Puisi: Laron (Karya Fatin Hamama)

Puisi "Laron" karya Fatin Hamama membawa pembaca ke dalam pemandangan malam yang kental dengan simbolisme dan makna filosofis. Meskipun sederhana ..
Laron


Lampu merkuri di jalan
Setelah senja berhujan
Terang dan cemerlang

Ribuan laron
Terbang dari sarang mengejar cahaya
Begitu mendekati tujuan
Matanya perih sayapnya patah

Laron jatuh kepayahan

Di bawah tiang lampu
Laron tersungkur bertebaran
Meregang nyawa penuh penyesalan

Laron
Korban impian menyilaukan.

Cairo, 2001

Sumber: Papyrus (2002)

Analisis Puisi:
Puisi "Laron" karya Fatin Hamama membawa pembaca ke dalam pemandangan malam yang kental dengan simbolisme dan makna filosofis. Meskipun sederhana dalam bahasa, puisi ini menyampaikan pesan mendalam tentang kehidupan dan perjalanan menuju tujuan.

Lampu Merkuri Sebagai Metafora: Lampu merkuri di jalan melambangkan tujuan atau keinginan. Kecerlangan lampu menciptakan daya tarik, seiring dengan senja berhujan menciptakan atmosfer yang memikat.

Laron Sebagai Simbol Kehidupan: Laron digunakan sebagai simbol kehidupan dan perjalanan. Mereka mewakili individu atau jiwa yang berusaha mencapai tujuan atau cahaya kehidupan.

Perjalanan dan Kesulitan: Laron mencoba untuk mencapai cahaya, mewakili perjalanan hidup. Namun, ketika mendekati tujuan, kesulitan muncul, dan laron mengalami patah sayap dan penurunan.

Penyesalan dan Ketidaksempurnaan: Dalam upaya mencapai tujuan, laron mengalami kesakitan dan kesulitan. Ini dapat diartikan sebagai pengorbanan dan tantangan yang seringkali melekat dalam perjalanan menuju impian.

Ketidaksempurnaan dalam Kesuksesan: Meskipun begitu mendekati tujuan, laron-laron tersebut mengalami kegagalan dan keterpurukan. Ini mencerminkan ketidaksempurnaan dalam perjalanan mencapai tujuan.

Korban Impian Menyilaukan: Pernyataan ini menyiratkan bahwa terkadang, demi mencapai impian, seseorang dapat mengorbankan sesuatu yang berharga dan menghadapi kenyataan yang keras.

Puisi "Laron" adalah karya yang memperlihatkan kehidupan sebagai perjalanan penuh tantangan dan pengorbanan. Lampu merkuri dan laron di sini berfungsi sebagai simbol-simbol yang menyampaikan pesan filosofis tentang arti hidup. Fatin Hamama dengan sederhana namun kuat menyampaikan bahwa perjalanan menuju tujuan seringkali penuh dengan ketidaksempurnaan, dan hasil akhirnya tidak selalu mencerminkan keinginan awal.

Fatin Hamama
Puisi: Laron
Karya: Fatin Hamama

Biodata Fatin Hamama:
  • Fatin Hamama lahir pada tanggal 15 November 1967 di Padang Panjang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Nyanyian AwanKetika hujan berhenti kau pun sudahi nyanyisebilah nada menggantung di sisi awanmatahari enggan mengusir gerimis pagiKembali sunyi menyanyi-nyanyi tanpa tariirama itu …
  • Hayy Sabi'setelah haflah dan musik berhentikita masukilah malam-malam panjangaku di sampingmu, kekasihsehelai benang menunggu tenunanmukita buat apakah kain ini bila jadi?bagimu mu…
  • LaronLampu merkuri di jalanSetelah senja berhujanTerang dan cemerlangRibuan laronTerbang dari sarang mengejar cahayaBegitu mendekati tujuanMatanya perih sayapnya patahLaron jatuh k…
  • SaidahSaidah, kaukah itumengepul seperti asaphilang ditelan anginKau menangisair matamu mengalir diserap tanahkau bernyanyisuaramu sesak di rimbun semakSiapa kau, Saidahdoamu tumpa…
  • Sajak PelautKurengkuh kau ke dadasetelah melaut dalam dahagagerimis di keningmu dan angin yang berhentimenyisakan ombak menderuribuan daun gugurdan langit yang tinggi berwarna mera…
  • Siapakah yang Menjemput Mataharimengenang MBSiapakah yang menjemput mataharihingga bulan sampai di sinisekelompok undan terbang ke langitmengaduk mega jadi hitammenanam badai dalam…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.