Untuk Sebuah Sepi
setangkai mawar kau simpan di mejaku
durinya runcing menusuk jantung
aku bertanya, " Mengapa cinta bisa begini pedih?"
kau tatap aku dan kau jawab
"Kamu salah. Mawar ini ziarah kita, untuk sepimu."
"Bagaimana dengan sepimu?" tak kau jawab tanyaku
hanya saja lalu kau cium aku
ah, di kesat lidahmu sepi itu sirna
gemuruh memang menghapus semuanya
juga tanya
juga luka
2011
Sumber: Kartini 2012 (2012)
Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Sebuah Sepi" karya Susy Ayu menggambarkan kompleksitas perasaan dalam suatu hubungan, dengan sentuhan romantisme dan kesedihan yang mendalam.
Simbolisme Mawar: Mawar dalam puisi ini diambil sebagai simbol cinta, dan durinya yang menusuk jantung mencerminkan kepedihan yang mungkin dialami dalam sebuah hubungan. Simbol ini menghadirkan gambaran tentang kompleksitas emosi yang terlibat dalam percintaan.
Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini memulai dengan pertanyaan eksistensial yang menggambarkan kebingungan dan kepedihan di dalam hubungan. Pertanyaan "Mengapa cinta bisa begini pedih?" menciptakan refleksi pada sifat rumit cinta dan dampaknya terhadap individu.
Ziarah untuk Sepi: Pernyataan bahwa mawar disimpan sebagai ziarah untuk sepimu menarik perhatian pada konsep kesepian. Mungkin sepimu bukanlah suatu kekosongan melainkan sesuatu yang bernilai dan patut dihormati, seolah-olah sepimu adalah tujuan suci.
Keheningan yang Menyelamatkan: Penyair mengeksplorasi hubungan antara keheningan dan penyembuhan. Lidah yang dihapus oleh keheningan menggambarkan bahwa dalam beberapa situasi, ketiadaan kata-kata adalah yang terbaik untuk memahami dan menyembuhkan rasa sakit.
Penghapus Sepi oleh Gemuruh: Gemuruh yang menghapus semuanya, termasuk sepimu, menciptakan gambaran tentang bagaimana gejolak emosi atau peristiwa tertentu dapat mengubah dan menghapus apa yang dianggap suci dan berharga.
Ciuman sebagai Pemadam Pedih: Adegan ciuman di akhir puisi dapat diartikan sebagai tindakan penuh kasih sayang yang dapat meredakan kepedihan dan menghapuskan kesepian. Ciuman menjadi simbol pemahaman dan pengampunan dalam hubungan.
Puisi "Untuk Sebuah Sepi" membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang melibatkan kebingungan, kepedihan, dan akhirnya, pemahaman. Dengan menggunakan gambaran simbolis dan pertanyaan eksistensial, puisi ini menggambarkan dinamika kompleks dalam hubungan manusia, serta upaya untuk memahami dan melepaskan rasa sepinya.
Karya: Susy Ayu
Biodata Susy Ayu:
- Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.