Puisi: Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang (Karya Rahmatiah)

Puisi "Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang" merangkai kisah tentang kehilangan, kehangatan, dan nostalgia, menciptakan karya sastra yang ....
Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang
Teringat Ibu


Dia perempuan yang selalu meletakkan lelampu
Di belakang pintu
Lalu kemudian pergi setelah menidurkan gerimis
Yang tergenang di anak rambutmu
Setelah bercerita
Ada kunang-kunang terjebak di rendaman airmata
Dan tak sempat lagi meneukan lorong cahaya

Perempuan itukah yang dulu pernah menjelajah gelisahmu?
Menangisi bau rambutmu
Meniupkan selembar rindu yang setiap malam
Meriap di atap-atap
Sebab rumah adalah tempat menumbuhkan kenangan

Tapi
Mungkin perempuan itu kini pun telah menjadi batu
Dalam sumur ingatanmu

Banjarbaru, Januari 2006

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang" karya Rahmatiah adalah sebuah karya sastra yang membangkitkan berbagai makna dan perasaan. Puisi ini menggambarkan tentang perempuan yang memiliki kedalaman emosi dan kontribusi penting dalam kehidupan seseorang.

Metafora dan Simbolisme Kunang-Kunang: Puisi ini menggunakan kunang-kunang sebagai metafora yang kuat. Kunang-kunang di sini bukan hanya serangga malam yang bersinar, tetapi juga merepresentasikan cahaya, keindahan, dan kehilangan. Kejadian kunang-kunang yang terjebak di rendaman airmata dan kehilangan kemampuan untuk menerangi lorong cahaya adalah simbol dari kehilangan dan ketidakmampuan untuk terus memberikan kecerahan.

Gambaran Perempuan Penyemangat: Perempuan dalam puisi ini digambarkan sebagai sosok penyemangat. Tindakan meletakkan lelampu di belakang pintu dan pergi setelah menidurkan gerimis menunjukkan perhatian dan kelembutan. Perempuan ini mungkin telah menjadi sumber ketenangan dan kehangatan dalam kehidupan orang yang dikisahkan dalam puisi.

Rasa Kehilangan dan Nostalgia: Kehilangan adalah tema sentral dalam puisi ini. Rasa kehilangan tergambar dari kunang-kunang yang tidak dapat lagi menerangi lorong cahaya. Nostalgia juga hadir melalui perempuan yang mungkin sekarang telah menjadi "batu dalam sumur ingatan." Ini menciptakan rasa kehilangan terhadap waktu yang telah berlalu dan perubahan yang terjadi.

Keterkaitan dengan Rumah: Rumah digambarkan sebagai tempat tumbuhnya kenangan dan tempat di mana rasa cinta perempuan ditanamkan. Meskipun perempuan itu telah menjadi batu dalam sumur ingatan, rumah tetap menjadi simbol yang kuat dalam puisi ini.

Gaya Bahasa yang Memikat: Puisi ini menggunakan bahasa yang indah dan puitis. Penggunaan kata-kata yang dipilih dengan cermat, metafora yang kuat, dan gaya bahasa yang mengalir memberikan kekuatan dan daya tarik pada puisi ini.

Puisi "Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang" menciptakan gambaran yang mendalam tentang perempuan yang memiliki peran emosional dan simbolis yang besar dalam kehidupan seseorang. Dengan menggunakan metafora kunang-kunang, puisi ini merangkai kisah tentang kehilangan, kehangatan, dan nostalgia, menciptakan karya sastra yang meresap dan mendalam.

Puisi
Puisi: Perempuan yang Mencintai Kunang-Kunang
Karya: Rahmatiah

Biodata Rahmatiah:
  • Rahmatiah lahir pada tanggal 3 Juli 1979 di Nusa Tenggara Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.