Pencemaran Air dari Limbah Batik: Upaya Menyelamatkan Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktornya yaitu pencemaran air dari limbah batik.

Lingkungan sangat penting bagi kehidupan dan kelangsungan makhluk hidup, oleh karena itu kita harus menjaga kebersihan lingkungan dan tidak mencemarinya. Pencemaran lingkungan terjadi akibat ulah manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktornya yaitu pencemaran air dari limbah batik. Pembuangan limbah batik yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan pencemaran sungai yang berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Limbah batik seringkali mengandung zat pewarna dan bahan kimia berbahaya. Konsumsi air yang terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kerusakan organ dalam, dan bahkan kanker dalam jangka panjang.

Selain itu, pencemaran air juga dapat merugikan ekosistem perairan dan memengaruhi kelangsungan hidup organisme air.

Dari masalah itu, sebaiknya limbah batik itu ditangani secara lanjut. Berikut adalah teknik pengolahan pencemaran air dari limbah batik, di antaranya:

1. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

IPAL merupakan suatu struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut tidak membahayakan dan dapat digunakan pada aktivitas lainnya.

Pada IPAL ini terdapat proses pelorotan, proses itu adalah proses yang menyumbangkan limbah terbesar karena tidak hanya malam/lilin saja yang terlepas dari kain, tetapi juga sedikit lunturan zat pewarna dan soda ash yang digunakan dalam proses pelorotan.

Pembuatan IPAL harus ditangani oleh petugas yang profesional, dalam hal ini untuk memaksimalkan proses pengolahan limbah tersebut. Selain itu perlu diketahui, untuk membuat IPAL juga diperlukan izin.

2. Rektorat Batik

Rektorat Batik adalah inovasi yang dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang. Inovasi Reaktor Elektrokatalitik ini bekerja berdasarkan prinsip elektrokimia merupakan unit pengolah air limbah yang mendegradasi senyawa polutan warna menjadi senyawa sederhana tanpa produk samping (sludge). Inovasi ini telah diaplikasikan di salah satu pelaku usaha batik di Sragen.

Implementasi teknologi elektrokatalitik pada pengolahan air limbah industri pewarnaan sangat menguntungkan bagi masyarakat batik karena selain efektif mengurangi pencemaran lingkungan sekitar, juga tidak memerlukan lahan yang luas. Sehingga kita bisa meniru atau menerapkan cara ini sebagai solusi dari masalah tersebut.

Batik

Dari masalah tersebut serta teknik-teknik pengelolaannya bisa diambil kesimpulan bahwa untuk ke depannya, kita berharap kepada pihak-pihak yang memproduksi batik tidak hanya menjadi pengusaha batik yang kreatif dan terus berinovasi mengembangkan batik sebagai warisan leluhur. Tetapi juga pengusaha batik yang senantiasa memperhatikan lingkungannya dengan memanfaatkan teknik pengolahan limbah yang baik.

Waqiatus Salamah

Biodata Penulis:

Waqiatus Salamah, lahir di Pekalongan pada 22 Mei 2005. Saat ini ia aktif menjadi mahasiswa, program studi Pendidikan Agama Islam, di UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.