Inovasi teknologi terus memikat kita dengan kemajuan yang luar biasa. Berbagai perkembangan telah mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi. Mari kita eksplorasi beberapa tren paling menarik yang mendefinisikan era ini.
Siapa yang menyangka bahwa kita bisa terhubung dengan teman lama, berdiskusi dengan orang di seluruh dunia, atau bahkan memulai gerakan sosial hanya dengan memegang smartphone? Media sosial telah membawa dunia ke ujung jari kita, membuka pintu untuk hubungan dan pengalaman baru.
Melalui teknologi, orang dapat berkolaborasi dengan individu atau kelompok di seluruh dunia. Proyek bersama dan pertukaran ide dapat terjadi tanpa batasan geografis. Teknologi juga mendukung pembelajaran jarak jauh, memungkinkan akses pendidikan untuk orang-orang di lokasi terpencil atau yang memiliki keterbatasan.
Gerakan sosial tidak pernah sekuat ini. Dari kampanye hak asasi manusia hingga protes lingkungan, media sosial memampukan aktivisme tanpa batas geografis. Hashtag menjadi senjata untuk menyuarakan kebenaran memobilitasi jutaan orang untuk tujuan bersama.
Meskipun terhubung secara digital, teknologi juga dapat menyebabkan alienasi sosial. Ketergantungan pada media media sosial dan interaksi online dapat mengurangi kualitas hubungan interpersonal di dunia nyata.
Menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini. Jumlah pengguna internet di Tanah Air naik 5,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia baru sebanyak 202 juta orang.
Dari situlah terdapat bayang-bayang Fear Of Missing Out (FOMO) dan perbandingan sosial yang mungkin meracuni pengalaman digital kita. Dalam upaya untuk memahami dan diterima, kita terjebak dalam dunia di mana kehidupan orang lain terlihat lebih menarik dan sukses.
Vidio pendek, meme, dan konten viral dapat menciptakan perubahan sosial yang luar biasa. Namun, seiring dengan kekuatan ini datang tanggung jawab untuk memastikan bahwa viralitas tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk menyebarkan kesadaran akan isu-isu kritis. Dengan konektivitas yang semakin meluas, risiko keamanan digital juga meningkat. Ancaman serangan terhadap infrastruktur kritis dan data pribadi menjadi lebih nyata, mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional.
Penting untuk memahami bahwa sambil mengadopsi teknologi. Tak dapat dipungkiri bahwa ada dampak negatif yang perlu diperhatikan. Tantangan terkait privasi, ketergantungan terhadap teknologi, dan ketidaksetaraan akses dapat membayangi perkembangan ini. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk tetap waspada, mempertimbangkan implikasi negatif, dan bekerjasama menciptakan solusi yang seimbang guna meminimalkan dampak merugikan.
Biodata Penulis:
Zulfa Alwan Faozi saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.