Tarian Jiwa
Tak ada pelangi berpendar di mataku
Sedang gemuruh ombak penuhi dada
Aku hilang tiang, percakapan melayang
Layar terkoyak, sampan tenggelam
Tubuhku mawar kering, menyelam
: karam di palung rahasia
Diam-diam angin membawa risalah
Tentang kenangan bulan basah
Aku hilang sinar, jantung berdebar
lubang luka membiru dalam dada
diam-diam disentuh kabut semilir
Kulihat Engkau kembali, tersenyum samar
membawa ronce melati dan mawar
Pada lautan maaf, angin menuliskan kata,
mata membaca makna.
: padamu, kulihat jiwaku menari
2014
Sumber: Merapi (12 Agustus 2016)
Analisis Puisi:
Puisi "Tarian Jiwa" karya Weni Suryandari adalah karya yang penuh dengan simbolisme dan mendalam, menggambarkan perjalanan jiwa yang menghadapi kehilangan, kegelapan, dan akhirnya penemuan kembali cahaya melalui tarian jiwa.
Simbolisme Air dan Ombak: Puisi ini sering kali menggunakan gambaran air, ombak, dan lautan untuk menyampaikan perasaan dan perjalanan jiwa. Ombak yang gemuruh dapat diartikan sebagai tantangan dan kegelisahan dalam kehidupan. Air sebagai medium perjalanan mencerminkan kehidupan yang terus bergerak dan berubah.
Metafora Sampan dan Layar Terkoyak: Metafora sampan yang tenggelam dan layar yang terkoyak menggambarkan keputusasaan dan kesulitan. Sampan yang tenggelam dapat mewakili perasaan terpuruk, sementara layar terkoyak mencerminkan ketidakmampuan untuk melanjutkan perjalanan.
Lubang Luka dan Bulan Basah: Metafora lubang luka dan bulan basah menciptakan gambaran kesedihan dan kehilangan. Bulan yang basah mungkin merujuk pada air mata atau emosi yang mendalam, sementara lubang luka adalah bekas dari kehilangan atau kegagalan.
Kembalinya Cahaya: Pada akhir puisi, cahaya kembali melalui tarian jiwa. Ini dapat diartikan sebagai proses penyembuhan dan penemuan kembali makna dalam kehidupan. Tarian jiwa menjadi simbol kebangkitan dan keselarasan batin.
Simbolisme Melati dan Mawar: Melati dan mawar sering kali dianggap sebagai lambang keindahan dan kemurnian. Kembalinya melati dan mawar pada lautan maaf menciptakan gambaran pembersihan dan transformasi jiwa.
Kesatuan dengan Alam: Puisi ini menciptakan kesan bahwa jiwa individu bersatu dengan alam, dengan angin yang membawa risalah dan mata yang membaca makna. Ini menciptakan hubungan spiritual antara manusia dan alam semesta.
Puisi "Tarian Jiwa" menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual yang mendalam. Dengan menggunakan gambaran alam dan simbolisme, Weni Suryandari berhasil merangkai puisi yang memikat perasaan pembaca, mengajak mereka untuk merenungi perjalanan jiwa dan keindahan keselarasan batin.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.