan komunikasi yang baik nanti diharapkan sang orang tua akan mengerti dan tidak terlalu menuntut anaknya sehingga anak merasa terbebani dan stres.

Biodata Penulis:

Icha Kurnia Ramadhani saat ini aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.