Saya adalah seorang pramuka penegak yang bisa menyesuaikan dalam setiap keadaan. Menjadi seorang pramuka garuda itu suatu tantangan baru di hidup saya, yang mana ini merupakan tingkatan tertinggi pada pramuka. Seorang pramuka garuda yang tak memiliki sayap seperti burung elang bukan suatu masalah untuk mencapai suatu tingkatan yang ingin dicapai.
Menjadi Pramuka Garuda bukanlah hal yang mudah bagi seorang pramuka. Dimana ada tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu. Untuk tingkatan pramuka penegak di antaranya Pramuka Bantara, Laksana, dan Garuda. Saya selama 2 tahun sudah melewati Pramuka Bantara dan Pramuka Laksana, pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda.
Pada saat proses menjadi Pramuka Garuda banyak rintangan yang menghadang bahkan hampir kedistrak oleh keadaan. Yang mana di sini harus kuat dengan tekad yang membara sampai di titik akhir. Mau tidak mau harus dijalani, bahkan mengorbankan waktu untuk sampai titik akhir.
Tangisan air mata sering beriringan dengan berjalannya waktu, hal itu sudah menjadi hal biasa setiap harinya. Namun tangisan itu bukanlah mengubah keputusan untuk berhenti melanjutkan perjuangan itu. Bahkan itu menjadi tombak semangat menjadi Pramuka Garuda.
Lalu apa dalam benak orang lain melihat kami hanya seorang pramuka, tapi mati-matian sekedar memperjuangkan "Pramuka Garuda?" Banyak orang yang bilang buat apa ikut pramuka sampai tingkatan yang tinggi, bahkan sampai membuang waktu sia-sia hanya untuk kegiatan pramuka.
Bagaimana tidak, mendengar kata itu hati saya langsung teriris. Sakit rasanya mendengar kata yang diucapakan dari orang sekitar saya, akhirnya saya akan bekerja keras untuk mendapatkan tingkatan itu. Supaya bisa menunjukan bahwa pramuka itu berkualitas dan bermanfaat.
Tibalah saatnya melakukan Uji Praktik, untuk Seleksi Pramuka Garuda itu. Kegiatan ini berlangsung 3 hari menginap di Sanggar Pramuka, di situlah saya ditempa untuk menjadi Pramuka Garuda yang berkualitas.
Tema yang diangkat pada Seleksi Pramuka Garuda ini "Setia, Siap, Sedia". Pengambilan tema ini memiliki makna yang dalam untuk Pramuka Garuda yang mana harus tetap berkomitmen untuk menjadi Pramuka serta selalu siap dalam situasi dan harus bersedia dalam ikut serta membangun pramuka.
Seleksi ini bertujuan untuk menguji layak atau tidak untuk menjadi Pramuka Garuda yang mana telah cakap dalam Scouting Skill. Pramuka Garuda diharapkan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berguna bagi sendiri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan bagi sekitarnya.
Hari demi hari sudah terlewati untuk Seleksi Pramuka Garuda dan tibalah saatnya Pelantikan Pramuka Garuda, yang mana itu menjadi titik akhir perjuangan yang diimpi-impikan sejak awal. Disematkannya Tanda Garuda di dada dan dikalungkan medali yang berlogo garuda sudah ada pada diriku. Akhirnya resmi sudah menjadi pramuka garuda. Yang mana tidak mempunyai sayap fisik, tetapi kepak tak bersayap.
Dari situ menjadi Pramuka Garuda bukanlah hal yang mudah bagi anak pramuka, banyak yang tidak yakin bahwa dirinya bisa sampai tingkatan itu. Lakukan dengan semangat dan tekad seperti yang difilosofikan seperti burung elang yaitu tinggi dan kuat.
Seperti halnya Pramuka Garuda ini yang memiliki jiwa yang patriotisme yang tinggi dan siap dalam segala rintangan. Pramuka Garuda bukanlah sekedar mempunyai sayap fisik melainkan Kepak Tak Bersayap yang mana banyak nilai yang diambil dari sini yaitu nilai pengorbanan, kedisiplinan, komitmen, dan tanggung jawab. Dan bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berguna bagi sendiri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan bagi sekitarnya.
Biodata Penulis:
Emi Nur Khamida lahir pada tanggal 15 September 2005 di Banyumas. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.