Dendang Malam
Pada jelang malam, saat bulan menepi
Kunang-kunang mencari sepasang mata
Yang tajam melesat panah di jantungku
; percik cemburu meminta kecup
Kita sepasang merpati dimabuk rindu
Saling memburu bertabuh pilu, enggan
menulis kata di malam embun, sendu
memikul jarak dan waktu di tubuh kesucian
; duka berpaling dari takdir ke hilir
Kita bukan malaikat dengan sayap wahyu
Yang mendekat dan melebur cahaya surga
Sedang semilir angin menyihir lewat nyanyian
Pada telinga pecinta
; kita berteman getir hingga percintaan berakhir
2015
Sumber: Suara Karya (14 Maret 2015)
Analisis Puisi:
Puisi "Dendang Malam" karya Weni Suryandari adalah karya yang memukau dengan keindahan bahasa dan kecintaan pada malam sebagai latar romantisme. Melalui kata-kata yang puitis, penyair menggambarkan kerumitan hubungan antara dua insan yang terlibat dalam cinta yang penuh warna.
Atmosfer Jelang Malam: Puisi dibuka dengan gambaran jelang malam ketika bulan menepi. Ini menciptakan suasana romantisme dan keheningan yang memungkinkan penyair untuk mengeksplorasi nuansa perasaan yang mendalam.
Kunang-Kunang dan Metafora Cemburu: Kunang-kunang di sini bukan hanya elemen alam, tetapi juga simbolisasi cemburu. Mencari sepasang mata yang tajam dan melesat panah di jantung menyiratkan intensitas emosi dan cemburu dalam hubungan tersebut.
Merpati Dimabuk Rindu: Metafora merpati dimabuk rindu menciptakan gambaran kehausan akan kebersamaan. Mereka saling memburu dalam suasana yang penuh pilu, mengekspresikan kerinduan dan keinginan untuk bersatu.
Malam Embun yang Sendu: Puisi menyentuh suasana malam embun yang sendu, menggambarkan keadaan hati yang penuh dengan perasaan sedih dan melankolis. Kata-kata dipilih dengan cermat untuk menyampaikan nuansa perasaan yang mendalam.
Malaikat dan Semilir Angin: Penyair menyinggung kontras antara manusia biasa dan malaikat dengan sayap wahyu. Keberadaan malaikat mewakili idealisme dan keagungan, sementara manusia tetap bersama getir dan percintaan yang tak selalu mulus. Semilir angin yang menyihir menambahkan elemen magis dan romantis pada kisah cinta ini.
Berteman Getir Hingga Percintaan Berakhir: Pada bagian akhir, penyair menyatakan bahwa hubungan mereka tidak seperti cerita malaikat yang indah. Mereka berteman dengan getir hingga percintaan berakhir. Ini menunjukkan realisme dalam hubungan cinta, di mana ada keindahan, tetapi juga getir dan kepedihan.
Puisi "Dendang Malam" adalah puisi yang menggambarkan keindahan dan kerumitan dalam hubungan cinta. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan simbolisasi yang mendalam, Weni Suryandari menghadirkan nuansa perasaan yang kompleks dan realitas dalam kehidupan cinta. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang dinamika hubungan manusia dan keindahan yang dapat diambil bahkan dari getirnya percintaan.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.