Ziarah Tubuh Perempuan
Tubuhku bukan wilayah terlarang
Yang belum kau ziarahi
Di sipit bulan kau bermata jalang
Mencari wilayah sedahi
Padahal di sana ada wilayah terlarang
Untuk kau singgahi
Maka ziarahi tubuhku sekarang
Sebelum kokok menjelang
Juni, 2009
Sumber: Kompas (16 Desember 2009)
Analisis Puisi:
Puisi "Ziarah Tubuh Perempuan" membawa pembaca ke dalam eksplorasi metaforis mengenai tubuh perempuan, menggambarkan tubuh sebagai wilayah yang seharusnya tidak terlarang dan patut dijelajahi dengan penghargaan.
Metafora Tubuh: Tubuh perempuan diibaratkan sebagai wilayah yang seharusnya tidak terlarang. Pilihan kata "wilayah" memberikan nuansa keutuhan dan keindahan yang harus dihargai.
Sipit Bulan dan Mata Jalang: Sipit bulan dan mata jalang memberikan gambaran eksplorasi tubuh perempuan yang penuh keindahan dan misteri. Bulan dan mata menjadi simbol keindahan dan kepekaan.
Wilayah Terlarang: Ada rasa kontradiksi dalam puisi ini. Meskipun awalnya tubuh dianggap bukan wilayah terlarang, namun kemudian pembaca diingatkan bahwa ada wilayah terlarang yang sebaiknya tidak diinjak. Ini mungkin mencerminkan batasan dan etika dalam menjelajahi wilayah intim.
Panggilan untuk Ziarah Tubuh: Panggilan untuk "ziarah tubuhku sekarang" menggambarkan sikap terbuka dan mengundang pembaca untuk memahami dan menghargai keindahan tubuh perempuan.
Kokok Menjelang: Puisi diakhiri dengan kata-kata "Sebelum kokok menjelang," menyoroti urgensi dan kecepatan waktu. Ini bisa diartikan sebagai pengingat bahwa waktu terus berjalan dan penghargaan terhadap tubuh perempuan seharusnya dilakukan tanpa menunggu.
Puisi "Ziarah Tubuh Perempuan" menggambarkan tubuh perempuan sebagai wilayah yang seharusnya tidak terlarang, melainkan sebagai keindahan yang patut dijelajahi dengan penuh penghargaan. Metafora dan simbolisme digunakan untuk menciptakan gambaran yang memikat, sementara panggilan untuk "ziarah tubuhku" memperlihatkan keinginan untuk dihargai. Puisi ini memberikan kesan bahwa penjelajahan tubuh perempuan seharusnya bersifat penuh kesadaran dan penuh keindahan.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.