Puisi: Banjir (Karya Susy Ayu)

Puisi "Banjir" menggambarkan kondisi darurat akibat banjir, serta mengangkat isu ketidaksetaraan sosial dan reaksi manusia yang terkadang ...
Banjir

lampu kota lenyap
terowongan tenggelam
kamar hotel penuh ungsian orang kaya
yang lain termenung di atap rumah
Jakarta lumpuh total
padahal Tuhan cuma bersin

21 Oktober 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Banjir" karya Susy Ayu adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna dan metafora.

Pencitraan Banjir sebagai Kondisi Darurat:
  • Penyair menggunakan gambaran banjir untuk menciptakan suasana darurat dan kekacauan.
  • Lampu kota yang lenyap dan terowongan yang tenggelam menggambarkan betapa parahnya situasi.
Unsur Ketidaksetaraan Sosial:
  • Puisi menyebutkan kamar hotel penuh dengan orang kaya yang tidak terkena dampak banjir seperti orang lain.
  • Ini menciptakan citra ketidaksetaraan sosial di mana mereka yang berada dalam posisi ekonomi yang lebih baik dapat melindungi diri mereka dari dampak bencana.
Metafora dengan Orang Kaya dan Orang Lain:
  • Ungkapan "orang kaya" dan "orang lain" menciptakan perbedaan sosial yang tajam dalam situasi darurat seperti banjir.
  • Hal ini mungkin mencerminkan ketidaksetaraan dalam perlindungan dan akses terhadap sumber daya di tengah-tengah bencana alam.
Ironi dalam Dua Baris Terakhir:
  • Dua baris terakhir menciptakan ironi dengan menyatakan, "Jakarta lumpuh total, padahal Tuhan cuma bersin."
  • Ungkapan ini bisa diartikan sebagai sindiran terhadap reaksi masyarakat atau pemerintah yang terlalu dramatis terhadap situasi yang sebenarnya bisa diatasi dengan tindakan lebih baik.
Penggunaan Humor dan Keironisan:
Penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh makna menciptakan efek humor dan keironisan.
  • Pernyataan bahwa Jakarta lumpuh total karena Tuhan bersin menunjukkan bahwa reaksi manusia terhadap bencana dapat terlalu dramatis dan tidak proporsional.
Puisi "Banjir" menggambarkan kondisi darurat akibat banjir, serta mengangkat isu ketidaksetaraan sosial dan reaksi manusia yang terkadang berlebihan dalam menghadapi bencana. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif, puisi ini mengekspresikan pandangan penyair terhadap situasi banjir yang kompleks.

Susy Ayu
Puisi: Banjir
Karya: Susy Ayu

Biodata Susy Ayu:
  • Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.