Dada Ibu
Di wajah bumi, kulihat engkau bersolek
Dengan keriangan anak-anak dan rengek
kasmaran. Udara mengaburkan kenangan
Saat kau cari ari ari yang terkubur di samping
rumah masa kecilmu
engkaulah yang elok memainkan dadaku
meski kilap uban menari di mataku dan matamu
anak-anak kehidupan. buah musim tanpa
romansa dan kata-kata cinta
padamu kulihat tanda perjalanan usia
menanak kisah-kisah absurd kehidupan
di tubuhmu mengalir getah sumsumku,
segala yang tak berbilang dari kesucian
ini dadaku, nak!
meski nyeri tak terperi, aku tegak bagimu!
2014
Sumber: Suara Karya (14 Maret 2015)
Analisis Puisi:
Puisi "Dada Ibu" karya Weni Suryandari menciptakan gambaran yang indah dan menyentuh tentang peran seorang ibu dalam kehidupan. Melalui imaji yang penuh makna dan bahasa yang menggugah, puisi ini mengeksplorasi kecantikan, ketahanan, dan pengabdian seorang ibu.
Gambaran Alam dan Anak-Anak: Puisi dimulai dengan gambaran tentang bumi yang bersolek, menciptakan citra keindahan dan kehidupan. Keriangan anak-anak dan rengek kasmaran memberikan nuansa kebahagiaan dan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan keceriaan. Udara yang mengaburkan kenangan mengisyaratkan perjalanan hidup yang tak selalu jernih dan tenang.
Permainan Dada Ibu: Penyair menyajikan gambaran ibu yang memainkan dada dengan keelokan, meski kilap uban menari di mata dan matanya. Ini menciptakan gambaran tentang kecantikan yang tak terbatas pada usia, dan sekaligus mencerminkan peran ibu yang selalu mencintai dan menyayangi, terlepas dari perubahan fisik yang terjadi.
Buah Musim Tanpa Romansa dan Cinta: Puisi menyentuh tema tentang kehidupan yang mungkin tidak selalu romantis dan penuh kata-kata cinta. Namun, anak-anak kehidupan tetap menjadi buah musim yang dihasilkan, menciptakan kehidupan yang penuh makna dan berarti, terlepas dari romantisme yang mungkin redup.
Tanda Perjalanan Usia: Penyair mengamati tanda-tanda perjalanan usia pada ibu, seiring kilap uban yang menari di mata. Ini menciptakan gambaran tentang kedewasaan dan kelengkapan hidup yang terlihat dari pengalaman dan perjalanan hidup seorang ibu.
Kisah-Kisah Absurd Kehidupan: Puisi menggambarkan tubuh ibu sebagai tempat mengalirnya kisah-kisah absurd kehidupan. Getah sumsum yang mengalir menciptakan citra vitalitas dan kekuatan, mengingatkan pada daya tahan dan keteguhan seorang ibu di tengah berbagai kejadian hidup.
Kesucian dan Kekuatan Dada Ibu: Penyair menyoroti kesucian dada ibu, meski tak terhindar dari rasa nyeri. Ini menciptakan gambaran keberanian dan keteguhan seorang ibu yang tetap tegak, meskipun terkadang hidup membawa rasa sakit dan perjuangan yang tak terperi.
Puisi "Dada Ibu" adalah karya yang menggambarkan keindahan, kekuatan, dan pengabdian seorang ibu. Dengan imaji yang kaya dan bahasa yang indah, penyair berhasil mengekspresikan kompleksitas peran seorang ibu dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan. Puisi ini menciptakan kedalaman emosional yang menyentuh pembaca dan mengajak untuk merenungkan keunikan dan kecantikan hubungan ibu dan anak.
Karya: Weni Suryandari
Biodata Weni Suryandari:
- Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.