Anak bungsu adalah anak yang terlahir paling akhir dan anak termuda dalam sebuah anggota keluarga. “Jadi anak bungsu enak ya, minta apapun langsung dituruti dan ga pernah tuh namanya dimarahin,” kata beberapa orang yang sudah menaruh pandangan bahwa anak bungsulah anak yang paling dimanja dibandingkan dengan kakak-kakaknya.
Sudah menjadi hal umum bahwa semua orang mempunyai pandangan yang sama, jika anak bungsulah anak yang paling banyak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, anak yang paling dekat dengan kedua orang tuanya, anak yang tidak pernah dimarahin, dan anak yang selalu diturutin apapun keinginannya.
Faktanya tidak semua anak bungsu seperti apa yang dipikirkan oleh kebanyakan orang. Bahkan anak bungsulah yang harus terlatih mandiri dengan sendirinya dikarenakan suatu keadaan. Walaupun masih banyak orang tua yang menganggap bahwa anak bungsunya selamanya akan tetap menjadi anak kecil mereka berapapun usianya.
Tidak mudah menjadi anak bungsu yang usianya berjarak jauh dengan kedua orang tuanya dan juga kakak-kakaknya. Di saat kakak-kakak si bungsu ini sudah sukses dan bahkan sudah berpisah rumah dengan kedua orang tuanya, namun kita sebagai anak bungsu masih duduk di bangku sekolah atau di bangku perkuliahan yang mana baru awal mulainya memasuki perguruan tinggi. Dan juga baru awalnya perjuangan menuju dewasa dimulai.
Sebenarnya anak bungsu tidak dituntut lebih keras dibanding kakak-kakaknya, namun sudah pasti orang tua mempunyai keinginan jika anak bungsunya setidaknya harus bisa sukses seperti kakak-kakaknya atau bahkan bisa menjadi lebih sukses dan hebat dari kakak mereka. Di sinilah dibutuhkan peran penting seorang kakak menjadi contoh bagi para adik mereka.
Anak bungsu menjadi harapan terakhir bagi kedua orang tuanya yang mempunyai keinginan untuk dapat mewujudkan impian mereka yang mana belum bisa diwujudkan oleh kakak-kakaknya. Sudah pasti orang tua menaruh harapan yang tinggi bagi anak bungsu ini untuk dapat mencapai hal tersebut. Walaupun orang tua tidak akan menuntut secara langsung dengan tegas terhadap anak tersebut.
Namun, sudah seharusnya kita sebagai anak bungsu dapat mewujudkam impian kedua orang tua kita. Meski harus bekejaran dengan umur kedua orang tua yang semakin hari akan semakin bertambah dan menua. Karena kitalah sebagai anak bungsu yang akan menjaga kedua orang tua kita dan menemani masa tuanya, dikarenakan para kakak yang sudah berpisah rumah dengan kedua orang tua.
Memang anak bungsu tidak bisa sekuat kakak-kakaknya, tetapi mereka akan berusaha menjadi kuat dan tidak manja seperti apa yang dipikirkan oleh banyak orang. Rasa semangat anak bungsu ini tidak dapat diragukan lagi, selagi mereka belum mencapai apa yang menjadi impian mereka, mereka tidak akan pernah menyerah untuk memperjuangkan hal tersebut.
Wajar jika anak bungsu lebih cengeng atau gampang menangis dibanding kakaknya, karena sejatinya mereka masih seorang adik yang memerlukan nasihat serta kasih sayang dalam keluarganya. Namun, mereka dituntut oleh pikirannya sendiri agar dapat menjadi orang yang lebih sukses dari kakaknya serta dapat mewujudkan impian kedua orang tuanya yang belum bisa diwujudkan oleh kakak-kakaknya.
Terlepas dari itu semua, sekarang anak bungsu bukan lagi anak yang dimanja oleh kedua orang tuanya, namun harus dapat menjadi seorang anak yang lebih mandiri, disiplin, mempunyai pribadi yang kuat, dan dapat fokus terhadap apa yang menjadi tujuannya sejak awal, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya dan dapat membanggakan keluarganya, terutama kedua orang tuanya.
Biodata Penulis:
Khoirunnisa Nur Shadrina lahir pada tanggal 5 Juni 2005 di Surakarta. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.