Siapa Menyangka
Sedang bergurau gelak tertawa,
Pikiran kusut sukma menangis?
Sedang berkata muka bercaya
Hati dan jantung bagai diiris.
Sedang bersuka bercengkerama
Pikiran bimbang hati terharu
Sedang berdandan tanda bahagia
Dada berdebar hati pun pilu???
Sumber: Biografi Selasih dan Karyanya (1995)
Analisis Puisi:
Puisi "Siapa Menyangka" karya Sariamin Ismail menyajikan suasana gurauan dan tawa yang tiba-tiba terpotong oleh rasa bimbang dan keharuan. Dalam dua bait yang pendek, penyair menyampaikan kontras antara ekspresi luar dan keadaan internal yang seringkali tidak dapat dipahami oleh orang lain.
Kontras Antara Luar dan Dalam: Puisi ini menciptakan kontras yang kuat antara ekspresi luar dan keadaan internal. Gurauan, gelak tawa, dan percakapan yang tampak riang pada permukaan, namun penyair mengungkapkan bahwa dalam pikiran dan hati, ada kesedihan dan bimbang yang tidak terlihat oleh orang lain.
Penggunaan Kata dan Imaji Dualitas Emosi: Penyair menggunakan kata-kata yang menyiratkan dualitas emosi, seperti "gelak tertawa" yang diikuti dengan "sukma menangis," atau "hati terharu" yang diakhiri dengan "hati pun pilu." Hal ini menciptakan atmosfer kebingungan dan bertentangan, menunjukkan kompleksitas perasaan yang terkadang sulit dipahami oleh orang lain.
Ekspresi Luar yang Menyesatkan: Puisi menyoroti ironi ekspresi luar yang dapat menyesatkan. Seseorang mungkin terlihat bahagia, gembira, atau bersuka ria, tetapi di dalam hatinya, mungkin tersembunyi perasaan yang berbeda. Hal ini menggambarkan realitas bahwa manusia seringkali menyembunyikan keadaan emosional mereka di balik masker kebahagiaan.
Implikasi Kegelisahan dan Keharuan: Puisi menimbulkan pertanyaan tentang kegelisahan dan keharuan yang mungkin terjadi di tengah kesenangan dan kegembiraan. Ada implikasi bahwa bahkan di saat-saat paling cerah, seseorang dapat merasakan kebingungan atau kepedihan yang mendalam.
Gurauan dan Bimbang sebagai Bagian Hidup: Puisi ini mungkin mencoba menggambarkan bahwa gurauan dan kebahagiaan bisa jadi merupakan upaya untuk mengatasi kebimbangan dan kesedihan. Manusia sering menggunakan seni dan humor sebagai bentuk pelarian dari kenyataan yang sulit atau bermasalah.
Puisi "Siapa Menyangka" karya Sariamin Ismail adalah puisi singkat yang memunculkan kontras antara ekspresi luar dan keadaan internal seseorang. Dengan mempertanyakan kebenaran di balik senyum dan kebahagiaan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas emosi manusia. Puisi ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap tawa, terkadang terdapat beban emosional yang tidak terlihat oleh mata kasual.
Karya: Sariamin Ismail (Selasih)
Biodata Sariamin Ismail:
- Sariamin Ismail lahir pada bulan Juli 1909 di Talu, Pasaman, Sumatra Barat. Ia sering memakai nama samaran Selasih dan Seleguri. Nama samarannya yang lain adalah Dahlia, Seri Tanjung, Seri Gunung, Seri Gunting, Ibu Sejati, Bunda Kandung, Kak Sarinah, dan Mande Rubiah.
- Sariamin adalah penulis yang tercatat sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Ia meninggal dunia pada tanggal 15 Desember 1995 di Pekanbaru.