Menjauh untuk Saling Menjaga: Wakafa Billahi Syahida

Menjauhi seseorang untuk sama-sama menjaga diri, agar terhindar dari maksiat bagi sebagian anak muda merupakan hal yang sulit. Seperti kisah ...

"Kau boleh lari dari kenyataan asalkan tau jalan pulang, pergi dengan kekanakan pulanglah dengan pendewasaan" - Fiersa Besari

Percayakah kalian dengan kalimat "Berpisah dulu mendewasakan diri, lalu bertemu kembali?". Hal ini erat kaitanya dengan kisah percintaan kaum milenial.

Jatuh cinta di kalangan milenial merupakan suatu hal yang wajar. Jatuh cinta merupakan perasaan keterikatan untuk menyayangi seseorang. Jatuh cinta akan datang dengan sendirinya dan akan tumbuh benih-benih rasa penasaran terhadap pasanganya.

Rasa penasaran membuat orang yang sedang jatuh cinta menunjukkan kebodohannya. Sepadan dengan kalimat "Cinta itu buta dan tuli". Allah tidak melarang umat-Nya untuk jatuh cinta melainkan melarangnya untuk berbuat zina. Berikut adalah Q.S Al-Isra ayat 32 tentang larangan berzina.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا 

Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk".

Solusi mencintai adalah menjauhi untuk menjaga. Benarkah? Lantas bagaimana jika mencintai tanpa berkomunikasi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sering terpikirkan oleh kaum milenial yang sedang ditunggang keresahan.

Menjauhi seseorang untuk sama-sama menjaga diri, agar terhindar dari maksiat bagi sebagian anak muda merupakan hal yang sulit. Seperti kisah klasik, seperti matahari yang mencintai bumi dengan jaraknya.

Hal ini dianggap sebagai lelucon kampungan. Saya pernah jatuh cinta dan mengagumi manusia. Berawal dari berpura-pura menyukainya tetapi iman terkalahkan oleh nafsu. Saya jatuh hati dan berharap kepadanya. Layaknya remaja yang sedang dimabuk asmara. Namun dengan kalimat Wakafa Billahi Syahida seakan Allah sedang mengingatkan saya untuk tidak terlalu jauh mengagumi mahluk ciptaan-Nya.

Wakafa Billahi Syahida

Menjauh untuk menjaga bukanlah hal yang menyakitkan, melainkan untuk saling menyelamatkan. Tidak mendekat karena takut maksiat, tidak terlalu mengenal takut akan penyesalan, cukup dengan berteman dan tidak berlebihan.

Sekilas tentang Wakafa Billahi Syahida

Kalimat Wakafa Billahi Syahida memiliki arti "Allah adalah saksi yang cukup". Ketika manusia merasakan jatuh cinta alangkah lebih baiknya menjauhlah untuk saling menjaga. Menahan diri untuk tidak berkomunikasi dengan seseorang yang dicintai adalah level mencintai tertinggi dari Wakafa Billahi Syahida. Cukup Allah yang mengetahui isi hati hambanya.

Bagaimana caranya mengagumi seseorang dengan Wakaffa Billahi Syahida?

1. Mencintainya secara Diam-Diam

Mencintai dalam diam menurut Islam dapat menjaga kehormatan, menjauhi perbuatan zina, dan mempererat kualitas hubungan dengan pasangan. Ada beberapa cara mencintai diam-diam menurut Islam.

Pertama, jaga jarak dengan pasangan dan jangan terlalu banyak melakukan kontak fisik. Kedua, bersikap sopan dan jangan mengungkapkan rasa cinta di depan umum. Ketiga, menghindari tindakan yang dapat berujung pada perzinahan seperti berpegangan tangan dan berpelukan di tempat yang tidak pantas. Keempat, jagalah kontak dengan pasangan dalam batas wajar dan tidak berlebihan.

2. Sebut Namanya dalam Sepertiga Malam

Jodoh adalah suatu ketetapan yang sudah Allah tetapan, namun alangkah lebih baiknya diimbangi ikhtiar dengan cara berdoa dan memohon kepada Allah agar dapat dipertemukan dengan jodoh yang sama-sama sedang menjauh untuk menjaganya.

3. Percaya dengan Takdir Allah

Yakin kepada Allah bahwa menjauh untuk menjaga adalah solusi yang tepat dan sudah Allah siapkan sosok pendamping terbaik menurut-Nya.

Secarik pesan untukmu Tuan 

Menjauhimu bukanlah suatu keinginanku, Tuan

Melainkan sebuah keharusan

Karena saya tak ingin menjadi sebab Allah murka

Dan tak ingin menjadi sebab turunya iman

Bukanya tak ingin bersamamu, Tuan

Saya hanya ingin saling menjaga

Menantikan kepastian takdir dengan siapa akan bersanding

Semoga kelak Tuhan pertemukan saya denganmu, Tuan

Dipertemukan dengan versi terbaik menurut takdir.


Mengapa Harus Menjauh untuk Menjaga?

1. Menghindari Maksiat

Remaja yang menghindari berpacaran dan memilih untuk menjauh untuk menjaga cenderung akan menjaga dirinya dari perbuatan maksiat. Karena tidak ada pacaran yang sehat.

Pacaran adalah gerbang menuju perzinaan dan hukumnya haram. Mirisnya akibat dari hubungan pacaran adalah terkena dosa, baik dunia maupun akhirat. Hukumannya tak hanya ke diri sendiri saja tetapi ada orang tua yang menanggung kesalahan anaknya yang berpacaran.

2. Lebih Fokus Memperbaiki Diri

Menjauhi seseorang untuk saling menjaga adalah bentuk memberikan kesempatan kepada seseorang yang dikaguminya untuk saling memperbaiki diri dan memantaskan diri menjadi versi terbaiknya.

3. Fokus dalam Mengejar Karier

Menghindari suatu hubungan yang dilarang adalah kesempatan bagi para remaja untuk fokus dalam mengejar karier. Mewujudkan cita-cita yang didambakan, membahagiakan kedua orang tua dan menikmati masa muda dengan hal yang positif adalah keuntungan ketika remaja berhasil menghindari pacaran dan memilih untuk saling menjauh.

Selain itu juga menggunakan waktu masa mudanya untuk meningkatkan skill dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.

Bisakah diri ini menahan untuk tidak mencintai seseorang secara berlebihan? Pasti bisa. Niatkan mencari rida Allah untuk dapat dipertemukan dalam ikatan yang sah. Ketika jatuh cinta, maka menjauhlah untuk saling menjaga dan menerapkan prinsip Wakafa Billahi Syahida.

Jadi, jangan khawatir bagi para jomblo dan jomblowati yang belum memiliki pasangan atau tidak berpacaran. Percayalah, Allah akan mempertemukan kalian dengan pasanganya di waktu yang tepat. Ketika mencintai seseorang, cintailah dulu Penciptanya. Menjauhlah untuk menjaga, kelak kalian akan selamat.

Nurul Safitri

Biodata Penulis:

Nurul Safitri lahir pada tanggal 16 November 2004 di Banyumas. Saat inia aktif sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dUniversitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.