Junk Food Bikin Gendut: Fakta yang Perlu Diketahui

Zat-zat yang terkandung pada junk food seperti garam, gula, penyedap rasa, dan lemak jenuh diketahui dapat menyebabkan darah tinggi, kolesterol ...

Mi goreng, ayam goreng, pizza, dan burger. Ya, junk food memang makanan yang sulit sekali ditolak perut kita. Kita semua pasti sudah tahu kalau junk food adalah makanan yang tidak sehat. Namun, mengapa makanan cepat saji begitu menggoda sehingga sampai rela putus hubungan demi mendapatkan kulit ayam? Lalu, bagaimana dampak mengonsumsi junk food secara berlebihan? Temukan jawabannya dalam esai ini.

Junk food sendiri adalah makanan-makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Kandungan vitamin dan proteinnya rendah, tetapi kandungan gula, garam, dan lemaknya sangat tinggi. Namun, faktanya kita memang lebih tergiur dengan makanan junk food yang bisa bikin gendut dibanding makanan-makanan yang menyehatkan perut.

Junk Food Bikin Gendut

Zat-zat yang terkandung pada junk food seperti garam, gula, penyedap rasa, dan lemak jenuh diketahui dapat menyebabkan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, termasuk angka yang ada pada timbangan juga tinggi.

Sebuah studi terbaru dari University of Texas menyatakan lemak tidak sehat yang terkandung dalam produk olahan susu dan burger secara langsung akan memengaruhi otak dan mematikan sistem peringatan yang memberikan informasi saat seseorang kenyang. Akibatnya, seseorang akan tidak puas dan ingin makan makanan cepat saji secara berlebihan.

Hal tersebut menunjukkan efek ini sangat kuat dan kalau zat kimia yang ada pada otak dapat berubah dalam waktu sangat singkat. Pemimpin penelitian tersebut, Dr. Deborah Legge menyebutkan burger dan keju yang dimakan oleh seseorang efeknya dapat membuatnya lapar hingga tiga hari kemudian.

Clegg juga menambahkan secara normal tubuh manusia akan mengirimkan pesan ketika kita sudah kenyang. Namun, jika kita memakan sesuatu yang terasa enak di mulut hal ini tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan kandungan lemak palmitic acid sangat cerdik menipu otak. Palmitic acid adalah jenis lemak jenuh yang ditemukan pada mentega, susu, dan daging sapi.

Penelitian lain dari American Academy of Pediatrics menunjukkan remaja yang suka makan junk food ternyata sangat mengenal iklan dan logo restorannya. Namun, mereka tidak mengetahui jika makan junk food dapat menyebabkan kegemukan atau bahkan obesitas.

Dalam penelitian itu, sebanyak 3.342 responden remaja usia 15 hingga 23 tahun diminta menonton dua puluh gambar iklan restoran cepat saji dan dua puluh iklan minuman beralkohol di TV. Ketika merek restorannya dihapus oleh para peneliti, orang-orang yang benar-benar menyukai junk food maka mereka akan tetap ingat nama restorannya.

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sekitar 15 persen remaja dapat mengingat merek restoran junk food tersebut. Bahkan, remaja yang mengenal banyak merek restoran junk food memiliki tubuh lebih gemuk dibandingkan remaja yang hanya mengenal beberapa iklan.

James D. Sargent, MP, FAAP, penulis penelitian tersebut mengungkapkan remaja yang mengenal iklan tersebut mungkin sering mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi ini. Mereka sangat sensitif terhadap setiap tampilan yang dipertontonkan dan setiap iklan makanan cepat saji ini.

Jadi, bagaimana cara mengonsumsi junk food supaya tidak bikin gendut?

1. Makan dengan Porsi Kecil

Junk food sendiri memang telah diketahui memiliki kandungan gula, garam, penyedap rasa, dan lemak yang tinggi sehingga lebih aman jika dikonsumsi dalam porsi kecil. Jangan lupa untuk mengimbangi dengan olahraga dan banyak minum air putih.

2. Makan Satu Jenis Saja

Satu jenis makanan cepat saji ternyata memiliki kalori tiga kali lipat makanan pokok. Selain itu, kandungan nutrisi pada junk food juga rendah. Oleh sebab itu, lebih aman jika mengonsumsi junk food satu jenis saja.

Misalnya minggu ini makan burger, kemudian minggu depan makan pizza. Dengan cara ini tubuh akan mengurangi kalori yang tersimpan yang bisa menjadi lemak dalam tubuh.

3. Makan Junk Food Seminggu Sekali Saja

Coba atur makan makanan cepat saji maksimum sekali saja dalam seminggu. Dikutip dari Times of India, pola makan seperti ini ternyata dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh tanpa merusaknya.

Menariknya, mengonsumsi junk food sekali dalam seminggu diketahui dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh dan membakar lebih banyak kalori. Namun, jangan lupa untuk mengonsumsi buah dan sayur selama enam hari lain.

Jadi, pada intinya makan makanan cepat saji memanglah enak rasanya. Namun, semua yang berlebihan itu tidak baik, begitu juga dengan efek yang ditimbulkan jika mengonsumsi junk food secara berlebihan.

Penyakit-penyakit berbahaya seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas siap mengintai Anda yang suka makan junk food secara berlebihan. Oleh karena itu, konsumsi makanan cepat saji perlu diatur supaya tubuh kita tetap sehat. Jangan sampai gara-gara suka makan junk food tubuh menjadi gendut atau bahkan tagihan dan utang juga ikut jadi gendut.

Ivan Wahyu Nugroho

Biodata Penulis:

Ivan Wahyu Nugroho lahir pada tanggal 1 Oktober 2004 di Boyolali. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.