Puisi: Doa (Karya Susy Ayu)

Puisi "Doa" bukan hanya sekadar ekspresi ironis terhadap janji-janji politik, tetapi juga menciptakan cerminan terhadap sikap masyarakat terhadap ...
Doa


Tuhan jika aku jadi Bupati terpilih
aku akan ini itu atas nama wargaku
sang Bupati konsekuen

Tuhan jika aku jadi Menteri terpilih
aku akan bla bla bla untuk bangsaku
sang Menteri berbakti

Tuhan jika aku jadi Presiden terpilih
aku akan begini begitu demi negeri
sang Presiden ingkari janji

dia berbisik dalam hati
Ah... Tuhan mau aja aku bohongi

21 Oktober 2010


Analisis Puisi:
Puisi "Doa" karya Susy Ayu menyajikan suatu narasi yang berisi janji dan doa-doa yang mungkin tidak selalu sungguh-sungguh.

Satir dan Ironi: Puisi ini berfungsi sebagai satir terhadap perilaku politisi atau pemimpin yang sering memberikan janji-janji dan doa-doa, tetapi seringkali tidak mengikutinya dengan tindakan yang konsisten. Ada sentuhan ironi dalam menyampaikan harapan dan janji yang terdengar muluk-muluk, namun diakhiri dengan pengakuan bahwa itu bisa saja hanyalah omong kosong.

Pemimpin dan Janji Politik: Puisi ini mengkritik perilaku politisi yang memberikan janji-janji besar kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan. Ada citra seorang bupati, menteri, dan bahkan presiden yang menjanjikan kebaikan, tetapi pada akhirnya, dalam hati mereka, mereka mungkin tidak begitu serius atau mungkin bersedia "membohongi" untuk mencapai kekuasaan.

Kontras dalam Karakter: Puisi ini menyajikan kontras antara ucapan dan perbuatan, menggambarkan kesenjangan yang seringkali ada dalam dunia politik. Meskipun mereka berbicara tentang pengabdian dan pelayanan kepada rakyat, realitasnya bisa sangat berbeda.

Penolakan Terhadap Janji Politik: Dengan pengakuan "Ah... Tuhan mau aja aku bohongi," puisi ini mungkin mencerminkan sikap skeptis terhadap janji politik dan ketidakpercayaan terhadap integritas pemimpin. Ini menciptakan nada yang lucu dan meremehkan terhadap janji-janji yang seringkali tidak terealisasi.

Bahasa yang Sederhana dan Dalam: Susy Ayu menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, membuat puisi ini mudah dipahami oleh pembaca. Meskipun sederhana, ia berhasil menyampaikan pesan yang kompleks tentang dunia politik dan kepemimpinan.

Kritik Terhadap Politik: Puisi ini bisa dianggap sebagai kritik terhadap perilaku politisi yang terkadang lebih fokus pada pencapaian jabatan daripada komitmen nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.

Puisi "Doa" bukan hanya sekadar ekspresi ironis terhadap janji-janji politik, tetapi juga menciptakan cerminan terhadap sikap masyarakat terhadap politik dan pemimpin mereka. Melalui gaya sederhana dan langsung, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali nilai-nilai dan integritas dalam dunia politik.

Susy Ayu
Puisi: Doa
Karya: Susy Ayu

Biodata Susy Ayu:
  • Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.