Ucapan Terima Kasih
Beta seorang budak yang kecil
Tinggal di dusun, tempat terpencil
Belum pandai berjalan seorang
Sayap tak ada penyongsong sawang.
Termenung beta di tepi jalan
Di rimba raya, di tempat sunyi,
Hidup tak pernah dapat pimpinan
Lorong yang mana 'kan dituruti.
Terkenang nasib, sadarkan untung,
Di seloka dunia terkatung-katung
Jalan tak tampak, badan tak kuat
Tak tentu apa akan dibuat.
Terdengar suara, jauh di sana
Di tempat dewa bercengkerama
"Mari dik kandung turutkan beta.
Beta berjalan menuju cahaya."
Tegap, teguh saudara beta
Panjang langkah, cepat jalannya
Cukup senjata, banyak pengiring
Takut beta akan seiring.
Panggilan sangat menarik hati,
Memberi kekuatan, menerbitkan berani,
kucari jalan di kelam kabut,
Berjanji beta akan menurut.
Terima kasih pada saudara
Yang telah berseru memanggil beta
Berkat ilahi Tuhan yang satu
Sampai ke tempat yang kita tuju.
Diharap berhasil segala usaha
Sepakat, sekumpul segala pujangga
Seikat, serumpun, sebagai serai
Tidaklah lagi bercerai-berai.
Terbela bangsa, berseri bahasa
Dapatlah segala yang dicita-cita
Hilanglah gelap timbul cahaya
Berbahagia seluruh Indonesia.
Sumber: Biografi Selasih dan Karyanya (1995)
Analisis Puisi:
Puisi "Ucapan Terima Kasih" karya Sariamin Ismail menggambarkan perjalanan hidup seorang budak kecil yang awalnya kebingungan dalam menjalani hidupnya yang terpencil. Puisi ini menciptakan narasi perkembangan dan transformasi melalui ucapan terima kasih kepada saudara yang memberikan bimbingan.
Penampilan Budak yang ke Kecil: Penyair menggambarkan dirinya sebagai seorang budak yang kecil, tinggal di dusun terpencil, dan belum pandai berjalan. Ini menciptakan gambaran ketidakpastian dan keterbatasan di awal kehidupan.
Keberanian untuk Mencari Jalan: Dalam kondisi kebingungan dan ketidakpastian, budak kecil itu termenung di tepi jalan. Namun, suara yang terdengar dari tempat yang jauh memberikan kekuatan dan dorongan untuk mencari jalan menuju cahaya. Ini menciptakan simbolisme tentang pencarian arah dan tujuan hidup.
Panggilan untuk Menyusuri Jalan Cahaya: Suara yang memanggil mengajak budak itu untuk menyusuri jalan menuju cahaya. Panggilan ini memberikan arahan dan bimbingan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan kesulitan dalam hidup.
Janji untuk Menuruti Panggilan: Budak itu berjanji untuk menuruti panggilan tersebut. Ini menciptakan gambaran tentang kesediaan untuk mengikuti petunjuk dan petunjuk yang diberikan oleh arah yang lebih tinggi.
Ucapan Terima Kasih sebagai Ungkapan Kepedulian: Ucapan terima kasih yang disampaikan dalam puisi ini adalah ekspresi rasa terima kasih kepada saudara yang memberikan panggilan dan bimbingan. Ini menciptakan nuansa kepedulian dan rasa syukur terhadap bantuan yang diterima.
Harapan untuk Kesuksesan dan Kesejahteraan: Puisi menyampaikan harapan untuk kesuksesan, kesejahteraan, dan persatuan bangsa. Ucapan terima kasih ini diharapkan membawa perubahan positif dan kebahagiaan bagi seluruh Indonesia.
Simbolisme Cahaya sebagai Penuntun Hidup: Cahaya dalam puisi ini diartikan sebagai penuntun hidup yang membimbing menuju kebahagiaan dan keberhasilan. Simbolisme ini menciptakan gambaran tentang harapan dan optimisme dalam menghadapi masa depan.
Puisi "Ucapan Terima Kasih" karya Sariamin Ismail adalah puisi yang menggambarkan perjalanan hidup dari kebingungan menuju keberanian dan kesuksesan melalui bimbingan dan ucapan terima kasih kepada saudara yang memberikan petunjuk. Puisi ini menciptakan suasana penuh harapan, ucapan terima kasih, dan doa untuk kebaikan bersama, serta mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong-royong dalam membangun bangsa.
Karya: Sariamin Ismail (Seleguri)
Biodata Sariamin Ismail:
- Sariamin Ismail lahir pada bulan Juli 1909 di Talu, Pasaman, Sumatra Barat. Ia sering memakai nama samaran Selasih dan Seleguri. Nama samarannya yang lain adalah Dahlia, Seri Tanjung, Seri Gunung, Seri Gunting, Ibu Sejati, Bunda Kandung, Kak Sarinah, dan Mande Rubiah.
- Sariamin adalah penulis yang tercatat sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Ia meninggal dunia pada tanggal 15 Desember 1995 di Pekanbaru.