Penantian
Seorang perempuan berdiri di ujung jalan,
menanti matahari meneteskan peluh
Angin bersiut, membawa kabar dari Timur
dan bisik sunyi mengeja detak umur
Kekasihnya akan tiba sebentar lagi,
di stasiun kereta
yang tak pernah ada dalam peta.
2014
Sumber: Padang Ekspres (18 Januari 2015)
Analisis Puisi:
Puisi "Penantian" menggambarkan gambaran penantian seorang perempuan yang penuh dengan ekspektasi dan harapan.
Setting dan Atmosfer: Penyair mengatur latar puisi ini di ujung jalan dengan sentuhan alam, seperti matahari dan angin dari Timur. Atmosfer yang dihasilkan adalah antara ketegangan dan harapan, dengan elemen alam seperti angin memberikan nuansa keintiman dan kekhawatiran.
Protagonis - Perempuan: Perempuan dalam puisi ini menjadi tokoh sentral yang menandakan kekuatan, kesabaran, dan harapannya. Penantian yang digambarkan olehnya menciptakan gambaran rasa cemas dan kerinduan yang mendalam.
Matahari dan Angin: Matahari meneteskan peluh menciptakan gambaran waktu yang terus berjalan dan penantian yang terasa panjang. Angin dari Timur membawa kabar yang mungkin menjadi harapan atau kekecewaan. Kedua elemen alam ini memberikan dimensi waktu dan ketidakpastian.
Bisikan Sunyi: Bisikan sunyi yang menyusul detak umur menciptakan suasana keheningan dan antisipasi. Hal ini menekankan kesendiriannya dan kecemasan yang bisa dirasakan dalam menantikan seseorang.
Tempat yang Tak Tercatat dalam Peta: Stasiun kereta yang tak pernah ada dalam peta menciptakan kesan tempat yang eksotis dan tidak biasa. Hal ini dapat diartikan sebagai tempat di hati atau kenangan yang tidak dapat diukur secara fisik.
Konsep Penantian: Puisi ini mengeksplorasi konsep penantian sebagai suatu bentuk pengorbanan dan ketidakpastian. Penyair membawa pembaca untuk merasakan ketidakpastian dan harapan yang berkembang seiring waktu.
Harapan pada Kekasih: Harapan akan kedatangan kekasihnya menciptakan nuansa rindu dan keinginan yang mendalam. Stasiun kereta menjadi simbol pertemuan yang sangat dinanti-nantikan.
Puisi "Penantian" bukan hanya tentang menunggu secara fisik, tetapi juga mengeksplorasi dimensi emosional penantian. Penyair dengan indah menggambarkan kesabaran, rindu, dan harapan melalui imaji yang kaya dan atmosfer yang terbangun. Puisi ini berhasil menangkap esensi penantian sebagai suatu pengalaman yang intens dan mendalam.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.