Puisi: Tentang Suatu Senja (Karya Weni Suryandari)

Puisi "Tentang Suatu Senja" mengeksplorasi tema-tema yang dalam, seperti rindu, kehidupan, kematian, dan sejarah, melalui imaji yang kuat dan ...
Tentang Suatu Senja
: Sriwedari

Matahari menampung rindu yang kental
Membawa setiap degup pada kata bernyawa
Debur dada pada senyum kota harum batik
Senja berlapis-lapis, meninggalkan siluet diri

Kutulis puisi dari jalanan dan ruang abstrak
Tentang hidup dan kematian yang menombak
kegelisahan, Sriwedari melawan ingatan.
aku jumpalitan, kesunyian berpendaran
di matamu, hanguskan musim kelam

Demi waktu yang memukulku dari mabuk dunia
Kukisahkan tentang ajaran pusaka adiluhung
dari lontar babad tanah Jawa
Sejarah yang menghimpun kita dalam
jalan panjang peradaban
2014

Sumber: Suara Merapi (15 November 2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Suatu Senja" karya Weni Suryandari mengeksplorasi tema-tema yang dalam, seperti rindu, kehidupan, kematian, dan sejarah, melalui imaji yang kuat dan bahasa yang indah.

Matahari sebagai Penampung Rindu: Matahari yang menampung rindu menciptakan gambaran tentang matahari sebagai saksi dari setiap perasaan yang kuat. Ini memberikan nuansa emosional dan menyiratkan peran alam dalam menyaksikan perjalanan hidup.

Debur Dada pada Senyum Kota Harum Batik: Gambaran ini menghubungkan senja dengan keharuman kota dan keindahan batik. Senyum kota menciptakan atmosfer positif dan kehangatan, sementara harum batik menambahkan elemen budaya dan keindahan tradisional.

Senja yang Berlapis-lapis: Senja yang berlapis-lapis membawa gambaran tentang kompleksitas dan kedalaman perasaan. Ini mungkin merujuk pada lapisan emosi atau dimensi kehidupan yang beragam.

Puisi dari Jalanan dan Ruang Abstrak: Penyair mengekspresikan pengalaman hidupnya yang diambil dari realitas jalanan hingga ruang abstrak. Ini menciptakan perpaduan antara pengalaman konkret dan pemikiran abstrak.

Sriwedari Melawan Ingatan: Sriwedari, sebagai simbol hiburan tradisional, melawan ingatan menciptakan ketegangan antara keceriaan dan realitas yang penuh ingatan. Hal ini mungkin mencerminkan konflik antara kebahagiaan semu dan kenangan yang menyakitkan.

Kesunyian yang Berpendaran di Matamu: Kesunyian yang berpendaran mengeksplorasi keheningan yang terasa hidup dan penuh dengan makna. Kesunyian ini dihubungkan dengan matamu, menciptakan gambaran visual tentang keheningan dalam ekspresi wajah.

Hanguskan Musim Kelam: Penggunaan kata "hanguskan" memberikan nuansa dramatis pada pengalaman musim kelam. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk mengatasi masa-masa sulit atau mengakhiri kegelapan dalam hidup.

Sejarah dari Lontar Babad Tanah Jawa: Penyair merujuk pada sejarah yang kaya dari lontar Babad Tanah Jawa, menunjukkan kebanggaan akan warisan budaya dan tradisi. Penggunaan kata "adiluhung" mengesankan keagungan dan kearifan yang terkandung dalam sejarah.

Jalan Panjang Peradaban: Penutup puisi menyoroti jalan panjang peradaban, menggambarkan kesadaran akan waktu dan warisan yang dibawa bersama. Hal ini menekankan pentingnya memahami akar sejarah dalam konteks kehidupan.

Puisi "Tentang Suatu Senja" merupakan perjalanan emosional dan intelektual yang mendalam, menyelipkan keindahan bahasa untuk menggambarkan dinamika kehidupan, keindahan budaya, dan kearifan sejarah. Melalui imaji dan metafora, penyair dengan cermat merangkai ungkapan untuk menggugah perasaan dan pemikiran pembaca.

Weni Suryandari
Puisi: Tentang Suatu Senja
Karya: Weni Suryandari

Biodata Weni Suryandari:
  • Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.