Balada Hari Bebas Emisi Universitas Sebelas Maret

Bagi masyarakat Surakarta dan sekitarnya, emisi karbon begitu sangat terasa saat adanya fenomena polusi beberapa bulan ini, terlebih saat musim ...

Lonjakan suhu tinggi pada akhir tahun 2018 disebabkan karena faktor tingginya intensitas radiasi akibat posisi matahari mendekati kulminasi utama karena pengaruh El Nino (sumber: Harian Jogja). Perubahan cuaca dari panas menyengat menjadi hujan deras menyebabkan aktivitas dan mobilitas manusia terganggu terlebih situasi seperti ini menyebabkan dampak negatif pada manusia dan lingkungan.

Di tengah ramainya penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM), pemerintah sudah semestinya memberikan atensi penuh terhadap isu atau dampak negatif dari lingkungan yang akan terjadi. Dengan ini pemerintah mengupayakan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan mulai menyosialisasikan kendaraan berbasis energi listrik seperti mobil listrik, dan sepeda listrik.

Kebijakan zero emission atau hari bebas emisi melahirkan secercah harapan baru demi menjaga dunia dari ancaman pemanasan global. Meskipun banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, kami menilai masyarakat masih belum bisa terlibat secara aktif dalam perhatiannya terhadap keseimbangan alam.

Pengurangan konsumsi energi, menerapkan gaya hidup sehat, hingga pendaur ulang sampah, merupakan satu hal kecil  manusia yang bisa dilakukan untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi.

Bagi masyarakat Surakarta dan sekitarnya, emisi karbon begitu sangat terasa saat adanya fenomena polusi beberapa bulan ini, terlebih saat musim kemarau seperti saat ini. Masyarakat hingga mahasiswa mulai terganggu aktivitasnya di luar ruangan, bahkan banyak yang jatuh sakit akibat kualitas udara yang buruk.

Kebijakan hari bebas emisi sudah mulai diberlakukan sejak awal 2023 pada salah satu universitas di Surakarta yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS) yang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.

Balada Hari Bebas Emisi Universitas Sebelas Maret

Sebagai institusi pendidikan, UNS memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam upaya menjaga lingkungan. Salah satu langkah yang dilakukan Universitas Sebelas Maret dalam hal ini adalah penerapan kebijakan bebas emisi yang dilaksanakan setiap hari Jumat pada minggu pertama.

Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan untuk:

  • Mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim.
  • Meningkatkan kualitas udara di lingkungan kampus.
  • Mengurangi kemacetan di lingkungan kampus.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Namun, tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan, banyak sekali aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjalankan program atau kebijakan hari bebas emisi pada lingkungan akademik ini.

Hari bebas emisi yang telah dijalankan dari sebelum masa pandemi Covid-19 dinilai "Labil" dalam penerapannya. Pada peraturannya seluruh civitas akademik UNS, termasuk mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat umum yang akan beraktivitas di dalam kampus diwajibkan untuk menggunakan alat transportasi bebas emisi, berjalan kaki, atau menggunakan alat transportasi publik dan dilarang keras untuk menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak.

Namun pada kenyataannya, kendaraan bermotor masih bisa masuk ke dalam kampus walaupun hanya bertempat pada fakultas yang berdekatan dengan gerbang-gerbang kampus.

Selain itu, masih terdapat banyak kesempatan bagi civitas akademik untuk masuk ke dalam area kampus sehingga hal ini menyebabkan protes dari mahasiswa atas bentuk diskriminasi, karena oknum tertentu dapat membawa kendaraannya hingga tempat tujuannya namun tidak dengan para mahasiswa.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung kebijakan bebas emisi di UNS:

  • Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung, seperti jalur sepeda dan halte bus di dalam kampus.
  • Memberikan insentif bagi mahasiswa dan dosen yang menggunakan alat transportasi bebas emisi.
  • Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan pentingnya penggunaan alat transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Regulasi hari bebas emisi seharusnya dapat lebih dipertegas bagi seluruh masyarakat kampus tanpa terkecuali. Sehingga kebijakan ini dapat lebih ber-impact pada kebermanfaatan yang akan diperoleh dari kebijakan yang telah dilaksanakan.

Oleh karena itu, mari kita dukung "Hari Bebas Emisi" dengan tidak membiarkan karbon dapat memengaruhi secara bebas pada udara yang kita hirup.

Langkah implementatif dari pemerintah, juga kesadaran dari masyarakat, sangat diperlukan, agar lingkungan terhindar dari ketidakberhasilan oknum-oknum tertentu dalam perusakan lingkungan di kemudian hari jika target pengendalian emisi belum sesuai. Dengan dukungan dari seluruh pihak, kebijakan bebas emisi di UNS dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Biodata Penulis:

Ramadhani Yoga Pratama lahir pada tanggal 19 Oktober 2004.

© Sepenuhnya. All rights reserved.