Autumn In Leiden
angin pagi menggoda air di sepanjang kanal,
(mengajak) ntuk menari bersama guguran daun
hari-hari di kota Leiden tlah membawa
separuh jiwaku menjejak pada rindu yang membara,
menghancurkan kebekuan dalam dada
aku tenggelam bersama irama musim gugur
berbias sengat mentari yang memecah geletar dingin
angin
demikianlah gerak hari tiba pada
musim yang memanjangkan malam
kabut memendekkan jarak batas pandang
memeluk hawa dingin pada detak nadi
yang tetap memantulkan
rindu
dan tiap kali di antara gemuruh laju kereta
kujentik kesenyapan yang menikam batin
pada kelabu langit yang menggaung pilu
Leiden, Oktober-November 2011
Sumber: Biarkan Katong Bakalae (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Autumn In Leiden" karya Mariana Lewier menggambarkan keindahan musim gugur di kota Leiden dan mengaitkannya dengan perasaan rindu yang mendalam. Dalam analisis ini, kita akan menjelajahi beberapa elemen kunci yang membentuk kekayaan makna dalam puisi ini.
Tema Musim Gugur dan Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan keindahan musim gugur di Leiden dengan gambaran yang indah tentang angin pagi yang menggoda air di kanal dan daun-daun yang gugur. Penyair meramu suasana musim dengan kata-kata yang menakjubkan, menciptakan citra alam yang merayakan keunikan dan kecantikan musim gugur.
Ekspresi Rindu: Penyair menggunakan kata-kata yang puitis untuk menggambarkan perasaan rindu yang mendalam. Pada setiap baris, terasa kehadiran rindu yang membara, menciptakan atmosfer emosional yang melibatkan pembaca. "Separuh jiwaku menjejak pada rindu yang membara" menggambarkan pengalaman emosional yang kuat dan memikat.
Kontras Dingin dan Hangat: Puisi ini memanfaatkan kontras antara elemen-elemen dingin dan hangat. Meskipun ada "geletar dingin" yang dipecah oleh "mentari," tetapi dalam penggambaran musim gugur, ada kehangatan yang terasa. Kontras ini menciptakan ketegangan emosional yang menarik dan membingkai puisi dalam dinamika yang menarik.
Simbolisme Kabut dan Jarak: Kabut dalam puisi ini diartikan sebagai simbol perasaan yang samar dan jarak emosional. Kabut memendekkan jarak pandang, menciptakan ketidakpastian dan misteri. Ini juga bisa diartikan sebagai pelindung dari dinginnya musim gugur, mirip dengan cara seseorang melindungi diri dari perasaan rindu yang bisa menyakitkan.
Kesunyian dan Kenyataan Pahit: Pada baris "tiap kali di antara gemuruh laju kereta, kujentik kesenyapan yang menikam batin," penyair menciptakan gambaran yang kontras antara kebisingan dan kesenyapan. Ini mungkin merujuk pada pertemuan atau momen yang menyentuh hati, di mana kesenyapan menjadi lebih menggugah emosi daripada gemuruh luar biasa.
Kelabu Langit dan Pilu: Langit yang kelabu dan menggaung pilu menggambarkan suasana hati yang melankolis. Warna kelabu menciptakan gambaran visual yang pas dengan perasaan yang suram dan pilu. Penggunaan kata "menggaung pilu" memberikan sentuhan musik dan kesedihan pada suasana keseluruhan puisi.
Puisi "Autumn In Leiden" karya Mariana Lewier adalah karya yang memukau dengan pemilihan kata-kata yang indah dan penggambaran musim gugur yang kuat. Dengan sentuhan rindu, kehangatan, dan kontras antara elemen-elemen alam, puisi ini menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan meresap.
Karya: Mariana Lewier
Biodata Mariana Lewier:
- Mariana Lewier lahir pada tanggal 14 Februari 1971 di Ambon.