Tren nge-BM (nge-blokade mobil) truk adalah kegiatan berbahaya yang dilakukan sejumlah remaja Indonesia. Dimana mereka memberhentikan truk yang sedang melaju di jalan kemudian mereka menumpanginya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapat pengakuan orang lain mengenai keberaniannya. Selain itu, para remaja juga menjadikan truk ini sebagai tumpangan untuk menuju tempat-tempat tertentu.
Nge-BM truk ini sudah ada sejak dulu dan kembali ditrenkan lagi oleh para remaja sekarang. Nge-BM truk biasanya dilakukan oleh anak laki-laki, tetapi nyatanya anak perempuan juga ada yang ikut-ikutan nge-BM. Para remaja yang melakukan nge-BM truk ini biasanya mereka hanya ikut-ikut teman saja. Ketika mereka diajak, mereka harus menerima ajakan tersebut, jika tidak mereka akan diejek karena dianggap tidak berani.
Nge-BM truk ini bisa terjadi karena ajakan teman, broken home, kesepian di rumah dan ada keinginan untuk mencoba hal baru. Anak yang broken home dan kesepian di rumah tidak ada teman untuk diajak mengobrol, mereka akan mencari kenyamanan di tempat lain dan mereka mendapatkan itu semua di luar sana bersama teman-temannya. Hal itu dapat menjerumuskan anak ke dalam pergaulan yang salah. Contohnya dengan mengikuti nge-BM truk ini.
Para remaja melakukan nge-BM truk ini selain untuk menguji keberaniannya mereka juga menggunakannya sebagai tumpangan. Contohnya ketika mereka akan ke Borobudur di Jogja, mereka tidak naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Mereka akan nge-BM truk dan menumpang sampai tujuan. Mereka tidak membayar ke supir truknya. Mereka juga melakukan hal yang sama ketika akan pulang. Terkadang mereka juga nyasar, karena tidak ada informasi yang jelas dari kendaraan yang mereka hentikan, tidak seperti transportasi umum. Hal ini tentu sangat membahayakan keselamatan bagi para remaja dan juga supir truknya serta juga bisa membahayakan pengendara lain.
Para remaja yang melakukan aksi nge-bm truk ini hanya memikirkan kesenangannya saja. Mereka melihat bahwa banyak remaja lain yang melakukan tren nge-BM truk dan mereka tidak mengalami kejadian buruk, sehingga mereka menganggap tren ini tidak akan membahayakan mereka. Selain berbahaya, itu juga bisa membuat orang-orang terdekatnya khawatir terutama orang tua. Orang tua khawatir jika terjadi hal yang buruk terhadap anaknya. Banyak hal buruk yang terjadi ketika nge-BM truk, seperti terserempet truk, jatuh saat akan naik truk, tertinggal rombongan dan yang paling fatal adalah ketika jatuh dan terlindas truk.
Perilaku ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga melanggar hukum dan etika berlalu lintas. Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang bahaya tren nge-BM truk juga menjadi fokus dalam mencegah tren ini. Orang tua, guru, dan masyarakat dapat memberikan pemahaman yang benar tentang bahaya dari aksi nge-BM truk dan dampak negatifnya pada lalu lintas dan keselamatan pengendara. Selain itu, polisi juga dapat mengambil tindakan tegas terhadap pelaku aksi nge-BM truk dan memberi sanksi yang sesuai.
Para remaja yang melakukan aksi nge-BM truk juga harus dirangkul agar melakukan kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat. Para orang tua juga harus lebih memperhatikan perilaku anaknya dan memberikan waktu lebih untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Para remaja juga harus bisa memilih lingkungan pertemanan yang baik dan positif, agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa tren nge-BM truk merupakan fenomena yang memprihatinkan dan menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan masyarakat. Upaya pencegahan dan penegakan hukum yang tegas, didukung dengan edukasi dan kesadaran masyarakat, menjadi kunci dalam mengatasi tren berbahaya ini.
Biodata Penulis:
Taiba Husniya lahir pada tanggal 16 Februari 2005 di Pekalongan. Ia adalah seorang mahasiswi S1 dari prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
