Puisi: Pemetik Teh (Karya Susy Ayu)

Puisi "Pemetik Teh" tidak hanya memvisualisasikan kehidupan sang pemetik teh, tetapi juga mengeksplorasi isu-isu gender dan ketidaksetaraan dalam ...
Pemetik Teh


ia bersolek untuk bekerja
tak perlu gedung menjulang
hamparan karpet hijau
hembusan alat pendingin
juga ruang melesat
tuk menanjak ke tempat tertinggi

sebab ia didesirkan angin pegunungan
dihijaukan perdu-perdu daun teh
menapak dataran tinggi
dengan kokohnya sepasang kaki

namun ia adalah perempuan
perlu setabur bedak
dan polesan gincu patah
pengakuan adalah harapan
selayak perempuan kebanyakan
dengan pakaian bersihnya meski usang

sebab pikulan beban beratnya sama
selayak wanita karir di bawah sana
namun terlecehkan adalah keseharian
menuai bayi mungil tanpa ayah dalam kehadiran

sungguh
betapa pahit konsekuensi cinta
yang ditanggungnya sendiri

Sumber: Kompas (3 November 2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Pemetik Teh" karya Susy Ayu menggambarkan realitas pahit seorang pemetik teh, seorang perempuan yang bertahan dan bekerja di kebun teh.

Pemilihan Kata dan Gambaran Realistis: Susy Ayu menggunakan kata-kata yang kaya dan gambaran realistis untuk menggambarkan kehidupan seorang pemetik teh. Puisi ini tidak menciptakan romantisme berlebihan, melainkan menyoroti keadaan sehari-hari yang dihadapi perempuan ini.

Kontras Antara Alam dan Keseharian: Puisi ini menciptakan kontras antara keindahan alam di sekitar kebun teh dengan kenyataan keseharian pemetik teh. Meskipun berada di tengah alam yang indah, perempuan ini tetap menghadapi tantangan hidup yang sulit.

Perempuan dan Pelecehan: Puisi ini menggambarkan bahwa, meskipun memiliki pekerjaan yang sama beratnya seperti pekerjaan laki-laki di bawah sana, perempuan ini masih sering mengalami pelecehan dan ketidakadilan. Ini mencerminkan realitas sosial yang masih melibatkan ketidaksetaraan gender.

Keseharian yang Pahit: Ungkapan "menuai bayi mungil tanpa ayah dalam kehadiran" memberikan gambaran keseharian pahit seorang perempuan yang harus bekerja keras tanpa dukungan atau pengakuan dari pihak lain.

Kontras Antara Kecantikan dan Kesulitan: Puisi ini menyoroti kontras antara kecantikan yang diharapkan dari seorang perempuan dan kesulitan hidup yang dihadapinya. Keseharian sang pemetik teh tidak mencerminkan citra perempuan yang seringkali diasosiasikan dengan keindahan dan kelembutan.

Pemberdayaan dan Keseharian: Meskipun menggambarkan realitas yang sulit, puisi ini juga mencerminkan kekuatan dan ketahanan perempuan. Pemetik teh tetap melangkah maju, menjalani kehidupannya, dan menanggung konsekuensi cinta tanpa pengakuan.

Penegasan Kesetaraan dan Keadilan: Melalui puisi ini, Susy Ayu menyoroti isu-isu kesetaraan dan keadilan gender. Perempuan dalam puisi ini memikul beban yang sama, namun terlecehkan dan terpinggirkan oleh masyarakat.

Puisi "Pemetik Teh" merupakan karya yang menggugah kesadaran terhadap realitas pahit seorang pemetik teh perempuan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang nyata, Susy Ayu menciptakan puisi yang tidak hanya memvisualisasikan kehidupan sang pemetik teh, tetapi juga mengeksplorasi isu-isu gender dan ketidaksetaraan dalam masyarakat.

Susy Ayu
Puisi: Pemetik Teh
Karya: Susy Ayu

Biodata Susy Ayu:
  • Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.