Jarak
bukan sebuah menara yang membuat aku mengangkat kepala
tetapi bayangmu singgah sekejap, menatap dan membuatku terkesiap
betapa jauh jarak yang semakin membentangkan sayap-sayap hati
menujumu yang tertunda putaran jarum jam dan lepasnya tanda hari
lalu mengambil lembar surat tanpa kertas, selimuti kerasnya hati
betapa jauh jarak yang semakin merapatkan barisan tuturan diri
tubuh ini penyatuan sejarah awal sampai ke masa ini, monumen jiwa
kita saling menggapai, melempar rapal mantra lewati samudera
betapa jauh jarak yang semakin membuncahkan hasrat mencinta
kita berada di mana, di dalam samudera atau di antara awan gemawan?
8 Januari 2013
Sumber: Dari Negeri Poci 5 (2014)
Analisis Puisi:
Puisi "Jarak" karya Shinta Miranda menciptakan gambaran emosional tentang perasaan jauh dan dekat dalam hubungan, menggambarkan kompleksitas dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh dua individu yang terpisah oleh ruang dan waktu.
Metafora Menara dan Bayangan: Puisi dibuka dengan perbandingan antara menara dan bayangan. Menara yang tidak membuat penyair mengangkat kepala menunjukkan bahwa keberadaan fisik atau simbolis tidak selalu menjadi pusat perhatian. Sebaliknya, kehadiran bayangan seseorang dapat menciptakan dampak yang lebih besar.
Jarak Fisik dan Emosional: Penyair menggambarkan jarak bukan hanya sebagai dimensi fisik, tetapi juga sebagai dimensi emosional. Meskipun fisik terpisah, bayangan seseorang bisa menciptakan efek yang mendalam. Ini menggarisbawahi kekuatan pengaruh emosional yang mungkin tetap kuat meskipun ada jarak fisik.
Waktu dan Lembar Surat Tanpa Kertas: Referensi terhadap putaran jarum jam dan pengambilan lembar surat tanpa kertas memberikan dimensi waktu yang berputar. Lembar surat tanpa kertas mencerminkan komunikasi atau pesan yang mungkin tidak selalu diungkapkan dengan kata-kata tertulis.
Puisi sebagai Penyatuan Sejarah: Penyair menggambarkan tubuh sebagai penyatuan sejarah, mengaitkan hubungan dengan perjalanan waktu. Monumen jiwa menjadi representasi keberlanjutan dan keabadian hubungan mereka.
Penggabungan dan Merapatkan Barisan Tuturan Diri: Penggambaran tubuh sebagai penyatuan menciptakan gambaran kehangatan dan keakraban. Meskipun jarak ada, barisan tuturan diri merapatkan kembali hubungan tersebut. Ini menyoroti kekuatan komunikasi dan pemahaman antara dua individu.
Samudera dan Awan Gemawan: Penyair mengajukan pertanyaan tentang di mana mereka berada, apakah di dalam samudera atau di antara awan gemawan. Ini menciptakan gambaran ketidakpastian dan keindahan tak terduga dalam hubungan mereka, serta pertanyaan tentang lokasi dan keadaan emosional.
Puisi "Jarak" menghadirkan pengalaman emosional tentang hubungan yang diwarnai oleh jarak fisik dan waktu. Dengan metafora yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini menggambarkan kompleksitas dan kekuatan hubungan, menyoroti bahwa, terlepas dari jarak, hubungan dapat tetap kokoh dan memberikan arti yang mendalam dalam hidup.
Karya: Shinta Miranda
Biodata Shinta Miranda:
- Shinta Miranda lahir pada tanggal 18 Mei 1955 di Jakarta.
