Lukisan Kesan dari Desa: Keindahan yang Dikenang di Perantauan

Saat mendengar kata “desa” yang sering terlintas di angan setiap orang adalah tempat yang asri, sejuk, dan indah. Begitulah suasana di desa saya, ...

Waktu terus berjalan, hingga tidak terasa sudah dua bulan lebih saya merantau ke kota untuk melanjutkan pendidikan.

Merantau, semasa SMA membayangkan kehidupan rantauan membuat diri ini sedikit khawatir. Jauh dari orang tua dan saudara merupakan salah satu rintangan menjalani kehidupan rantau, namun perkembangan teknologi juga sangat membantu, berkomunikasi jarak jauh melalui handphone membuat banyak orang bisa berkomunikasi tanpa mengkhawatirkan jarak dan waktu.

Kehidupan di perantauan juga pasti memiliki perbedaan dengan di desa. Karena itu, perlu penyesuaian diri dengan lingkungan. Banyak hal atau alasan yang terkadang membuat rindu keseharian di desa.

Lukisan Kesan dari Desa

Saat mendengar kata “desa” yang sering terlintas di angan setiap orang adalah tempat yang asri, sejuk, dan indah. Begitulah suasana di desa saya, asri, sejuk, dan indah.

Letak desa yang berada di dataran tinggi atau gunung, membuat udara pagi benar-benar sejuk. Sungai dan pepohonan juga sangat mudah ditemui di desa. Sungai yang mengalir di sepanjang desa benar-benar jernih hingga bebatuan di permukaan air dapat terlihat dengan jelas.

Di sisi lain, jalan di desa membentang luas dikelilingi rumah-rumah dan sawah. Sawah di sini adalah sawah milik petani di desa yang menanam padi sebagai makanan pokok.

Selain padi, petani juga menanam sayuran seperti pare dan kacang panjang. Sayuran-sayuran mudah didapatkan karena tidak sedikit petani yang juga menanamnya.

Sawah dan kebun juga merupakan dua hal yang berbeda, selain di sawah, warga setempat juga menanam berbagai umbi-umbian dan kacang-kacangan di kebun.

Lapangan, dengan rumput yang menghiasinya sering kali menjadi pilihan tempat bermain bersama teman saat kecil. Berbagai jenis permainan yang dimainkan telah mengisi waktu luang setiap harinya.

Hal-hal di desa yang membuat rindu akan suasana desa saat berada di perantauan ialah:

1. Bersepeda Pagi

Menggayuh sepeda merupakan aktivitas yang menyehatkan tubuh. Suasana pagi desa yang sejuk menemani sepanjang jalan yang dilalui. Pedagang keliling yang juga menggunakan sepeda dalam berjualan banyak ditemui, sehingga beberapa kali berhenti sejenak untuk membeli beberapa jajanan yang dijual. Jajanan itu mulai dari bubur sum sum, bolu kukus, dan berbagai macam cilok. Setelah membeli beberapa jajanan, perjalanan pun dilanjutkan untuk sekedar berkeliling desa.

Menggayuh sepeda bahkan tidak terasa melelahkan walau sudah menempuh jarak yang jauh, hal itu dikarenakan menikmati perjalanannya hingga yang membekas adalah keseruan dari bersepeda pagi.

2. Panen Umbi

Musim panen tidak pernah tidak saya nantikan, berbagai macam jenis umbi ada di kebun milik kakek. Saat musim panen tiba, saya dan saudara dengan bersemangat pergi bersama-sama ke kebun milik kakek.

Perjalanan menuju kebun kakek lumayan lama karena jaraknya yang jauh dan melewati beberapa pepohonan serta sungai dangkal sehingga perjalanannya lebih lama. Perjalanan yang berliku tidak mematahkan semangat kami, hal itu malah menjadi poin seru.

Setelah melewati perjalanan cukup jauh dengan berjalan kaki, akhirnya sampai di kebun kakek dan yang pertama dilihat adalah tumbuhan umbi-umbian yang menjulang tinggi ke atas. Di kebun ada beberapa umbi seperti singkong, ketela, dan umbi talas. Besarnya ukuran tanaman umbi karena nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh terpenuhi.

Dikarenakan tanaman singkong tumbuh dengan ukuran yang besar, saya memilih memanen umbi talas yang lebih mudah dipanen, sehingga yang lainnya dipanen ayah dan paman.

Setelah menyelesaikan panen, batang singkong kembali ditanam dengan cara stek batang. Ketika telah sampai di rumah beberapa umbi dikukus kemudian dinikmati bersama.

3. Menanam Tanaman

Tomat adalah salah satu tanaman yang mudah dibudidayakan, sehingga menanam tomat pun bisa dilakukan di halaman depan rumah.

Ketika hari libur tiba misalnya hari Minggu, saya mengisi kegiatan luang dengan menanam tomat di depan rumah bersama Ibu.

Bibit tomat yang ditanam adalah biji dari tomat yang dibeli saat pergi ke warung. Benih tomat setelah beberapa hari ditanam akan mulai tumbuh dan muncul ke permukaan tanah. Setiap hari tanaman tomat perlu disiram dan akan tumbuh besar dari hari ke hari.

Panen tomat pun akhirnya tiba, warna merah pada tomat menandakan bahwa tomat telah siap untuk dipanen. Suatu kebahagiaan tersendiri saat tanaman yang ditanam oleh diri sendiri bisa tumbuh bahkan berbuah.

Hasil panen tomat akan dimasak sebagai bahan pelengkap. Namun sesekali tomat itu juga dibuat jus tomat. 

Tiga hal di atas terlihat sederhana namun berkesan bagi saya. Tetapi, menjalani kehidupan rantau bukan berarti tidak bisa mengulang kegiatan bersepeda pagi, panen umbi dan menanam tomat, saat libur datang semuanya dapat diulang atau dilakukan lagi.

Kehidupan di perantauan sekarang juga melukiskan kesan untuk saya. Dan perlu diingat bahwa menghargai setiap hal dan menikmati suatu proses adalah kunci untuk bahagia.

Biodata Penulis:

Wulandari Kusumawati saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.