Mimpi Gadis tentang Ibunya
Di muka cermin ada musim gugur
Daun keemasan oleh cahaya matahari
Rela jatuh pada waktunya
Di atas tanah coklat yang basah
Saling menyapa dan berdesakan
Di muka cermin ada gadis kecil
Menanti gelap menghampiri
Bulan segaris lengkung membelai
Pipinya basah bertabur embun
Saling menyapa dan berdekatan
Di muka cermin ada mimpi
Tentang ibu yang jauh di sana
Seperti daun gugur yang jatuh
Berharap tanah coklat basah
Menemaninya setiap hari
Gadis kecil itu telah dewasa kini
Berteman dalam sepi dan sendiri
Menanti bulan tak kunjung purnama
Berteman embun dalam diam
Bersama menanti ibu pulang
6 Januari 2010
Sumber: Constance (2011)
Analisis Puisi:
Puisi "Mimpi Gadis tentang Ibunya" karya Shinta Miranda menciptakan gambaran indah tentang perjalanan waktu, harapan, dan kerinduan seorang gadis kecil terhadap ibunya.
Musim Gugur dalam Cermin dan Perubahan Waktu: Penyair dibuka puisi dengan gambaran musim gugur di muka cermin, menggambarkan perubahan waktu dan siklus alam. Daun keemasan yang jatuh oleh cahaya matahari menciptakan citra keindahan dan kerapuhan yang menyertainya. Ini menciptakan atmosfer yang membangkitkan perasaan nostalgia dan melibatkan pembaca dalam perjalanan musim gugur.
Gadis Kecil yang Menanti Gelap dan Bulan Segaris Lengkung: Penyair memperkenalkan gambaran gadis kecil yang menanti gelap dan bulan segaris lengkung. Ini menciptakan nuansa rindu dan kehadiran malam yang mempesona. Gambaran bulan membelai pipinya yang basah bertabur embun menciptakan citra kecantikan yang lembut dan penuh harapan.
Mimpi tentang Ibunya yang Jauh di Sana: Puisi membawa kita ke dalam mimpi gadis kecil tentang ibunya yang jauh di sana. Daun gugur yang jatuh dan berharap tanah coklat basah menemaninya setiap hari menciptakan citra kerinduan dan harapan yang melekat pada kehadiran ibu. Perumpamaan ini menggambarkan kesetiaan dan kekuatan ikatan antara seorang anak dan ibunya.
Gadis Kecil yang Telah Dewasa dan Menanti Pulangnya Ibu: Puisi berkembang dari gambaran gadis kecil yang menanti gelap dan bulan hingga gadis kecil yang telah dewasa, berteman dalam sepi dan sendiri, dan tetap menanti ibunya yang pulang. Perubahan waktu dan pertumbuhan karakter menciptakan lapisan emosional yang mendalam.
Kesepian, Diam, dan Kerinduan Gadis yang Menanti: Penyair menciptakan nuansa kesepian dan diam dalam puisi, mencirikan kerinduan gadis yang menanti ibu pulang. Teman sepi yang diwakili oleh bulan dan embun menciptakan citra kehadiran yang terus ada meskipun dalam ketiadaan fisik. Dengan kata-kata yang sederhana, puisi ini menyampaikan kekuatan dan kehangatan ikatan keluarga.
Puisi "Mimpi Gadis tentang Ibunya" adalah karya yang indah dan mendalam, menciptakan gambaran tentang perjalanan waktu, keindahan alam, dan kerinduan seorang anak terhadap ibunya. Shinta Miranda dengan kepekaan dan kehalusan penulisan mampu menyampaikan kompleksitas emosi dan ikatan keluarga melalui gambaran-gambar puitis yang sederhana namun mendalam.
Karya: Shinta Miranda
Biodata Shinta Miranda:
- Shinta Miranda lahir pada tanggal 18 Mei 1955 di Jakarta.