Puisi: Bayang-Bayang Lambai Hirap (Karya Kang Thohir)

Puisi "Bayang-Bayang Lambai Hirap" karya Kang Thohir mempersembahkan deretan kata-kata yang penuh dengan nuansa misteri, kerinduan, dan ...

Bayang-Bayang Lambai Hirap

Bayang-bayang itu seakan lambai hirap
Kutatap harap
Pada hikayat cinta tak bertahap 
Ada hasrat yang tersirat lenyap

Atma lunglai di balik fakta
Ada maksud tak berucap
Seakan penuh dusta
Hanya sekeping rasa, namun kian sirap

Brebes, 27 November 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Bayang-Bayang Lambai Hirap" karya Kang Thohir mempersembahkan deretan kata-kata yang penuh dengan nuansa misteri, kerinduan, dan ketidakpastian.

Tema Kesulitan dan Harapan dalam Cinta: Judul puisi, "Bayang-Bayang Lambai Hirap," sudah memberikan petunjuk bahwa karya ini menggambarkan suatu pengalaman yang melibatkan kesulitan atau hirap. Baris pertama, "Bayang-bayang itu seakan lambai hirap," menciptakan gambaran visual tentang sesuatu yang sulit dijangkau atau sulit dimengerti. Namun, kata "lambai" juga memberikan nuansa gerakan yang lembut, mungkin mencirikan harapan yang masih ada di tengah kesulitan.

Cinta Tak Bertahap dan Hasrat yang Lenyap: Puisi ini mengeksplorasi hikayat cinta yang "tak bertahap." Ini mungkin merujuk pada perjalanan cinta yang tidak selalu linier atau mudah. Adanya hasrat yang "tersirat lenyap" memberikan nuansa kehilangan atau kemungkinan adanya halangan yang membuat cinta tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan.

Atma yang Lunglai dan Maksud yang Tak Berucap: "Atma lunglai di balik fakta," menciptakan gambaran tentang keadaan batin yang lemah atau lunglai di hadapan kenyataan. Ada maksud yang "tak berucap," menunjukkan bahwa terdapat sesuatu yang tersembunyi atau tidak diungkapkan secara langsung. Ini mungkin mencerminkan ketidakjelasan atau ketidakpahaman dalam situasi cinta yang dihadapi.

Penuh Dusta dan Sekeping Rasa yang Sirap: Baris berikutnya, "Seakan penuh dusta, hanya sekeping rasa, namun kian sirap," memberikan nuansa kontradiktif. Keberadaan "dusta" menimbulkan unsur ketidakjujuran atau mungkin ketidaksepakatan dalam hubungan. "Sekeping rasa" bisa diartikan sebagai sisa-sisa perasaan yang tersisa, namun kontras dengan kata "sirap" yang mungkin merujuk pada kekentalan atau kekakuan hubungan.

Penggunaan Bahasa dan Gaya Bahasa: Kang Thohir menggunakan bahasa yang kaya dan puitis dalam puisi ini. Gaya bahasa seperti metafora "Bayang-bayang itu seakan lambai hirap" dan personifikasi "Atma lunglai di balik fakta" menciptakan kedalaman makna dan memberikan daya tarik pada pembaca.

Penutup yang Membingkai Puisi: Puisi ini diakhiri dengan kata-kata "namun kian sirap," memberikan kesan bahwa situasi atau perasaan yang dijelaskan dalam puisi ini semakin sulit atau rumit. Ini memberikan dimensi ketidakpastian dan misteri yang dapat merangsang pemikiran pembaca.

Secara keseluruhan, "Bayang-Bayang Lambai Hirap" adalah puisi yang penuh dengan makna mendalam dan bertabur misteri. Kang Thohir berhasil menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenung dan merasakan kompleksitas dalam hubungan cinta yang digambarkan.

Kang Thohir
Puisi: Bayang-Bayang Lambai Hirap
Karya: Kang Thohir

Biodata Kang Thohir:
  • Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
  • Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.