Puisi: Perihal Aku, Tuhanku dan Manusia (Karya Mochamad Azky)

Puisi "Perihal Aku, Tuhanku, dan Manusia" karya Mochamad Azky memaksa pembaca untuk merenungkan hubungan kompleks antara manusia, Tuhan, dan alam ...
Perihal Aku, Tuhanku, dan Manusia


Kepada rahasia, terungku
Janji daun kepada langit
gemuruh

Kepada rahasia, hadirmu
Janji kuda kepada jerami
Abadi

Bandung, 6 Oktober 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Perihal Aku, Tuhanku, dan Manusia" karya Mochamad Azky mempersembahkan karya yang singkat namun penuh dengan kedalaman makna. Puisi ini menggambarkan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam semesta dengan cara yang sederhana namun sarat dengan makna filosofis.

Simbolisme Daun dan Langit: Puisi dimulai dengan ungkapan "Kepada rahasia, terungku," yang dapat diartikan sebagai ungkapan keinginan untuk membuka rahasia atau batin yang terdalam. Kemudian, janji daun kepada langit menciptakan gambaran tentang keterhubungan antara makhluk hidup (daun) dengan keabadian dan ketidak-terbatasan (langit). Simbolisme daun yang rapuh dan langit yang luas menggambarkan ketidakmampuan manusia untuk mencapai keabadian secara fisik, namun terdapat janji yang tersirat di dalamnya.

Rahasia dan Gemuruh Alam: Penggunaan kata "gemuruh" memberikan nuansa kekuatan dan keagungan, menciptakan gambaran bahwa janji atau rahasia yang diutarakan oleh daun memiliki dampak yang besar, seperti gemuruh alam yang mampu menggetarkan hati manusia. Ini menciptakan kontras antara kelemahan manusia dan kebesaran Tuhan serta alam semesta.

Hubungan antara Manusia dan Alam: Puisi dilanjutkan dengan penggunaan ungkapan "Kepada rahasia, hadirmu," yang mengarah pada kehadiran Tuhan. Janji kuda kepada jerami menjadi simbol dari hubungan yang tidak sebanding atau sesuatu yang tampaknya mustahil. Ini menciptakan gambaran tentang ketidaksempurnaan manusia dalam memahami kehadiran Tuhan dan keabadian-Nya.

Abadi dan Ketidaksempurnaan Manusia: Dengan menciptakan kontras antara janji kuda kepada jerami yang terbatas dan "Abadi," puisi ini menyiratkan bahwa Tuhan adalah keabadian yang sempurna, sedangkan manusia cenderung memiliki keterbatasan dan ketidaksempurnaan. Ungkapan ini memberikan nuansa rendah hati dan pengakuan akan ketergantungan manusia pada Tuhan.

Keterikatan Alam dengan Ketidakpastian Manusia: Puisi ini menciptakan gambaran tentang keterikatan manusia dengan alam dan ketidakpastian yang menyertainya. Daun dan langit, kuda dan jerami menjadi simbolik hubungan yang rumit dan penuh makna antara manusia, Tuhan, dan alam semesta.

Puisi "Perihal Aku, Tuhanku, dan Manusia" karya Mochamad Azky menghadirkan karya yang menyentuh dan memaksa pembaca untuk merenungkan hubungan kompleks antara manusia, Tuhan, dan alam semesta. Dengan penggunaan simbolisme dan ungkapan yang sederhana, puisi ini mampu menciptakan atmosfer spiritual dan filosofis yang mendalam.

Mochamad Azky
Puisi: Perihal Aku, Tuhanku dan Manusia
Karya: Mochamad Azky

Biodata Mochamad Azky:
  • Mochamad Azky lahir pada tanggal 4 Juli 2004 di Tasikmalaya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.