Hasil Karya Bermanfaat Dapat Dimulai dari Diri Sendiri

Zaman yang selalu mengikuti tren ini tidak akan ada habisnya jika mengikuti nafsu semata. Padahal, daripada membeli barangnya langsung, kita bisa ....

Di tengah kesibukan yang kembali padat ini, kalimat “spill barangnya dong kak”, selalu dapat ditemui di manapun. Tempat kerja, kampus, bahkan di dalam suatu forum pun menjadi sasaran empuk pertanyaan para konsumen dengan menanyakan barang yang menarik dilihatnya.

Tak dapat dipungkiri bahwa Gen Z dengan jiwa labilnya mengikuti arus tren yang tiada habisnya. Memang tidak ada yang salah untuk hal tersebut, tetapi jika diteruskan akan menjadi perilaku konsumtif dan individu kesulitan untuk menyortir informasi dengan baik.

Karena tren spill barang ini ramai dari kalangan ibu-ibu sampai anak-anak yang masih sekolah, yang dapat kita rasakan dan alami juga, sebagian besar dari kalangan tersebut mengetahui barang-barang dari tren tersebut karena hasil scrolling media sosial.

Recharge energi di waktu luang dengan melihat sosial media, tidur, dan bermalas-malasan di rumah seharian adalah kegiatan yang tidak produktif. Lain halnya jika kita mempunyai kegiatan bermanfaat dan mendapatkan hasil.

Zaman yang selalu mengikuti tren ini tidak akan ada habisnya jika mengikuti nafsu semata. Padahal, daripada membeli barangnya langsung, kita bisa mendapatkan pengalaman yang berharga dengan hasil dari apa yang kita mau.

Contohnya dengan mengikuti kursus bidang seni. Kursus tersebut dapat ditemukan di iklan semua media sosial dengan harga yang sudah dicantumkan dan di hari-hari yang sudah ditentukan.

Kursus Seni

Kursus ini pastinya juga disesuaikan dengan usia. Pendaftaran dari kursus seni pastinya dengan metode yang sangat memudahkan karena dibuat dalam bentuk iklan yang memuat informasi-informasi penting untuk pelanggannya. Hal ini menjadi langkah baru untuk mengembangkan apa yang disukai dengan minat yang ada.

Kursus seni di era ini juga berinovasi dengan mengikuti perkembangan tren. Jika dapat kita lihat, yang mendominasi pasar sekarang adalah barang-barang lucu. Maka, kursus seni tersebut berinovasi dengan menyediakan jasa serta bahan-bahannya untuk memberikan kita kelas seni tentang bagaimana pembuatan barang-barang lucu tersebut. Kegiatan ini selain bermanfaat, juga bisa mengambangkan skill sosial karena bertemu dengan orang-orang baru dan berbagi keceriaan.

Kursus seni dengan tren yang ada misalnya, membuat kue dengan hasil gambaran kita sendiri. Pengalaman ini akan sangat berharga karena mendapatkan serangkaian kegiatan memasak, menghias, dan membungkus kue dengan rapi dan cantik. Walau akhirnya sama-sama untuk dikonsumsi sendiri, tetapi akan berbeda jika kita mengikuti kelas seni dengan arahan dan dengan memasak sendiri di rumah.

Kursus seni ini melatih kesabaran dan mengembangkan ide-ide kreativitas individu. Bakat kita juga akan semakin berkembang jika dilatih dengan diberi arahan dari seorang mentor yang memang sudah handal dalam bidang tersebut.

Selain itu, kita pastinya juga bisa menanyakan apa yang dapat mempengaruhi gagal dan suksesnya hasil karya kita. Berbeda dengan apa yang kita lakukan sendiri di rumah yakni clueless jika dihadapkan dengan kegagalan dari kegiatan kita.

Contoh lain untuk barang-barang lucu dengan trennya yakni pembuatan tas. Mulai dari tas rajut, tas jahit, tas manik-manik, dan apapun bentuk tas dengan tipenya sendiri akan menjadi hal yang berbeda jika tangan kita sendiri yang membuatnya.

Kesulitan yang kita hadapi saat membuatnya akan berdampak pada sikap untuk menjaga tas tersebut dan menjaganya agar lebih awet untuk ke depannya. 

Bayangkan, tas yang kita temui di berbagai iklan di media sosial ternyata kita bisa membuatnya sendiri dengan mengikuti kelas seni. Hal ini berdampak pada kepuasan tersendiri bagi konsumen produk-produk lucu serta pelanggan dari kursus seni.

Budaya “spill barangnya dong kak”, akan menjadi berbeda jika kita membuat barang menarik tersebut dengan hasil tangan sendiri. Orang lain mungkin tidak akan percaya, tetapi itulah kepuasan dari hasil karya sendiri yang membuat orang lain terheran.

Kursus seni cocok untuk individu yang ingin mencari kesibukan atau hanya sekadar recharge energi dengan hal-hal yang bermanfaat. Tidak ada lagi kalimat, ‘takut mencoba’ karena semua yang berada dalam satu kelas seni pun juga pertama kali merasakannya. Terkadang, dalam satu kelas tersebut akan terjalin interaksi saling bantu-membantu satu sama lain dan berakhir pada hubungan yang baik.

Kursus ini juga sangat cocok untuk penghilang stres, seperti yang kita rasakan, kembali padatnya jadwal kita berkegiatan di setiap harinya membuat kita sendiri kadang-kadang kewalahan. Hal ini bisa menjadi salah satu pelarian dari sibuknya dunia dan mengembangkan ide-ide yang ada serta kembali me-refresh-kan otak dan energi setelah berkegiatan panjang.

Dari pengalaman yang didapat, teman baru yang berhubungan baik, maka hidup kita akan berada dalam pengaruh dunia positif karena minat dan bakat berkembang serta interaksi sosial yang baik memudahkan kita untuk mencari solusi dan memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan.

Kehidupan dengan jiwa konsumtif dan takut mencoba ini juga sudah tidak akan ada lagi di kamus kehidupan kita. Pikiran positif akan kepuasan dari hasil sendiri dan berproses selama belajar mengakibatkan hidup kita nyaman dan berjalan lebih baik dari sebelumnya.

Novia Rahmah Zuhroh

Biodata Penulis:

Novia Rahmah Zuhroh lahir pada tanggal 9 November 2004 di Sukoharjo. Ia memiliki hobi menyanyi, menonton film, dan mendengarkan musik.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kemudahan teknologi saat ini tidak sedikit berdampak kepada rasa malas seseorang. Jika dirasakan secara nyata, tidak semua teknologi memberi manfaat baik. Mager (atau malas gerak) …
  • Di tengah kesibukan yang kembali padat ini, kalimat “spill barangnya dong kak”, selalu dapat ditemui di manapun. Tempat kerja, kampus, bahkan di dalam suatu forum pun menjadi sasar…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.